hiding

668 51 0
                                    


"kita bakal terus terusan begini?"

draco mengalihkan pandangannya kepada harry yang menyenderkan kepalanya di bahunya.

"memangnya kamu sudah siap?"

harry menggelengkan kepalanya lalu menyamankan kepalanya di bahu draco lagi.

draco menghela nafasnya pelan, sejujurnya sudah lumayan lama mereka menyembunyikan hubungan ini dari publik. dan draco tidak tahan, apalagi sekarang banyak sekali siswa siswi yang mengincar kekasihnya, si the chosen one.

tak lama sebuah suara mengejutkan mereka berdua, suara pansy memanggil draco.

"drake! dimana kamu?"

harry dan draco sedikit panik, "sembunyi di bawah meja, harry" bisiknya pelan kepada harry.

harry mengangguk pelan lalu buru buru bersembunyi dibawah meja perpustakan. draco menutup mulut harry saat dilihatnya pansy mendekat.

"drake! ngapain di pojokan begini?" tanyanya sambil sedikit berlari ke arah draco yang sedang pura pura membaca buku, blaise dan theo mengikutinya dari belakang.

"membaca, apalagi?" jawabnya ketus.

diam diam di bawah meja, harry mengulum senyumnya. ia tahu pansy sangat menyukai draco dari lama.

pansy duduk di sebelah draco sedangkan blaise dan theo di depannya.

"daritadi kita cariin ternyata disini" pansy tersenyum manis kepada draco.

"bosan di asrama terus"

pansy menghela nafasnya, lalu tiba tiba dia menanyakan pertanyaan yang draco sangat tidak suka.

"si potter mana? sudah lama tidak menganggunya"

draco secara tidak sadar menutup jalur pernafasan harry juga karena menahan emosinya, jadi hidung dan mulutnya ditutup oleh tangan draco yang besar.

harry menepuk pelan tangan draco dan dapat dirasakannya tangannya tidak lagi menutup mulut dan hidungnya.

"kalian tidak lelah menganggunya?" tanya draco sambil menahan emosinya.

pansy menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"tidak akan pernah"

tanpa disadari keempat orang di sana, muka draco yang pucat kelihatan sedikit memerah.

"hati hati sama ucapan mu, parkinson"

pansy, blaise dan theo menatap draco heran.

"pegang tanganku harry" draco mendesis menggunakan parseltongue kepada harry. harry segera menggenggam lengan draco dan tiba tiba saja tubuh draco menghilang bersamaan dengan suara cukup besar.

kedua orang di sana menghela nafasnya, terbiasa dengan sikap draco yang kelihatan lebih mudah marah saat mereka membahas tentang harry.

diam diam salah satu dari mereka menyeringai kecil.

•••

mereka berdua tiba di sebuah kamar berwangi sweet citrus dan hanya terdapat satu buah tempat tidur dan didominasi oleh warna hitam dan hijau.

kamar draco di asramanya, harry tahu itu.

"drake.." ucapnya saat dilihat draco langsung menghempaskan tubuhnya di tempat tidur.

draco berdeham sambil menepuk tempat di sebelahnya, tanda supaya harry ikut rebahan dengannya.

harry tersenyum lalu menghampiri draco dan menidurkan badannya di sebelah draco, memeluk tubuhnya dari samping.

| DRARRY ONESHOOT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang