[Bab 12]
"Gue gak akan ngelak. Lo tau, gue juga tau. Jadi kita cuman bisa ngebiarin kayak gini aja."
*****
Lavanya menghindarinya. Sudah satu minggu begitu. Nathan menyadari hal itu kala sang gadis membuang muka begitu mereka berpapasan, dan di waktu istirahat anehnya lagi terlihat rutin bersama Gemintang.
Nathan berpikir itu karena pernyataan cinta tak langsung darinya, sehingga Lavanya menghindar dan tak ingin berteman dengannya lagi. Padahal Nathan yakin kalau gadis itu sebelumnya juga bersikap sama dengan Nathan. Salah tingkah jika Nathan menjahili gadis itu dalam artian romansa.
Apa Nathan saja yang salah tangkap dan kepedean, ya?
"Ci," panggil Nathan tak semangat.
Cio yang sibuk memelototi anggota girlgrup Korea ; Twice, menjawab dengan deheman saja.
Semenjak hari dimana Nathan dan Cio panik karena Lavanya tak ada kabar, kedua lelaki itu menjadi lebih dekat. Apalagi dengan kehadiran Gemintang yang seolah menggantikan mereka. Kedua orang itu semakin merasa miris.
"Apa gue tembak Lava aja?"
"Jangan bego! Entar mati anak orang!" Cio begitu shock mendengar hal itu.
Nathan berdecak sebal. Mengapa juga ia menjadi berteman dengan bad boy yang berwajah baby face dan lola seperti Cio?
"Bukan gitu tolol!"
"Ohhh."
Nahkan. Kerjaan ini anak membuat Nathan emosi saja.
"... Dahlah. Ngomong sama lo gak ada guna."
"Ya iyalah! Orang gue enggak jualan guna-guna."
"Serah, serah. Gue gak peduli." Nathan menutup kuping. Menjatuhkan kepala di meja kantin. Cio sendiri yang belum menghabiskan bakso miliknya karena sibuk menonton MV Twice itu mendengus.
"Gue kasih tau, ya. Lava kayaknya gak suka sama lo."
Nathan mengangkat wajah dengan cepat, "sok tau!"
"Dih, dibilangin juga!" sewot Cio.
"Lo bilang gitu karena suka sama Lava juga, kan? Ngaku lo!"
"Emang sih. Keliatan banget, ya?" Cio bertanya dengan santai.
"Cih."
Mereka berdua kembali sibuk dengan dunia dan pemikiran sendiri. Hingga akhirnya seseorang yang mereka gibahkan lewat, tertawa kecil menanggapi seseorang yang berjalan di sampingnya.
Cio menjadi miris dan iba saat ekspresi melas dan seolah anak kecil yang kehilangan es krim karena tak sengaja jatuh itu terpasang di wajah Nathan.
"Udah gapapa. Entar juga temenan sama kita lagi," ujar Cio.
"Hmm. Gue ragu," gumam Nathan ketika memperhatikan Gemintang yang juga menatapnya. Bisa Nathan lihat senyuman sinis diberikan oleh lelaki itu.
"Dih!" Nathan semakin tak suka.
Kepada Gemintang dan juga sksd nya terhadap Lavanya.
Atau bahkan pada gemuruh yang ia rasakan saat melihat mereka bersama.
-
"La!"
Nathan berlari, mencekal tangan Lavanya agar tak bisa kabur lagi. Mereka tak sengaja berpapasan di lorong yang menuju perpustakaan dan toilet. Nathan yang baru keluar dari toilet dan Lavanya sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lava Di Bulan Februari
Teen FictionDitengah rasa kagum akan sosok Lavanya, Nathan si Anak Mama mulai merasa bahwa gadis konyol itu menyembunyikan beberapa rahasia. Tak berniat ikut campur awalnya. Namun, ini Lava. Gadis yang kehadirannya seolah memaksa Nathan untuk sekedar melirik...