Bagian 16

413 57 1
                                    

Dia menyukainya

Jungwoo tersenyum dalam tidurnya, Jaehyun berkata dia akan segera menyusulnya, sesaat pemuda itu memimpikan untuk tertidur dengan nyaman dalam pelukan hangat Jaehyun. Untuk memastikan bahwa pria itu berada di dekatnya, Jungwoo benar-benar terbangun.

Sayangnya tidak ada sosok pria itu ketika Jungwoo membuka matanya. Kehangatan dalam bayangannya semua sirna seketika dan rasa dingin tiba-tiba menjalar dari hati Jungwoo ke seluruh tubuhnya. Perasaannya tidak baik, seolah dibangunkan tiba-tiba, pemuda itu segera duduk dan menatap sekelilingnya dengan kosong.

Kamar milik Jaehyun didesain begitu luas dan mewah, tetapi berada sendirian di sana hanya membuat Jungwoo merasa buruk.

Jaehyun belum kemari? Kenapa?

Jungwoo bangun dan pergi mencari ke setiap sudut kamar dengan cemas. Pertama dia pergi ke balkon, lalu ruang ganti dan kamar mandi, tetapi tidak ada siapapun di sana.

Mungkinkah... Jaehyun merasa dia terlalu menjengkelkan itu sebabnya dia tidak datang?

Tubuh Jungwoo gemetar, air mata menggenang di pelupuk matanya, untuk sesaat dia hanya diam berdiri di tengah-tengah ruangan itu dengan banyak hal berkecamuk dalam pikirannya.

Tak satupun dari mereka adalah pikiran baik.

Hanya setelah beberapa saat kemjdian, Jungwoo buru-buru menampar wajahnya untuk menyadarkan diri. Hal pertama yang harus dia lakukan terlebih dahulu adalah mencari pria itu dan memastikan bahwa dia tidak meninggalkannya.

Maka Jungwoo berlari menuju ke ruang kerja Jaehyun.

Kosong...

Tidak berantakan sama sekali, semuanya rapih seperti biasa. Mencengkeram erat gagang pintu, Jungwoo mulai merasa cemas dan menggigit bibirnya bawahnya.

Dimana Jaehyun....

Dia kembali berlari, kali ini menuju ruang keluarga di lantai bawah. Melihat tidak ada seorangpun di sana, Jungwoo pergi melihat ke teras, barangkali Jaehyun ada di luar. Namun hanya sepinya malam yang menyambutnya, tidak ada tanda-tanda Jaehyun berkeliaran di luar.

"Ah..." Sesaat Jungwoo merasa konyol dan menyadari bahwa dia baru saja melakukan hal yang bodoh. Bagaimana mungkin Jaehyun berkeliaran di luar?

Dia menertawakan dirinya sendiri dan jatuh duduk di lantai. Saat ini dia tidak bisa lagi menahan dirinya untuk tidak merasa ditinggalkan. Pikiran buruk memenuhi isi kepalanya, bagaimana jika Jaehyun tidak menginginkannya lagi? Itu artinya dia harus kembali ke kehidupannya yang penuh neraka, bukan?

Sekarang cahayanya telah pergi.

"Kim Jungwoo, apa yang kau lakukan di sana?!" Suara yang familiar itu membuat Jungwoo mendongak. Walaupun matanya tertutup oleh air mata, dia masih bisa menangkap samar sosok yang dia rindukan berlari ke arahnya.

Jaehyun baru saja kembali dari dapur dan akan naik ke kamar ketika dia menyadari bahwa pintu masuk terbuka. Tidak ada pelayan di mansion saat ini jadi siapa yang membuka pintu? Merasa ada yang aneh pria itu segera memeriksa, dan dia mendapati sosok kurus Jungwoo duduk di sana dengan begitu menyedihkan.

"Kenapa kau berlarian seperti ini? Bukankah sudah ku bilang untuk beristirahat dan menungguku di kamar?"
Udara malam yang dingin tidak baik untuk kesehatan, terlebih Jungwoo hanya mengenakan pakaian yang tipis, Jaehyun tidak bisa menahan untuk tidak merasa kesal.

"Kau.. menangis?" Pemuda itu bergegas memeluknya, begitu erat seolah takut kehilangan orang di pelukannya.

Jaehyun bingung sesaat tetapi dia tetap bergegas membawa pemuda itu masuk lebih dulu, "Aku di sini, masuklah dulu kita bicara di dalam."

Secretary KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang