~♡~
Kekesalan Hanni semakin hari semakin memuncak. Setelah dipaksa bertunangan, kini ia harus tinggal dengan kim Minji, like seriously? Hanni terus merengek kepada papanya agar tidak tinggal dengan Minji, jujur saja perkataan Sullyoon beberapa waktu lalu cukup menghantui dirinya. Bagaimana kalau Minji melecehkan dirinya,
"Paahh, aku gamau tinggal bareng sama Minji. Kita kan belum nikah masa harus tinggal bareng, nanti kalo Hanni diapa - apain gimana" rengek Hanni pada tuan Pham,
"Ya kalo kamu diapa -apain sama Minji, tinggal dicepetin aja nikahnya" respon tuan Pham santai membuat Hanni semakin tantrum.
"Iihhh papa kok gitu sih. Dimana - mana orang tua itu bakalan marah kalo anaknya dinodain, ini malah santai banget heran" keluh Hanni
"Kalian kan udah tunangan, papa yakin kok kalo Minji gak bakal macem - macem sama kamu" Hanni semakin merengut, bisa - bisanya tuan Pham begitu percaya dengan Minji.
"Tetep aja Hanni gak mau pah" ucap Hanni masih ngeyel, tuan Pham menghela nafasnya kasar, membujuk Hanni bukanlah hal yang mudah.
"Hanni sayang dengerin papa ya, besok lusa kan papa ada proyek ke luar negeri, mama udah pasti ikut dan proyeknya mungkin dua bulan lebih. Papa khawatir kalo anak gadis papa sendirian di rumah" jelas tuan Pham lembut sambil mengusap surai putrinya.
"Tapi kan ada kak Yunjin" sela Hanni
"Kamu lupa kalau kak Yunjin balik ke Amerika minggu depan?" Hanni mendengus kesal, ia baru ingat kalau kakaknya itu mau kembali ke Amerika.
"Tapi kenapa harus tinggal di tempat lain sih, kok gak Minji aja nginep disini. Papa kayaknya sengaja banget buat Minji sama Hanni tinggal bareng" dumel Hanni, ia tahu kalau ini rencana papanya dan mungkin juga tuan Kim.
"Soalnya papa liat kayanya kalian gak akur banget, papa sengaja cariin apartemen biar banyak interaksi, kalo dirumah pasti kamu bakalan sembunyi soalnya disini luas. Udah percaya deh sama papa, Minji bakal jagain kamu. Sekalian juga kalian bisa makin deket" Hanni mempout bibirnya, sebal dengan penuturan papanya.
"Oh ya Hanni mau tanya" tuan Pham menaikkan sebelah alisnya,
"Tujuan papa jodohin Hanni itu apasih, kayaknya perusahaan papa enggak mengalami kebangkrutan"
"Hush mulutnya kalo ngomong" ucap tuan Pham sambil menyentil pelan bibir putrinya.
"Biasanya kan karena relasi bisnis, kayak di film - film" tuan Pham sedikit terperangah mendengar celetukan putrinya,
"Kamu kebanyakan nonton film kayaknya. Papa jodohin kamu soalnya iseng aja sih" sekarang giliran Hanni yang terperangah,
"What the f***" umpat Hanni dalam hati,
"Papa jahat banget , bisa - bisanya korbanin anaknya karena kegabutan" pekik Hanni dramatis,
"Lagian kamu jomblo, terus Minji juga sama. Yaudah kalian disatuin aja, biar kamu ada yang jagain kalo papa, mama sama kak Yunjin lagi keluar kota atau keluar negeri. Papa jadi gak khawatir lagi" jelas tuan Pham.
"Tapi ya gak harus dipaksa tunangan juga" sewot Hanni
"Udah gapapa. Denger - denger Minji itu ketua BEM, kamu harusnya beruntung dong dapet pasangan kayak dia, udah pinter, cakep lagi. Masa depannya juga terjamin"
"Beruntung apanya? Gak tau aja beliau ini, penggemarnya udah kayak pasukan dakjal" gerutu Hanni dalam hati.
Setelah perdebatan panjang, dengan terpaksa Hanni menyetujui keputusan papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permission To Love You (Bbangsaz)
FanfictionHanni yang anti Minji harus menerima kenyataan kalau orang yang ia benci justru menjadi calon masa depannya