Cemburu

7 1 0
                                    

"Tadi sama Eljie seru sel?" Tanya Galaksi yang kini sedang menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya.
"Seru, gue kesana niatnya mau nyari buku pemasaran sekalian novel bumi itu, lo tau kan? Yang karya tere liye, nah ternyata Eljie juga baca itu, dia punya bukunya, dia mau minjemin bukunya, ya gue pikir juga daripda beli, gue harus hemat uang juga, mending pinjem Eljie, terus dia juga tadi sekalian nyari buku series lainnya dari karya tere liye, pokoknya seru deh, abis itu kita beli minum, dia yang beliin sih, gue ga minta beliin padahal." Selana berbicara panjang lebar sambil memakan nasi gorengnya.
"Seru banget dong?" Tanya lagi Galaksi
"Seru Sa, kenapa sih nanya gitu?" Kini Selana yang bertanya
"Lebih seru daripada sama gue Sel?" Tanya lagi Galaksi mengabaikan pertanyaan Selana
"Sa? Kenapa sih nanya gitu?" Selana enggan menjawab pertanyaan Galaksi, jujur saja memang jalan bersama Eljie terasa lebih seru, mungkin karena Selana masih menyukai Eljie, sebab itu rasanya lebih seru dan menyenangkan.
"Gapapa, lanjut makan aja." Galaksi melanjutkan makannya dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
Selana pun enggan mengambil pusing dan melanjutkan makannya yang sempat tertunda tadi.

☆☆☆

Galaksi sedang bersandar pada headboard kasur yang ada di kamarnya, termenung memikirkan apakah Selana masih ada rasa pada Eljie? Apakah Galaksi benar-benar tidak ada harapan kepada Selana? Haruskah Galaksi memberitahu Selana bahwa ia menyukainya? Semua itu terlintas di dalam pikiran Galaksi, hingga lamunannya buyar karena adiknya mengetuk pintu kamarnya.
"A' gal, lagi sibuk ngga?" Ghina menghampiri Galaksi yang masih bersandar pada headboard kasur.
"Sibuk banget." Galaksi berakting seakan akan ia sedang sibuk sambil meletakkan jari telunjuknya di dahi seolah-olah sedang berpikir.
"Serius atuh a'." Ghina memukul badan Galaksi pelan yang kemudian dibalas dengan tawaan ringan oleh Galaksi.
"Ngga dek, kenapa?" Tatapan Galaksi kini sudah beralih pada wajah ghina yang sudah cantik karena dandanan
"Kamu dandan ya dek? Mau ngapain? Mau kemana?" Tanya lagi Galaksi masih menatap Ghina
"Hehehe mau ke rumah Yuli a', dia ngundang adek ke rumahnya buat acara ulang tahunnya."
"Ohh, yaudah sana pergi." Galaksi kemudian kembali bersandar pada headboard kasur.
"Anterin ih, malah nyender lagi, aa' kayak ga punya tulang." Ghina membangunkan tubuh Galaksi yang tadi bersandar pada headboard kasur lagi. Dengan terpaksa Galaksi pun bangun dan mengambil kunci motornya.
"Cepet, aa' tunggu diluar." Galaksi langsung melengos ke luar untuk mengambil motornya. Ghina pun sedikit berlari, berpamitan pada bundanya, dan langsung menghampiri Galaksi diluar yang sudah siap dengan motornya. Galaksi menyodorkan helmnya, tetapi Ghina hanya melihat ke arah helm itu dengan ekspresi bingung.
"Pake dek, malah diliat doang." Galaksi menyodorkan helm itu lagi, namun Ghina menolak.
"

Ngga mau, aa' ga liat rambut adek udah rapi gini? Nanti berantakan lagi gimana a'?" Tolak Ghina dengan wajah cemberut.
"Tinggal pake aja, nanti kalo kecelakaan gimana?" Galaksi masih memegang helm itu sampai Ghina mau mengambilnya. Ghina masih tidak bergeming dan ragu.
"Ghina Ariksa." Kini wajah Galaksi sudah benar-benar terlihat serius dan kali ini terdengar seperti perintah. Ghina pun dengan berat hati memakai helm itu.
"Nah gini kan keliatan lebih safety, naik cepet." Titah Galaksi yang kemudian diangguki oleh Ghina. Galaksi pun mulai melajukan motornya.

Sesampainya di rumah Yuli, Ghina turun dari motor Galaksi, dan memberikan helmnya pada Galaksi. Galaksi hendak menjalankan motornya kembali ke rumah, namun Ghina tiba-tiba memegang lengan Galaksi, yang membuat Galaksi mematikan mesin motornya.
"Tungguin adek sampe selesai a'." Ghina memohon dengan wajah melasnya.
"Hah? Lama dong? Gamau, aa' mau belajar dirumah." Galaksi berusaha tidak terperdaya dengan wajah memelas Ghina.
"Ngga kok a', bentaran doang, ya? ya? Paling jam 5 udah kelar kok." Ghina masih memohon dengan wajah melasnya.
Galaksi berpikir sejenak, saat ini saja baru pukul 4.30 sore, dia harus menunggu selama setengah jam? Waktu setengah jam itu bisa Galaksi pakai untuk belajar atau baca novel dirumah. Namun karena Ghina yang meminta, akhirnya Galaksi pun mengiyakannya. Ghina senang sekali saat Galaksi mengiyakan tawarannya, ia kemudian mencium lengan Abangnya itu dan langsung masuk ke rumahnya Yuli. Galaksi menunggu Ghina motor, sepanjang menunggu, Galaksi hanya memainkan ponselnya, entah untuk bermain game atau scroll sosmed nya.
"Sa?"
Suara gadis yang sangat Galaksi hafal, yang selalu membuatnya rindu dan candu.
"Lho lagi ngapain disini Sel?" Yap, betul, gadis itu adalah Selana, entah sedang apa dia disini.
"Oh, ini gue mau ke rumah kak Selena, kangen sama jora." Selana menunjuk rumah bercat biru itu ke arah Galaksi.
"Oh iya ya, gue baru inget rumah kak Selena deket disini, btw jora skrng udah umur berapa sih? Lupa banget, terakhir liat jora pas masih bayi." Tanya Galaksi yang kemudian memasukkan ponselnya ke dalam kantong.
"Udah 4 tahun Sa, ga berasa banget emang, perasaan kemaren masih bayi, terhura gue jadinya."
"Lebay deh, yang ngurusin juga bukan lo Sel, tapi kak Selena." Cibir Galaksi yang kemudian mendapati pukulan dari Selana
"Kenapa sih, iri aja!"
"Btw lo disini ngapain?" Selana mulai sadar mengapa Galaksi ada disekitar sini, karena jarak dari rumah kita ke sekitar sini cukup jauh.
"Tuh nganterin bocil ke pesta ulang tahun temennya." Galaksi menunjuk Ghina dengan dagunya. Selana menganggukkan kepalanya. Ghina yang kebetulan sudah selesai acaranya pun menghampiri Galaksi dengan membawa beberapa hadiah makanan dari pesta ulang tahunnya.
"A' liat makanan adek banyak! Eh... Teh Selana!!" Ghina berlari ke arah Selana dan memeluknya erat.
"Apasih dek lebay banget, kayak ga pernah liat Selana lama aja." Galaksi mengambil makanan yang dibawa Ghina agar Ghina lebih leluasa memeluk Selana
"Emang lama tau! Udah 1 bulan ga ketemu teh Selana, yang setiap hari ketemu teh Selana mah aa' terus, emangnya aa' bisa gitu ga ketemu teh Selana sebulan?" Ghina masih memeluk Selana sambil menjulurkan lidahnya pada Galaksi.
"Ghina apa kabar? Kalo kangen teteh kenapa ga ke rumah teteh aja?" Tanya Selana sambil mengelus rambut Ghina.
"Mau nya gitu, tapi kata a' Galaksi teteh lagi sibuk, yaudah Ghina juga gamau ganggu teteh."
Belum sempat Galaksi mengelak, Selana langsung memarahi Galaksi.
"Sa! Kok gitu sih? Gue ga sibuk banget juga kok, kalo disamperin Ghina juga seneng." Selana mengomel dengan kedua tangan disilangkan di dadanya.
"Eum... Itu... Oh iya, Katanya lo mau ke rumah kak Selena? Yaudah sana cepet, kak Selena nungguin nanti kita juga mau balik, ya kan dek?" Galaksi mengedipkan sebelah matanya pada Ghina, memberi signal bahwa Ghina harus mengiyakan perkataannya.
"Oiya! Adek kan ada pr yang belum dikerjain, besok dikumpulin, yaudah pulang sekarang yuk a'." Ghina mampu menangkap signal dari Galaksi yang membuat Galaksi bernafas lega.
"Teh, Ghina pulang duluan ya, teteh sering-sering dong main ke rumah, bunda juga kangen tau, bukan cuma Ghina aja." Ghina memeluk Selana lagi, dan mendapatkan elusan lembut dari Selana.
"Iyaa Ghin, nanti teteh ke rumah deh, teteh juga kangen sama bunda deh." Setelah Selana melepas pelukannya pada Ghina, Ghina kemudian mendekati Galaksi dan menaiki motor itu.
"Pake helmnya dulu dek." Titah Galaksi.
Ghina mengambil helm yang diberikan Galaksi dengan pasrah dan memakainya.
"Gue duluan ya Sel, hati-hati dijalan." Galaksi mulai melajukan motornya. Selana kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah kakaknya, Selena.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Galaksi Antariksa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang