Bagian 20

469 60 11
                                    

Unexpected things

Seperti biasa Jaehyun akan menyelesaikan pekerjaannya pada pukul enam tepat. Melihat jarum panjang di jam tangannya yang sudah menunjuk pada angka 11 Jaehyun membuat mengerutkan kening, sekretarisnya seharusnya sudah muncul sekarang, kemana pemuda itu pergi?

Pria itu membereskan mejanya dan mengambil jasnya yang tersampir di kursi, mengenakannya dengan rapih dan berjalan keluar dari ruangannya. Memasuki ruangan kecil di depan ruangannya, Jaehyun melihat pemuda itu masih sibuk di mejanya.

Ada begitu banyak pekerjaan sehingga tim sekretaris menjadi begitu sibuk sepanjang hari, Jaehyun mengetahui ini dan dengan sengaja membuka pintu pelan-pelan sehingga tidak ada yang menyadarinya.

Pemuda itu terlihat memeriksa beberapa dokumen dan memberi coretan kasar di atasnya, ekspresinya serius dan datar, tidak ada kerutan di dahinya yang mulus, dia bekerja dengan sangat tenang. Tetapi gerakan tangannya begitu cepat, bola matanya bergulir cepat seiring dengan gerakan tangan pemuda itu di atas kertas berisi tulisan padat, dia benar-benar berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.

Melihat pemuda itu bekerja dengan begitu serius membuat Jaehyun tersenyum dalam hatinya. Sesaat dia merasa ingin segera masuk dan mengganggu pemuda itu, menarik semua perhatiannya dari kertas-kertas sialan itu sehingga dia hanya fokus padanya. Entah sejak kapan Jaehyun merasa bahwa menindas pemuda itu adalah hal yang sangat menyenangkan baginya.

Jaehyun melirik pada jam di tangannya dan terus menunggu di depan pintu sambil menonton pemuda itu sibuk di sana. Benar-benar tidak ada yang menyadari bahwa ada siluet besar yang mengintip dari balik pintu. Sampai ketika handphone Jungwoo berbunyi kencang, pemuda itu segera berhenti dan buru-buru berkemas.

"Woohyun, kirimkan aku semua file tadi lewat email, aku akan memeriksanya nanti." Jungwoo mengingatkan dengan cepat lalu berjalan pergi, Woohyun tidak punya apa-apa untuk dikatakan jadi dia hanya mengangguk dan juga ikut berkemas.

Sekretaris Kim telah kembali, dia tidak perlu mengambil lembur dengan sia-sia untuk mempelajari dan merevisi semua dokumen tidak berguna itu. Sungguh hari yang indah untuk makan daging panggang ditemani segelas minuman.

Jungwoo tidak tahu apa yang dipikirkan Woohyun, dia hanya ingin segera pergi ke ruangan Jaehyun dan pulang bersama. Hanya saja ketika dia baru membuka pintu, sosok tinggi dan tampan itu secara tidak terduga telah berdiri di depan pintu sambil melipat tangan di dadanya.

"President.. kau di sini." Jungwoo memperlambat langkahnya dan menutup pintu di belakangnya.

Raut tertegun pemuda itu membuat Jaehyun ingin jahil padanya. Segera dia mengerutkan kening dan menatap serius pada jam di tangannya lalu melirik pada pemuda itu dengan tatapan yang mengatakan "kau terlambat" di matanya.

"Ah..." Jungwoo menangkap maksud Jaehyun, wajah dingin pria itu membuatnya merasa gugup sehingga dia tanpa sadar meremas jari-jarinya dan menunduk.

Dia melakukan kesalahan. Jaehyun pasti akan kecewa padanya, akankah dia merasa kesal? Bagaimana jika...

"Hei, apa yang kau pikirkan? Aku ada di sini, apa lantai itu begitu menarik?" Jaehyun menyentuh pundak pemuda itu dengan tangan kirinya, sementara tangannya yang lain memegang dagu pemuda itu, mengangkatnya agar menatapnya.

Manik Jungwoo mulai berkaca-kaca, "Jaehyun, kau.." ucapannya terhenti begitu melihat senyuman di wajah pria itu.

Jaehyun sebenarnya ingin tertawa dan menjahili pemuda itu lebih lama, tetapi dia tidak bisa menahannya begitu melihat kepalanya yang tunduk lucu. Dia akhirnya tersenyum lembut dan berkata, "Hm? Apa kau lelah? Kau bekerja sangat keras hari ini, good job baby~" tangannya berpindah untuk mengelus halus rahang tajam pemuda itu.

Secretary KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang