27» Terbalik

311 8 0
                                    

Sungguh malang, itu adalah kata yang tepat untuk Rayna selama tiga hari ini. Kaivan betulan menekan habis mentalnya, Rayna dibuat diam tidak berkutik dengannya. Selain itu, persekongkolan antara Sehun dan dirinya sudah tidak pernah dilakukan karena Rayna tidak punya waktu. Kaivan membuatnya bekerja lembur sampai mereka pulang hampir larut malam dimana saat mereka sampai dirumah, boro-boro hendak menjalankan persekongkolan mandi saja Rayna malas malasan. Untunglah siang ini selama satu jam kedepan Rayna memiliki waktu luang, dia menyempatkannya untuk makan siang diluar bersama Bila. Sahabat satu-satunya yang bisa mendengarkan segala keluh kesahnya saat ini.

"Sumpah bil, gue mau mati aja rasanya. Om om itu beneran bikin gue kesel banget! Selama tiga hari dia mompa gue habis-habisan sampai bikin wajah gue kusem begini!" Rengeknya melahap makanannya dengan kesal.

Bila hanya mengangguk-angguk sambil mendengarkan ocehannya, tidak memberikan komentar apapun karena dia tahu sahabatnya ini hanya perlu didengarkan saja.

"Lo tau? Kemarin dia bikin jadwal dadakan dan gue disuruh bikin rangkuman rapatnya hari itu juga harus selesai, lima limanya! Kalau aja dia bukan orang tua udah gue cekik tuh leher!" Makinya semakin kesal, dia bercerita sampai urat lehernya terlihat. "Gue nggak tau lagi empat hari kedepan masih idup atau nggak."

Bila yang mendengar itu langsung tergelak membuat Rayna terkejut. "Ya ampun Rayna, masa lo ngalah begini sih. Mana Rayna yang gue kenal? Si keras kepala dan selalu ingin menang? Katanya lo mau pertunangannya batal masa mau nyerah gitu aja sih?"

Mendengar itu Rayna mengangguk setuju, benar juga. Masa dia nyerah segampang ini?

"Lo ada ide nggak?" Tanya Rayna pada Bila. Sahabatnya itu mengangguk, meletakkan sendok dan garpunya sebelum mengarahkan Rayna agar mendekat padanya.

"Lo bilang besok ada dinas diluar kan?" Rayna mengangguk lalu bila memberikan senyuman penuh siasatnya sebelum membisikkan sesuatu padanya.

Bola mata Rayna berbinar mendengar ide yang Bila bisikan, dia menjentikkan jarinya. "Tumben lo encer begini." Ucapnya bangga.

"Malah ngatain!" Sungut bila menyedot minumannya.

"Oh iya bil, sorry." Ucap Rayna membuat Bila menatapnya bertanya. "Gue nggak bisa nganter lo balik ke kantor."

"Kenapa?" Tanya bila kebingungan.

"Om Kaivan nyuruh gue balik sekarang juga." Rayna buru-buru membereskan tasnya.

"Astaga, tuh orang." Bila ikut bersungut kesal.

"Lo tunggu disini aja, gue udah minta sepupu gue anterin lo. Gue duluan ya." Ucap Rayna berlalu pergi keluar dari restoran.

Diparkiran Rayna tak langsung masuk kedalam mobil, dia sibuk dengan ponselnya untuk menghubungi seseorang.

"Halo."

"Astaga! Sehun!" Rayna terkejut mendapati orang yang dia hubungi ada disebelahnya. Pria itu tersenyum menampakkan giginya. "Nyengir lo?"

"Dia dimana?" Tanya Sehun mencari seseorang. Rayna menghela nafasnya melihat tingkah Sehun yang ngotot ingin bertemu dengan sahabatnya. Ya, dari dua hari kemarin dia terusan membujuk Rayna agar mengajak Bila hang out atau ke rumahnya, entah kenapa. Yang jelas Rayna baru bisa melakukannya sekarang karena ia baru ada waktu.

"Lagian ngapain sih lo ngebet banget pengin ketemu bila?!" Tanya Rayna tak ramah.

Sehun tersenyum sebelum menjawab. "Kepo.."

"Ck! Dasar!" Rayna menahan Sehun yang hendak pergi. "Jangan langsung nongol dodol, tunggu lima menitan. Sama satu lagi, jangan berani mainin hati Bila. Dia sahabat gue, berani lo bikin dia sakit hati gue penggal kepala lo." Ancam Rayna serius.

Troublesome fianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang