3» berubah

944 20 1
                                    


Bagi seorang Rayna Calianda Sutena hidup susah adalah hal yang tidak pernah ia bayangkan. Sedari kecil semua kebutuhannya selalu terpenuhi tanpa terkecuali dan tanpa harus meminta dua kali. Ya, semua akan ia dapatkan sesuai keinginannya, dan apa yang ia tidak suka akan dijauhkan sejauh jauhnya dari sekitarnya. Ibu dan ayahnya tidak akan berfikir dua kali untuk memenuhi permintaannya.

Namun sepertinya sekarang keadaannya berbalik. Kalau dipikir pikir, hal itu terjadi setelah ia bertunangan dengan pria yang bahkan baru ia temui malam itu juga. Tepat setelah itu kini perlakuan dari kedua orang tuanya tak lagi sama kepadanya. Mereka kini malah mendekatkan hal hal yang ia benci dan menjauhkannya dari hal hal yang ia sukai.

Contohnya kemarin, ayahnya memintanya bekerja? Ya Tuhan, bahkan dari dulu cita citanya adalah menjadi pengangguran. Bukankah menyenangkan? Kalian tidak perlu dipusingkan dengan banyak pekerjaan yang akan membuat kulitmu keriput.

Bagaimana tidak, kerja kembur dari pagi sampai malam belum lagi hari libur yang hanya terjadi sekali dalam seminggu. Lalu kapan ia akan menyempatkan diri ke salon, untuk menjalani perawatan kulit, kuku, rambut dan badannya? Bukankah sehari tidak cukup? Belum lagi pola makan yang nantinya menjadi tidak sehat.

Dari yang Rayna amati, karyawan kantor akan lebih sering mengonsumsi makanan cepat saji yang sebagian besarnya mengandung banyak minyak dan tentu bahan makanan yang tidak seratus persen alami apalagi higienis. Bayangkan, berapa kali minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng ayam di restoran cepat saji diganti dalam sehari? Rayna yakin penjualannya akan menggantinya jika minyaknya habis. Dan bukankah minyak harus diganti setelah tiga kali penggorengan?

Kini Rayna terduduk diranjang, masih dengan penampilan khas bangun tidur. Ia sangat malas untuk bangun sepagi ini. Dia bahkan terpaksa bangun karena hari ini adalah hari pertamanya bekerja. Ya, dia akan menjalani hal yang ia benci mulai hari ini.

Kemarin ia menuju perusahaan ayahnya dan meminta ayahnya agar mencabut perintah yang menyuruhnya untuk bekerja di perusahaan Kaivan. Tapi ayahnya malah menghiraukan permintaannya dan menyuruhnya agar mau menerima permintaan papahnya. Alhasil Rayna pulang ke rumah dengan wajah lesu dan bibir melengkung ke bawah.

Tok tok tok

"Non bang-" pintu kamarnya terbuka, dan bi imah berdiri disana. "Oh, sudah bangun non?"

Rayna mengangguk lalu menggelung rambutnya dan bangkit dari ranjangnya menuju kamar mandi tanpa sepatah katapun. Sedangkan bi imah melanjutkan pekerjaannya untuk membereskan kamar Rayna.

Tok tok tok...

Bi imah yang lagi merapikan kasur berjalan ke pintu.

"Rayna dimana?"

"Non Rayna lagi mandi den." Jawab bi imah pada Kaivan.

Pria itu memeriksa arlojinya lalu menghela nafas panjang. "Saya berangkat duluan. Tolong sampaikan ke Rayna ya bi." Ucapnya lalu melangkah pergi.

"Nggih den." Jawab bi imah lembut, lalu tersenyum menatap Kaivan yang menuruni tangga. "Den Ivan pancen apik, yo atine yo rupane. Non Aya beruntung banget iso olih wong lanang koyo ngono kuwi." Pujinya menganggumi pria itu.

"Ngomong sama siapa bi?" Rayna yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit dibadannya. Membuat bi imah berbalik menghadapnya.

"Eh, enggak non. Itu den Kaivan udah berangkat duluan tadi."

"Ooh." Ucap Rayna mengangguk lalu menuju walk in closet nya untuk bersiap.

💋💋💋

"Oke bagus, ra. Presentasi lo ada peningkatan, sedikit." Rio berujar membuat karyawan lain bertepuk tangan, ia lalu berdiri dari duduknya.

Troublesome fianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang