Episode 7

124 14 0
                                    




Apa yang terjadi semalam, banyak mengubah Taehyung. Sudah tidak bisa lagi biasa-biasa saja dalam memandang Jeongguk. Kini tentang Jeongguk segalanya terasa luar biasa. Walau ketika pagi mereka kembali bertemu, Jeongguk tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Masih pendiam, dingin dan tak banyak bicara.

Tadi pagi dia memaksakan bangun pagi walaupun sebenarnya kekurangan jam tidur. Seperti biasa menyiapkan Jeongguk sarapan seperti beberapa hari ketika dia berada di rumah Jeongguk. Dia sangat waspada saat mendengar derap langkah Jeongguk di tangga, meski ekspektasinya buyar ketika Jeongguk bersikap seolah-olah kemarin tak terjadi apa-apa.

Karena hari ini Taehyung tidak memiliki jadwal penelitian, hari ini dia hanya akan berdiam diri di rumah sambil menunggu shift kerjanya siang nanti. Setelah mengantar kepergian Jeongguk menuju kantor, Taehyung kembali naik ke lantai dua.

Ketika anak tangga terakhir Taehyung lewati, dia menangkap kamar Jeongguk yang ternyata tak tertutup rapat. Ada celah cukup besar di sana. Taehyung berinisiatif akan menutup pintu kamar Jeongguk. Tapi kala tangannya menangkap gagang pintu, ada sedikit rasa penasaran. Taehyung ingin tahu bagaimana kondisi kamar Jeongguk. Berani bertaruh, kamar Jeongguk pasti bernuansa hitam atau abu-abu yang sangat menggambarkan dirinya.

Maka dengan sedikit keberanian—dan sedikit rasa tidak tahu malu, Taehyung perlahan mendorong daun pintu agar semakin terbuka. Kepalanya mengintip melalui celah, dan ternyata kondisi kamar Jeongguk berbeda dari dugaannya. Bukan hitam, atau abu-abu. Melainkan warna putih gading bersih yang mendominasi isi kamar. Beberapa furnitur berwarna cokelat dan masih bertema Skandinavia.

Kamar Jeongguk begitu bersih, rapi, dan ringkas. Aroma parfum yang Jeongguk gunakan masih tercium jelas di udara. Ada satu ranjang besar di sana, menggunakan seprai warna putih gading yang terlihat rapi. Di samping kiri ada nakas yang Jeongguk gunakan untuk meletakkan lampu tidur. Sedang di samping kanan ada nakas yang digunakan untuk menyimpan diffuser.

Ada satu lemari pakaian berwarna putih yang cukup besar. Dan satu meja rias tanpa kursi. Di atas meja rias terdapat beberapa produk perawatan wajah dan parfum-parfum Jeongguk.

Kamar Jeongguk ukurannya tak berbeda dengan kamar yang Taehyung tempati. Perbedannya ada pada salah satu dinding yang diganti oleh pintu geser kaca yang terhubung dengan balkon. Vitrase putih bersih menjuntai cantik ke bawah menutupi pintu geser tersebut, menambah keanggunan kamar milik Jeongguk.

Pikir Taehyung, jika pernikahannya dengan Jeongguk seperti pernikahan pada umumnya, pasti dia sekarang menempati kamar ini bersama Jeongguk. Tidur seranjang dengan sang suami sepanjang malam seperti kemarin. Namun dengan cepat dia menepuk-nepuk keras kedua pipinya saat hal tersebut menerobos masuk ke pikirannya dengan tidak sopan.

Buru-buru Taehyung menutup pintu kamar Jeongguk dan berlari menuju ruang di sampingnya. Dia akhir-akhir ini terlalu sering melantur, mungkin akibat sering kekurangan jam tidur. Mungkin tidur lagi beberapa saat sebelum kerja bisa membantu mengembalikan pikirannya menjadi lebih lurus.

Kepala Taehyung baru menyentuh empuknya bantal saat sesuatu melintas lagi di benaknya. Diangkat olehnya tangan kirinya di depan wajah. Memerhatikan satu jari yang seharusnya terisi benda bulat pipih yang melingkar.

Cincin kawin.

Dan entah mengapa Taehyung mendadak sekali ingin menggunakan benda tersebut. Benda yang selalu digunakan oleh Jeongguk selama dua tahun terakhir.

Substitute Groom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang