Bagian 3

1K 76 7
                                    

Apa itu sakit?

Jung Jaehyun, adalah sosok president yang terkenal muda, tampan, kaya dan sangat menjanjikan. Di sisi lain dia juga memiliki gaya hidup yang teratur dengan baik, di usianya yang hampir 30an dia tidak merokok, tidak mabuk-mabukan, tidak clubbing serta tidak berjudi.

Sosoknya yang mandiri dengan tempramen acuh tak acuh membuatnya memiliki aura tersendiri. Tidak seperti pengusaha lainnya yang harus menjilat orang-orang berkuasa, Jaehyun memiliki strategi yang kuat dan cemerlang untuk mencapai kejayaannya hari ini.

President Jung telah menjadi tipe ideal dan standar yang tinggi untuk para gadis.

Hanya saja, seorang Jung Jaehyun tidak menyukai perempuan. Tidak, lebih tepatnya dia tidak tertarik pada perempuan maupun pada orang biasa. Dia memiliki tipe khusus untuk seseorang, dan hanya dia sendiri tahu bentul kondisi abnormal apa yang dia miliki di balik sosok sempurnanya itu.

Jaehyun adalah seorang sadistik.

Dia menyukai bagaimana pihak lain kesakitan di bawah kendalinya. Ekspresi kesakitan dan ketidakberdayaan dari pihak lain akan membuatnya merasakan kegembiraan tersendiri.

Semua bergantung pada moodnya, semakin bersemangat ia, maka semakin berat dan sadis pula hal yang akan dia lakukan terhadap partnernya. Tapi Jaehyun juga tidak memilih sembarang orang sebagai partnernya, dia tidak ingin melakukan hal-hal itu pada orang biasa, hanya beberapa orang yang ia pilih saja.

Dan Jungwoo, dia adalah salah satu dari sedikitnya partner Jaehyun yang ada. Jungwoo merupakan kondisi khusus, dia adalah orang yang cukup sulit Jaehyun kendalikan. Tetapi itu membuatnya semakin menyukainya.

Jungwoo memiliki tempramen yang dingin dan tidak ramah. Dia adalah orang yang cukup tajam dan dengan penampilannya yang halus, tampan sekaligus cantik, membangkitkan keinginan orang untuk menaklukkannya.

Jaehyun ingin membuatnya menangis, dia ingin melihat bagaimana pemuda itu mengerang keras dan tak berdaya di bawah kungkungannya. Jaehyun ingin agar mata almond milik pemuda itu berkilat dengan air mata, menatapnya, dan memohon pengampunan di bawahnya.

Dengan pemikiran ini, manik elang Jaehyun menyipit dan perlahan-lahan menjadi lebih gelap.

Jungwoo yang duduk di depannya tidak tahu apa yang dipikirkan pria itu, tetapi dia tetap bersikap baik dan tenang. Perilakunya membuat Jaehyun senang, dia mengangkat tangannya untuk mengelus surai coklatnya yang halus.

"Sayang~ look at this, do you like it?"

Suara Jaehyun yang dalam dan berat terdengar menggoda di telinga Jungwoo. Mengangkat pandangannya, Jungwoo melihat sepasang borgol perak yang bersinar di bawah pantulan cahaya lampu.

Jaehyun dengan sengaja mengguncang borgol di tangannya sementara sudut mulutnya terangkat, seringai licik terpancar dari sana. Dia menatap Jungwoo dan berbisik menggoda, "My baby.. you must look good on this."

Dia memberi jarak diantara mereka berdua dan sekali lagi berkata, "Berikan tanganmu."

Jungwoo bergumam pelan dan mengulurkan pergelangan tangannya di depan Jaehyun.  Pergelangan tangan Jungwoo kurus dan indah, tetapi juga tampak rapuh seolah-olah itu dapat patah dengan mudah.

Suara besi berdenting terdengar ketika Jaehyun memasang borgol ke pergelangan tangan Jungwoo. Lalu dia tersenyum puas, itu terlihat sangat indah dan cocok di Jungwoo.

Dia mendongak dan mencium sudut bibir Jungwoo sebagai hadiah, ekspresinya tanpa sadar melembut.

Dia menarik borgol tersebut ke atas dengan keras, memposisikan kedua tangan Jungwoo di depan dadanya dan menggenggamnya erat. Sentuhan dingin di pergelangan tangannya membuat Jungwoo mengerutkan dahi samar.

"Ini sangat cocok untukmu sayang."

Detik berikutnya Jaehyun membuka mulutnya dan menggigit pergelangan tangan Jungwoo tanpa ampun. Gigi taringnya yang tajam menancap kuat pada kulit putih itu dan segera meninggalkan bekas kemerahan.

"Is it hurt?" Jaehyun bertanya dengan lembut.

Jungwoo sebenarnya merasa sedikit sakit, tetapi dia tidak ingin mengatakannya. Jadi dia hanya menggelengkan kepalanya dan menjawab dengan patuh, "Tidak sakit."

Jungwoo berharap Jaehyun tidak mempercayainya dan mengelus tangannya dengan lembut lalu menghiburnya. Namun siapa sangka bahwa gigitan kedua yang dilakukan pria itu malah lebih keras dari sebelumnya, mungkin itu akan berdarah.

Pemuda itu memucat, tetapi dia bersikeras untuk tidak mengatakan apa-apa dan hanya menutup matanya dan meringis pelan.

"Katakan, apa itu sakit?"

Jaehyun menatap pemuda itu, dia menjilat pada tempat yang dia gigit, sedikit rasa darah memenuhi mulutnya dan membuatnya tersenyum lembut. Nada suaranya lembut, perlakuannya intim, tetapi tatapannya mendingin dan dia menjadi suram.

Jungwoo tetap menggelengkan kepalanya, "Tidak sakit.." mengatakan ini, suaranya bergetar. Siapapun tahu bahwa dia sedang menahan perasaannya.

Jaehyun tiba-tiba tertawa kecil, telapak tangannya beralih untuk mengusap lembut rambut pemuda itu.

"Good boy~ come and kiss me!" Dia mengangkat rahangnya dengan sengaja agar Jungwoo lebih mudah menciumnya.

Pemuda itu bergerak maju untuk memberikan kecupan di sudut bibir Jaehyun, tangan pria itu memegang erat pinggangnya. Jaehyun sama sekali tidak bergerak ketika Jungwoo menjauhkan wajahnya, kecupan yang Jungwoo berikan sedikit membasahi sudut bibir pria itu.

"It's not what I want, baby." Tatapan Jaehyun dingin dan tajam. Tangan Jungwoo yang diborgol terkepal erat di depan dadanya, dia sama sekali tidak memiliki keberanian untuk berpegangan pada tubuh Jaehyun yang membuatnya sedikit oleng.

"Maaf..."

Cengkraman Jaehyun mengerat pada pinggang pemuda itu untuk mencegahnya terjatuh. Sebelah tangannya terangkat naik meraih bagian belakang kepala Jungwoo dan menempelkan dahinya pada dahi pemuda tersebut, kemudian dia menarik nafas pelan.

Jaehyun bergerak meraih bibir Jungwoo, melumat dan menggigitnya nakal lalu dengan pasti berkata, "Pelajari, pastikan kau tidak melakukan hal yang salah, lain kali aku akan memeriksanya."

Tanpa menunggu respon dari pihak lain, dia kembali meraih bibir pemuda itu dan menciumnya dalam dan kasar. Ada emosi di dalam ciuman tersebut, luapan kekesalan dan nafsu menjadi satu membuat Jungwoo kewalahan. Terlebih ketika Jaehyun memainkan lidahnya untuk menelusuri setiap inci dari mulut Jungwoo dan menciptakan luapan benang perak dari sudut mulutnya.

Pria itu tidak akan melepaskannya dengan mudah.

Ciuman itu begitu intens dan penuh gairah yang menuntut, tepat ketika Jungwoo merasa akan mati lemas dan pupilnya mengecil, udara tiba-tiba masuk sehingga ia menarik nafas secara naluriah.

Jaehyun melepaskannya.

Melihat penampilan pemuda itu, Jaehyun segera menyeka air mata yang memenuhi rongga mata Jungwoo menggunakan ujung jarinya.

Itu adalah salah satu pemandangan favoritnya.

Segera dia berdiri dengan Jungwoo yang masih dalam dekapannya. Dia membalikkan tubuhnya dan membawa pemuda itu berbaring di atas ranjang besar itu.

Dia dibanting cukup kuat dan membuat Jungwoo pusing sesaat, tetapi belum sempat dia merespon, kedua tangannya ditarik dengan cepat dan diletakkan di atas kepalanya. Tubuh Jaehyun yang ada di atasnya benar-benar mengurungnya dengan erat.

Satu tangannya yang tidak memegang Jungwoo bergerak menelusuri setiap inci kulit pemuda di bawahnya itu. Gerakannya lembut dan pelan, terkesan begitu menggoda dan membuat Jungwoo tidak tahan untuk mendesah lembut.

"Nnhn... Umh.."

"Bersikaplah patuh."

Secretary KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang