Entah sudah yang ke berapa kali hari ini Taehyung mengembuskan napas lelah. Siang ini dia merasakan mood-nya sedang tidak baik. Otaknya sibuk menolak dan memungkiri beberapa pemikiran yang sedang sibuk berlalu-lalang di kepala. Penyebabnya satu, Jeon Jeongguk yang tidak mampir ke tempatnya bekerja untuk makan siang.
Padahal pagi tadi dia sangat menghindari untuk bertemu dengan Jeongguk, tapi sekarang dia malah uring-uringan saat tidak menemukan Jeongguk di deretan pengunjung yang makan siang. Bermacam spekulasi muncul di kepala, mengganggu Taehyung dengan suara-suara yang begitu bising di dalam sana. Bagaimana jika Jeongguk juga menghindarinya, bagaimana jika Jeongguk juga tidak mau bertemu dengannya, bagaimana jika Jeongguk makan siang di tempat lain agar bisa bermesraan dengan wanita yang tempo hari menemaninya makan. Tapi di antara semua pemikiran buruknya, terselip juga penolakan-penolakan tidak mau mengakui jika kini dia tengah habis-habisan memikirkan Jeongguk.
Pikirannya kembali mengawang pada kejadian sepuluh jam yang lalu. Tadi pagi dia bangun sangat awal, pukul lima pagi. Begitu terkejut ketika terbangun saat menyadari dia tertidur dalam dekapan Jeongguk, bahkan kedua tangannya melingkar di tubuh Jeongguk—hal yang sama yang dilakukan oleh Jeongguk di tubuhnya.
Taehyung tersentak kaget dan langsung melepaskan dirinya dari belitan lengan Jeongguk, beruntung Jeongguk tidak terusik dalam tidurnya walau Taehyung bergerak terlalu heboh.
Kepala Taehyung tersengat oleh nyeri akibat hangover, juga karena bangun terlalu dipaksakan, dan karena Jeongguk yang semalaman ternyata tidur di sampingnya. Menggali-gali ingatan samar yang mungkin dia ingat dari kejadian kemarin, Taehyung menutup wajahnya dan menahan untuk tidak berteriak akibat beberapa potong ingatan yang masuk.
Rona merah semakin kuat di pipi saat dia menoleh ke arah sang suami yang masih pulas dalam tidur. Diperhatikan olehnya Jeongguk yang tenang terpejam dengan dada yang naik turun konstan. Nampak murni dan polos, jauh dari Jeongguk yang terkesan dingin dan tak tersentuh seperti biasanya.
Memikirkan fakta yang baru dia terima membuat Taehyung mendadak sesak napas. Ini pertama kalinya bagi Taehyung melihat Jeongguk yang sedang tidur. Juga kali pertama dia berada di ranjang yang sama dengan sang suami setelah dua tahun menikah. Merasa dia tidak akan bisa menarik oksigen dengan benar selama masih berada di dekat Jeongguk, dengan tenang namun cepat dia turun dari ranjang.
Tas miliknya dia sambar dari atas sofa kecil yang ada di dalam kamar. Memastikan ponsel sudah dia bawa lalu menuruni tangga dengan sebisa mungkin tak meninggalkan jejak suara. Menyempatkan mampir ke kamar mandi bawah untuk membilas muka, sebelum sedikit berlarian ke pintu utama untuk segera pergi dari rumah. Sebagai ganti berpamitan pada Jeongguk, ditempelkan olehnya post-it bewarna merah muda cerah yang berisi permohonan maaf dan pamit di daun pintu.
Padahal hari ini Taehyung tidak ada jadwal penelitian, tapi Taehyung juga terlalu malu jika harus bertemu dengan Jeongguk. Beruntung dia yang bangun paling awal, hingga dia tidak akan melewatkan fakta jika dia tidur bersama Jeongguk.
Karena tidak memiliki tujuan, Taehyung akhirnya memutuskan untuk pergi ke restoran tempatnya bekerja. Tentu saja restoran masih tutup, karena jadwal restoran beroperasi baru pukul 9 nanti. Tapi biasanya Joohyun akan datang pukul 7, yang artinya Taehyung harus menunggu bosnya tersebut satu jam lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Substitute Groom
Romance•KOOKV• "Aku bersumpah, Hyung. Aku akan menikahi seseorang yang kucintai. Aku tidak akan berakhir menyedihkan seperti Jaehwan-hyung." "Kalau begitu kudoakan."