Mencari uang itu susah, melelahkan, begitu testimoni Taehyung ketika selama dua hari ini digempur oleh Joohyun. Tadi sebelum dia pulang, Joohyun menyuruhnya untuk membersihkan dulu restoran sampai benar-benar bersih. Kata Joohyun, selama dua hari ke depan restoran akan tutup dulu, jadi harus ditinggalkan dalam keadaan benar-benar bersih. Ada pernikahan keluarga dekat Joohyun di Daegu, yang mengharuskan Joohyun dan keluarga pergi ke sana. Bos muda tersebut tidak percaya jika dirinya tidak mengawasi karyawan-karyawannya secara langsung, jadi dia memilih untuk meliburkan dulu restoran.
Karena kebetulan besok akhir pekan, mungkin besok Taehyung akan memilih untuk malas-malasan saja di rumah Jeongguk, atau kabur sejenak ke apartemen Jimin. Sahabatnya tersebut mengabari jika dirinya sudah kembali lagi dari Busan. Sebenarnya Taehyung ingin menumpang saja di apartemen Jimin dan pamitan dari rumah Jeongguk. Namun mengingat apartemen Jimin hanya memiliki satu kamar, Taehyung urung.
Taehyung baru saja turun dari bus, mendesah lelah ketika menatap jalanan di depannya untuk menuju rumah Jeongguk. Sempat bergidik ketika embusan angin menyentuh tubuh, merasa beruntung hari ini dia menggunakan hoodie tebal milik Jeongguk. Telapak tangannya yang dingin dia masukkan ke dalam saku hoodie, juga memasangkan tudungnya di kepala. Setidaknya malam ini dia tidak akan terlalu kedinginan seperti malam kemarin.
Kaki Taehyung sedang asyik menendang kerikil-kerikil kecil di trotoar jalan, ketika tubuhnya tanpa sengaja ditabrak oleh seseorang. Taehyung dibuat menoleh karenanya, hingga sedikit mengumpat karena kesal.
"Hei, hati-hati! Punya mata tid— Jeongguk-hyung?" dan umpatannya berhenti di tengah jalan.
Jeongguk melirik cuek Taehyung yang ada di sampingnya. Kembali berjalan tanpa mengucap satu kata pun. Tangan kanannya sibuk memegang popsicle yang sedang dia emut, sedangkan tangan kiri Jeongguk menenteng kantong plastik berlogo angka tujuh dan sebelas.
Kesal, Taehyung menyusul Jeongguk yang sudah beberapa langkah ada di depannya.
"Tidak akan minta maaf karena sudah menabrakku?" sungutnya pada Jeongguk.
"Aku hanya menabrakmu pelan, itu tidak sengaja," jawab Jeongguk enteng.
"Pelan? Tapi bagaimana jika aku kehilangan fokus? Lalu terjatuh dan kepalaku terbentur? Bagaimana jika aku nanti gegar otak?" cerocos Taehyung semakin sengit.
"Hm." Dan Jeongguk hanya menggumam.
"Aish." Taehyung mencebik, merasa percuma untuk menuntut Jeongguk minta maaf padanya. Ekor matanya lalu melirik Jeongguk yang masih asyik dengan popsicle, tercium bau buah-buahan segar dari sana.
"Di malam yang dingin seperti ini kau memakan es, Hyung? Kau ingin terkena flu? Bisa-bisa besok pagi kau akan terbangun dengan hidung yang meler, kau tahu? Kau ini sudah besar, Hyung. Bisa-bisanya tidak tahu hal dasar semacam jangan memakan es di malam yang dingin."
"Kau mau?" tawar Jeongguk sambil mengangkat kantong plastik yang dia jinjing ke wajah Taehyung.
Bola mata Taehyung berbinar seketika, "Mau!"
Dengan cepat Taehyung menerima uluran kantong plastik, memilih beberapa popsicle dan es krim di dalam kantong dan matanya semakin berkilauan ketika melihat popsicle rasa stroberi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Substitute Groom
Romance•KOOKV• "Aku bersumpah, Hyung. Aku akan menikahi seseorang yang kucintai. Aku tidak akan berakhir menyedihkan seperti Jaehwan-hyung." "Kalau begitu kudoakan."