012 | Nathan : Katakan Ini Mimpi

5 3 0
                                    

[Bab 15]

"Aku selalu berharap bahwa itu semua adalah mimpi buruk."

*****


Nathan tak berhenti tersenyum. Sejak semalam dia melamun dan tiba-tiba tertawa seperti orang bodoh.

Itu membuat Maura yang duduk di depannya, menunggu lelaki itu mau beranjak dari kursi untuk pulang bersama bergidik dengan ngeri.

"Kesambet lo?"

Nathan berdecih, menatap gadis itu sinis kemudian kembali ke dalam dunianya.

"Gue berasa bareng patung kalau sama lo teh. Dah ah, gue balik aja dukuan, bye!"

"Hm."

Nathan masih melamun, bahkan tak peduli dengan Maura yang melengos pergi.

"Gue boleh masuk?"

Karena ini adalah kelas orang lain, Edwin yang berdiri di depan pintu itu hanya bisa melongokkan wajahnya.

Nathan bingung sendiri. Memang sih kelasnya ini kosong dan hanya ada dirinya. Jadi saat kakak kelasnya itu menghampiri ia, otaknya sibuk mencari tahu. Apa maksud dari kedatangan Edwin.

"Ini soal Lavanya."

"Kenapa Lava?"

"Gue gak pernah liat Gemintang semarah itu."

"Maksudnya?"

"Waktu kita ngumpul, Gemintang bilang kalau dia liat lo sama Lava kemarin malam. Dia marah tau Lavanya berhubungan lagi sama lo."

Nathan terdiam. Salah dirinya juga yang tak berhati-hati.

"Terus sekarang dia gimana?"

"Gatau. Begitu bel pulang bunyi, dia cepet-cepet pergi gitu aja."

Edwin terlihat frustasi juga. Karena dia satu-satunya teman Gemintang saat lelaki itu masuk ke sekolah ini. Semua sikap buruk Gemintang bahkan diketahui oleh dirinya karena dia mengalami hal itu.

Tapi beruntungnya Edwin, dia adalah ketua dari geng yang mereka miliki. Jadi Gemintang tidak akan berbuat macam-macam karena respect terhadap ketua.

"Lo harus tau, Gemintang gak akan ngelepasin Lavanya dengan mudah."

"Hmm, gue tau."

"Gemintang punya obsesi sama pertemanan. Dia gak mau temennya itu deket sama yang lain lagi."

Nathan mengernyit, "maksud lo?"

"Kalau temennya itu pingin lepas dari dia, maka ada satu kemungkinan terburuk."

Edwin menatap mata Nathan dengan lekat, "orang itu bakal mati."

Bertepatan dengan hal itu, ponsel milik Edwin berbunyi. Sebuah telpon dari seseorang bernama Gemintang yang saat ini mereka bicarakan.

-

Nathan berlari dengan nafas tak karuan setibanya di rumah sakit.

Lava Di Bulan Februari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang