Bagian 24

441 60 13
                                    

Pesan anonim

"Kau akhirnya mau pulang nak, sudah kuduga Haechan pasti berhasil membujukmu, kau hanya mendengarkannya. Ah seharusnya aku juga mengundangnya untuk makan bersama kita malam ini, kau cobalah hubungi dia!" Seorang wanita dalam setelan yang glamor tersenyum dengan lebar sambil memotong steak dengan anggun di atas piring.

Di hadapannya, Jaehyun mendengus dan bahkan tidak menyentuh piringnya, dia memutar bola matanya malas dan berkata, "Sudah ku bilang jangan mencoba menjodohkannya ku dengannya. Kedepannya jangan menyuruhnya untuk menemuiku atau aku tidak akan menahan diri lagi. Alasanku datang hari ini adalah untuk memberitahu itu."

Gerakan memotong wanita itu berhenti, dia melempar pandangan pada pria lain yang duduk di sampingnya, raut wajah wanita itu seolah tidak terganggu dan dia hanya mengangkat bahunya acuh tak acuh.

"Baiklah, lagipula kau dan Haechan selama laki-laki, bagaimana itu mungkin."

Jaehyun mengangkat pandangannya dan menatap dingin pada sang ibu, dia mewaspadai kemana sang ibu membawa arah pembicaraan mereka saat ini.

"Terserah, aku tidak peduli bagaimana kau bermain-main secara pribadi dengan peliharaan atau mainanmu. Tetapi kau harus ingat satu hal, bahwa apapun yang terjadi kau pada akhirnya hanya akan menikahi wanita yang bisa membantumu, yah seperti keturunan yang sah sebagai pewaris." Pria lain di meja itu yang merupakan ayah Jaehyun akhirnya angkat bicara.

Ucapannya membuat Jaehyun mengeraskan rahang dan mengepalkan tangannya. Ayah Jaehyun melihat ini dan melanjutkan kata-katanya, "Menurutlah kali ini, demi keluarga kita. Untuk perusahaan, untukku dan untuk ibumu."

Jaehyun mendengus, tidak mengatakan apapun, dia terlalu malas untuk itu. Responnya membuat ibu Jaehyun meletakkan peralatan makannya, menyeka mulutnya dengan anggun dan berkata "Aku sudah mengatur pertemuan mu dengan Nona Xiao sore nanti. Kau bisa melakukannya bukan?"

Jaehyun diam, kedua orangtuanya benar-benar pemaksa dan bertindak sesuka mereka. Berada di bawah tekanan mereka adalah hal yang paling Jaehyun benci, belum lagi mereka hanya menjadikannya sebuah alat dengan cover anak. Sejak awal mereka benar-benar tidak membesarkan Jaehyun tetapi selalu menuntut banyak hal dari pria itu.

Menjijikkan.

"Ya." Itu adalah jawaban Jaehyun untuk pertanyaan ibunya. Kali ini dia memilih untuk mengikuti kemauan ibunya, hanya kali ini.

Tetapi siapa sangka bahwa ibunya tidak berhenti dan terus menerus mengatur kencan buta untuk Jaehyun dengan para wanita yang cantik dan kaya. Hal ini menyebabkan Jaehyun yang kembali ke rumah orang tuanya tidak bisa kembali ke mansion tepat waktu.

Lagi-lagi waktunya untuk Jungwoo berkurang. Tetapi untung saja pemuda itu tidak banyak memberontak dan jauh lebih tenang dibandingkan terakhir kali sehingga Jaehyun merasa nyaman untuk pergi.

Sepanjang minggu ini Jaehyun tinggal di rumah kedua orangtuanya dan hanya bisa meluangkan waktu untuk kembali ke mansion di malam hari, hampir tengah malam. Mengetahui bahwa sang ibu mengatur kencan buta untuknya sore ini, Jaehyun segera menghubungi Jungwoo.

[Aku mungkin akan pulang larut malam. Jangan lupa untuk makan dengan baik. Setelah itu istirahat lah, jangan menungguku.]
[Tidur nyenyak sayang]

Panggilan sayang itu seolah dapat Jungwoo dengar di telinganya, itu bergema dan membuatnya tersipu seolah-olah pria itu ada di sana dan berbisik padanya.

Sesaat kemudian Jungwoo seolah tersadar kembali dan matanya menyayu menyembunyikan kekosongan di dalam maniknya.

Makanan di hadapannya menjadi dingin dan dia kehilangan selera untuk menyentuhnya. Segera dia bangun untuk menyingkirkan mereka dan pergi untuk duduk di tengah ruangan dan menyalakan TV.

Secretary KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang