Prolog

266 20 7
                                    



“A-aku kira kamu orang yang benar-benar tulus,” kata gadis itu gemetar. Bajunya kusut dan kotor. Rambutnya pun lusuh berantakan. Beberapa luka kecil di lengan dan kakinya mengeluarkan darah namun, sudah mengering.

Why darling? Inilah diriku yang sebenarnya.” Senyum miring begitu mengerikan di hadapan Sara. Gadis itu duduk di sofa dengan kedua tangan dan kakinya terikat kuat. Berusaha memberontak tapi percuma melawan dengan tenaga yang sudah habis.

Lelaki itu bangkit dari sofa dan melangkah ke arah ruang kosong di belakang gadis itu duduk. Salah satu sikunya menumpu kepala sofa dan tangan satunya sibuk menyingkirkan anak rambut ke telinga gadis itu.

Sara berusaha menghindari tangan menjijikkan milik lelaki itu. Namun, ia menarik dagunya kasar.
“Diam, darling!” bentaknya diiringi tertawa kecil. Lelaki itu melangkahkan kaki dan duduk di samping sang gadis.

Wajahnya mendekat dan lelaki itu berbisik, “apa yang harus aku lakukan? Apa aku ubah saja wajahmu supaya Enggar tak mengenalmu.” Selesai mengatakannya ia menjauhi leher gadis itu.

Sara terdiam dan semakin dibuat takut hingga air matanya tak sengaja jatuh. Matanya enggan menatap lelaki itu karena saking takutnya. Air bening itu membuat lelaki itu merasa kesal. Ia menangkup wajah Sara dan mengusap air itu dengan senyuman mengerikan.

Gadis itu sudah kehabisan akal cara kabur dari tempat ini. Entah dimana ia tidak tahu dan sepertinya di luar sana begitu sunyi. Ia berharap untuk bisa bertahan hidup dan memenuhi permintaan Praya.

Lelaki itu membuka amplop cokelat yang entah apa isinya. Begitu tebal seperti kumpulan duit-duit rakyat. Tangan kekarnya menumpahkan isi amplop itu ke atas meja berbahan kaca.

“Ini semua aku kumpulkan karena kamu semakin menghindariku, dulu aku begitu terobsesi pada Praya namun, aku semakin dibuat gila olehmu, Sara,” ungkapnya dengan tersenyum mengerikan kembali.

“A-aku menyesal mengenalmu, Darren,” ungkap gadis itu dengan rasa penyesalan.

Ketulusan Si Penguntit (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang