04 || Nathan : Kotak Makan

12 3 0
                                    

[Bab 5]

"Bukan. Bukan kamu yang dia mau. Kamu hanya bagian kecil di dunia ini yang secara kebetulan tertangkap oleh sepasang matanya."

*****

Nathan berhasil tak terlambat untuk hari ini. Sang Papa yang biasanya pergi ke kantor di jam 8 pagi itu memilih memajukan jadwalnya. Dan abaikan Novan, lelaki itu masih tidur sewaktu Nathan sudah berkutat dengan sepatu. 

"Kamu bawa bekel makan aja ya. Ini juga ada satu kotak makan lagi, kasih ke temenmu." Rumbi tersenyum cerah dengan tangan masing-masing memegang kotak berwarna hijau dan hitam. 

"Temen Atha di sekolah cuman Maura, Abin, sama Ivan," lempeng Nathan. 

Rumbi menggeleng tak habis pikir, "kamu ini! Apa bedanya sama di rumah? Mama lama-lama khawatir kalau gitu caranya." 

"Gapapa."

"Gapapa your head! Terus yang waktu itu kerja kelompok di sini siapa?" 

"Reno, Joan?" 

"Kalau yang diomelin sama Mamanya karena kelamaan di sini?" 

"Vian?" Nathan mencoba mengingat. 

"Mereka bukan temen kamu emangnya?" dan Rumbi menghembuskan nafas lelah ketika putra bungsunya menggeleng dengan raut datar menyebalkan. 

Tiba-tiba wanita yang masih terlihat cantik walau tak lagi berada di usia muda itu tersentak, teringat seseorang yang belum ia sebutkan, "nah kalau perempuan yang nganterin kamu waktu itu siapa?" 

"Ohh, itu?" Nathan ikut bingung. Disebut teman tapi masing-masing dari mereka tidak mengkonfirmasikan hal itu. Untuk sebutan rekan sekelas juga mereka kan berbeda kelas. 

Rumbi sendiri memicingkan mata mendapati reaksi ragu-ragu itu, "pacar kamu ya?" 

Nathan seketika melotot kaget. 

"Enggaklah! Cuman rekan sekolah aja Lava tuh." 

Kibasan tangan beserta raut jahil sang ibunda tercinta membuat Nathan sedikit kesal. 

"Udah gapapa, ngaku aja adek. Lagian bagus itu, daripada kakakmu tuh sampe sekarang gak pernah bawa ceweknya ke rumah." Rumbi tersenyum pahit. Dia juga ingin seperti teman-temannya yang selalu memamerkan pacar atau bahkan istri dari anak-anak mereka. 

"Mama ini, emang pacar anaknya cuman dijadiin ajang pamer aja?" 

"Iya." dan Nathan sebal ketika ekspresi datar nan lempeng itu tercetak di wajah cantik Mama yang plek ketiplek dengan dirinya. 

Jika Novan dari segala aspek bisa disebut sebagai kloningannya sang Ayah, Nagasa, maka Nathan adalah perwujudan Rumbi dalam tubuh seorang laki-laki. Di usia remaja Rumbi sama persis dengan Nathan saat ini. Namun seiring bertambahnya usia dan dikaruniai dua jagoan hebat, wanita itu mulai bersifat lembut dan tersenyum  dengan ramah. Cerewet mereka ketika di depan orang terdekat juga tetap sama. 

"Yaudah, sana berangkat! Itu Papa udah turun." dan benar saja, dari arah tangga Nagasa turun dengan tergesa-gesa. Menghampiri sang istri kemudian mengecup pipinya. 

"Mama liat dasi yang dikadoin Atha waktu Papa ulang tahun gak?" Pria paruh baya itu tak menyadari eksistensi sang putra hingga Nathan pun akhirnya angkat suara. 

"Kenapa Pah, ilang? Ceroboh," komentar Nathan pedas. Si bungsu kesayangan itu menggelengkan kepala ketika Papa menggaruk leher dan menyengir. Sedangkan Rumbi mulai mencari di mana dasi Nagasa yang hilang. 

Lava Di Bulan Februari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang