Hal Baru

10 1 0
                                    

Kini sudah saatnya pulang sekolah, Selana menghampiri kelas Galaksi yang hanya tersisa Galaksi sendiri disana, ia sedang memainkan game di ponselnya. Selana memanggil namanya, tapi Galaksi tak kunjung menengok padanya, Selana akhirnya memasuki kelas Galaksi dan mencolek tubuh Galaksi agar ia menengok, tetapi Galaksi tetap saja tidak menengok, Selana pun duduk di depan bangku yang Galaksi duduki, menunggu orang tersebut menengok ke arahnya, namun nihil, orang itu tetap berfokus pada ponselnya.
"Sa, ayok balik." Ucapnya yang namun hanya dihiraukan
"Antariksa, masih marah soal kejadian tadi?"
"Yaudahlah kalo lo gamau pulang, gue pulang sendiri."
"Yakin berani lewatin gang kecil itu?" Ucap Galaksi yang masih memainkan game di ponselnya.
Ucapan itu berhasil membuat Selana duduk kembali. Galaksi tau ketakutan Selana, setiap pulang sekolah, Selana selalu takut lewat gang kecil menuju arah rumahnya, karena setiap lewat situ Selana selalu merasa ada yang mengawasi, sedangkan itu satu satunya jalan pulang menuju rumahnya, mau tidak mau ia lewat gang itu, namun biasanya ia tidak pulang sendiri, melainkan bersama Galaksi.
"Kok duduk lagi? Kenapa?"
"Takut." Ucapnya dengan suara yang sangat kecil.
Galaksi tersenyum melihat tingkah lucu itu, ia langsung mematikan ponselnya dan berdiri.
"Ayok pulang, udah sore nih."
Selana pun langsung berdiri dan mengikuti arah langkah Galaksi

Kini Mereka sudah sampai dirumah Selana, Galaksi berpamitan, lalu Selana menyuruh agar Galaksi mampir dulu ke rumahnya, namun Galaksi menolak dan langsung pergi. Selana pun heran dengan kelakuan Galaksi yang tiba tiba pergi, biasanya bila Selana ajak mampir dulu ke rumahnya, Galaksi selalu mau dan bermain bersama abangnya Selana, namun tumben sekali ia menolak, Selana sudah terlalu pusing hingga kemudian memilih mengabaikan hal itu dan masuk ke dalam rumahnya. Ia disambut oleh abangnya yang tengah bermain PS di ruang tengah
"Galaksi mana sel?" Tanya Satria abangnya Selana
"Udah balik duluan."
"Tumbenan banget tuh bocah langsung balik." Ucap Satria yang masih berfokus pada layar TV
"Gatau bang Sat, lagi PMS kali."
"Ck Sel, udah gue bilang jangan manggil bang sat, panggil yang lain kek, ga enak banget didengernya kalo manggil bang Sat."
Selana pun menengok ke arah Satria
"Bang Sat, bang Sat, bang Sat." Ucap Selana meledek Satria kemudian ia sedikit berlari ke kamarnya dan mengunci kamarnya
"SELANAAA, GUE ADUIN MAMA YA."
"ADUIN AJA, NTAR GUE ADUIN BALIK LO BIKIN TEFLON MAMA GOSONG." Teriak Selana dari dalam kamarnya.
Satria yang merasa sudah kalah dari Selana pun hanya terdiam dan melanjutkan bermain PS seperti tidak terjadi apa-apa.

Disisi lain di rumah Galaksi, Galaksi tengah duduk di teras rumahnya bersama Siti sang bunda dan Ghina adiknya, mereka sedang mencari udara segar di teras rumahnya sambil bercerita ringan
"Tumben Gal pulang cepet." Tanya Siti sambil menyisirkan rambut Ghina
"Dah atuh bunda Gala mah serba salah, pulang cepet salah, pulang telat juga salah." Ucap Galaksi sembari mengipas ngipaskan dirinya
"Bukan gitu ih, maksud bunda mah biasanya kamu jam segini masih main dirumah Lana, baru balik abis isya."
"Lagi marahan itu Bun sama teh Lana." Ucap ghina yang sedang bermain ponsel
"Anak kecil ikut-ikut wae pembicaraan orang gede." Ucap Galaksi menoyor kepala adiknya
"Bunda, a' gala tuh noyor noyor kepala adek."
Siti pun menoyor kembali kepala Galaksi, namun toyoran itu tidak memakai kekuatan, hanya toyoran kecil saja
"Dah kamu mah kenapa atuh noyor-noyor kepala anak bunda?"
"Bunda, emang Gala bukan anak bunda?" Tanya Galaksi dengan muka yang setengah bete
"Kamu mah anak bapak, bukan anak bunda."
"Nteu, Gala mah anak bunda, orang Gala aja dilahirin dari rahim bunda bukan rahim bapak." Ucap gala menolak bahwa ia adalah anak bapaknya
"Si aa' mah, ntar adek aduin bapak ah kalo katanya a' Gala bukan anak bapak, biar uang jajan aa' dipotong." Ucap Ghina yang sudah bersiap menelpon bapaknya, dengan cepat Galaksi mengambil ponsel Ghina dan mematikan ponsel Ghina
"Atuh aa' balikin hp Adek!"
"Nteu, ambil wae kalo kamu bisa mah." Ucap Galaksi mengangkat tangannya tinggi tinggi sambil menggenggam ponsel milik adiknya
"Bundaaa."
"Gal, balikin itu hp adiknya cepet" Perintah Siti pada Galaksi
"Nteu bu" Ucap Galaksi menolak
"A' itu teh Lana lewat sama siapa a? Cowonya lebih cakep daripada aa', liat deh." Ucap Ghina berusaha mengalihkan perhatian abangnya
Galaksi pun menengok ke arah yang Ghina tunjuk, dan dengan cepat Ghina langsung mengambil ponsel miliknya dan kabur masuk ke dalam kamarnya.
"Bocil ngeselin ih." Gerutu Galaksi
"Kamu ini suka banget godain adekmu Gal, udah sana mandi." Ucap Siti bangun dari tempat duduknya dan masuk ke dalam rumah.

☆☆☆

"Bang sat, mau anterin Selana sekolah gak?" Tanya Selana pada Satria yang baru saja keluar dari kamarnya
"Lu ga liat gue baru aja keluar kamar belum mandi, lagian tumben banget minta anterin, biasanya sama Galaksi." Jawab Satria menutup pintu kamarnya kemudian beranjak ke dapur untuk melihat bundanya memasak, Selana pun mengikuti Satria dari belakang
"Yaudah bang gue tungguin lu mandi, tapi mau ya anterin?" Tanya nya lagi pada Satria yang menghampiri bundanya yang sedang memasak
"Dor! Mama masak apa? Wangi banget." Ucap Satria mengagetkan bundanya dari belakang
"Astaghfirullah! Satria! kenapa ngagetin mama?" Kaget Genita mamanya Selana dan Satria, kepada Satria
"Gapapa sih ma, makanannya wangi banget, Satria jadi laper." Jawab Satria kemudian duduk disalah satu bangku yang terletak di dapur
"BANG SAT JAWAB DLU PERTANYAAN GUE ISH." Teriak Selana di dapur kemudian duduk di lantai, meringkuk tidak jelas karena ngambek dengan abangnya
"Astaghfirullah Selana, kamu buat mama kaget! Ini kenapa semuanya pada suka banget bikin mama kaget sih? Selana kamu kenapa duduk dilantai? Kotor nanti seragammu." Ucap Genita mematikan kompornya dan menghampiri Selana dan berusaha membangunkan Selana dari lantai
"Ma, bang Sat gamau nganterin Selana ke sekolah." Ucap Selana enggan bangun dari lantai dapur
"Satria, anterin adek kamu sekolah, suka banget bikin adek kamu ngambek gini. Selana kamu bangun dong jangan duduk di lantai gitu, kotor." Ucap Genita masih berusaha membangunkan Selana dari lantai
"Satria belum mandi ma, masih jelek mukanya." Ucap Satria yang acuh melihat Selana duduk di lantai
"Selana tungguin bang Sat mandi." Ucap Selana kemudian bangun dari lantai
"Satria bel-"
Belum selesai Satria bicara Genita langsung memotong ucapan Satria
"Udah sana mandi Sat, abis itu anterin adekmu itu." Ucap Genita
Selana kemudian memeluk Genita, kemudian Genita kembali melanjutkan masakannya
"Rese." Ucap Satria dengan suara yang sangat kecil
"Bodo wlee." Ledek Selana kemudian masuk ke kamarnya mengambil tasnya.
Satria kemudian dengan berat hati berjalan ke kamarnya juga mengambil handuk dan setelah itu pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Selama di perjalanan dua-duanya sibuk dengan pikiran masing-masing yang membuat suasana hening, namun tiba-tiba Satria menyeletuk
"Kenapa sih dari kemarin ga sama Galaksi? Lagi marahan? Kan gue jadi korbannya." Ucap Satria yang masih fokus pada pemandangan depan sambil menyetir
"Udah jangan ngajak ngobrol, fokus nyetir aja."
"Ditanyain juga, ada masalah tuh dibicarain jangan didiemin." Ucap Satria lagi
"Antariksa yang nyuekin gue duluan, bukan gue."
"Berarti lo yang salah Sel, Galaksi ga mungkin marah gitu aja"
"Dih parah banget bukan belain adeknya malah belain Antariksa." Selana membentuk bibirny melengkung kebawah
"Galaksi ga mungkin marah gitu aja Selana, dia bukan tipikal moodyan kayak lo." Ucap Satria yang membuat hati Selana tertohok
'ya betul juga sih'
"Yaudah sih fokus aja nyetir, gausah ngajak ngobrol."

Galaksi Antariksa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang