~♡~
Malam ini Hanni begitu gusar, sudah puluhan pesan dia kirim pada Minji tetapi tidak satupun dibalas , Hanni juga sudah mencoba menghubunginya tetapi sialnya ponsel Minji tidak aktif.
"Minji kemana sih, chat gue gak dibales. Ditelfon malah gak aktif nomernya" ucap Hanni gusar, ia memandang kearah Haerin yang sedaritadi merengek digendongannya.
"Hiks papa" rengek Haerin
Jujur saja Hanni lelah, karena sejak tadi siang Haerin terus menangis mencari keberadaan Minji, badannya demam. Itulah sebabnya Haerin rewel.
"Cup cup, sayang udahan ya nangisnya. Bentar lagi papa pulang, hmm" bujuk Hanni sambil mengusap air mata Haerin, tetapi tangis Haerin semakin menjadi - jadi.
"Huaa papa" Hanni hanya bisa menghela nafasnya kasar, obat pereda panas sudah ia berikan pada Haerin, bahkan bye bye fever masih menempel di dahinya, tetapi suhu badannya masih tinggi.
"Ya tuhan, gue harus ngapain lagi. Minji bangsat emang" keluh Hanni, ia membawa Haerin ke balkon apartemennya karena di dalam cukup pengap.
Saat memandang jalanan, Hanni tidak sengaja menangkap sosok Minji berboncengan dengan perempuan.
Motor itu berhenti di depan gedung sebrang, mereka terlihat berbincang sebentar kemudian Minji berputar arah menuju gedung apartemennya. Hanni memicingkan matanya, siapa gadis tersebut? Tapi sekarang bukan waktunya memikirkan itu, intinya sekarang dia ingin memarahi Minji.Cklek
"Papa pul..."
"Darimana aja lo" potong Hanni, amarahnya sudah berada di ubun - ubun.
"Gue telfonin gak diangkat. Liat nih Haerin demam, daritadi nyariin elo" omel Hanni.
Minji terkejut, dia buru - buru menghampiri Haerin, tetapi saat ingin memegang tangan Haerin, Hanni langsung menepisnya.
"Gausah pegang - pegang, badan lo banyak kumannya" omel Hanni
"Aduh, galak banget sih. Tadi katanya Haerin nyariin gue, sini biar gue gendong" tetapi Hanni semakin menjauhkan Haerin dari Minji.
"Seenggaknya mandi dulu lah bego lo habis dari luar, ntar yang ada Haerin tambah sakit. Punya otak itu dipake, sekalian tuh hp lo buang aja, gak guna. Lagi emergency malah gabisa dihubungin, ngeselin banget sumpah" cerca Hanni.
Minji menelan ludahnya kasar ia menundukkan kepalanya, Hanni mode galak seperti ini cukup menyeramkan.
"S-sory, hp gue lowbat. Tadi.."
"Stop, gue gak mau denger alesan lo. Udah sana mandi, cepetan" Minji langsung bergegas masuk kedalam kamar, sebelum Hanni semakin mengamuk.
"Busett galak bener, mama gue aja kalah galaknya" gumam Minji sambil bergidik ngeri.
15 menit kemudian Minji selesai membersihkan diri, ia menghampiri Hanni yang masih setia berdiri sambil mengelus punggung gadis kecilnya.
"Papa" rengek Haerin ketika menyadari keberadaan Minji.
"Aduh anak papa kangen ya" Haerin mengangguk lemah. Minji mengambil alih Haerin dari gendongan Hanni,
KAMU SEDANG MEMBACA
Permission To Love You (Bbangsaz)
FanfictionHanni yang anti Minji harus menerima kenyataan kalau orang yang ia benci justru menjadi calon masa depannya