Rayna tersenyum ramah pada kolega kerja yang ke sekian kalinya mereka temui hari ini. Kaivan menjabat tangan rekannya setelah mereka mencapai kesepakatan kerja yang bagus. Mereka melanjutkan obrolan santai selama beberapa menit sebelum memutuskan untuk menyudahi pembicaraan dan berpisah didepan loby restoran.Setelah mobil mereka melaju meninggalkan bangunan tradisional itu Rayna menghela nafasnya lega, senyum komersialnya langsung menghilang digantikan wajah lesu dan lelah. Kaivan melihat jam tangannya sebelum berbalik untuk menatap Rayna.
"Istirahat tigapuluh menit sebelum meeting selanjutnya." Ucapnya yang diangguki Rayna tanpa perlawanan.
Kaivan sedikit belum terbiasa dengan sikap Rayna yang tiba-tiba menjadi lebih penurut dari biasanya. "Mau eskrim atau kopi?"
"Saya mau eskrim." Rayna berbalik untuk masuk kembali kedalam restoran dan memesan es krim untuknya sendiri.
Ia duduk di bangku dekat dengan dinding kaca yang mengarah langsung pada pemandangan pantai. Ia menatap birunya ombak sembari memakan ice cream chocolate pesanannya. Dalam kepalanya sedang berkecamuk riuh berbagai rencana yang sudah ia siapkan sebelumnya untuk membuat kaivan kesal padanya, namun sejak kejadian semalam mendadak otak dan tubuhnya tidak sinkron. Tubuhnya terus menurut patuh pada setiap ucapan kaivan sedangkan otaknya terus mengoceh agar ia menolak atau bahkan menyalak ucapan pria itu.
Apa yang terjadi padanya?
Ponselnya berdering membuat perhatiannya teralihkan pada benda yang bergetar diatas meja. Tertera nama Bayu dilayar ponselnya.
"Halo?"
"Akhirnya diangkat juga! Ray! Lo lagi di zuta kan?? Nanti pulangnya gue titip kalung sama gantungan pintu yang ada kerang kerangnya ya!" Ucap Bayu terdengar amat semangat.
"Gantungan pintu?"
"Ho'oh! Yang itu loh ada bundarannya terus ada gantungannya yang bisa bunyi ada juga yang pakai tali tali atau bulu-bulu. Tau kan??"
Rayna mengernyitkam dahinya berfikir. Sebelum suara Tiara dari sambungan telepon menyahut.
"Dream catcher?"
"Iya itu maksudnya!"
"Oalah.. oke deh, nanti hari terakhir aku mampir ke oleh2." Rayna tersenyum mendengar sahutan girang dari Bayu diseberang sana, ia bahkan bisa membayangkan situasi yang terjadi disana.
Ckrek!
Rayna mengangkat pandangannya kedepan, diseberang mejanya, kaivan duduk dengan memegang ponsel yang mengarah kepadanya. Rayna menatapnya tak suka, ia mematikan panggilannya sebelum mengatakan.
"Om ngefoto saya ya?!" Wajahnya bersungut kesal.
Ah lihat, ekspresi kesal itu kembali lagi. Kaivan tersenyum tipis melihat wajah lucu gadis didepannya.
"Iya. Kenapa?" Pria itu menjawab dengan santai bersandar pada kursinya sambil menaruh ponsel kedalam saku jasnya kembali.
"Hapus nggak!" Kerutan didahi Rayna semakin jelas.
"Nggak." Nada santainya semakin membuat Rayna tersulut emosi dan bangkit dari duduknya sambil memukul meja.
"Om!" Gadis itu meninggikan suaranya membuat perhatian beberapa orang teralihkan padanya sesaat.
Rayna yang menyadari itu menarik nafasnya dalam ia menatap kaivan yang masih terduduk tenang dan menatapnya balik tepat dimatanya membuat Rayna semakin kesal.
"Duduk." Ucap kaivan menatapnya dan tersenyum tipis menunjuk bangku Rayna dengan iris matanya.
Rayna menghela jengah sebelum pramusaji datang mengantarkan pesanan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublesome fiance
Fanfic@ChocoKimLatte_2021©®🔞 Saat seorang CEO muda dijodohkan dengan seorang gadis narsis dan susah diatur. "Saya itu tunangan kamu, sudah jadi kewajiban saya nasehatin kamu." ~Kaivan~ Idea : 02_05_2021 Publish : 03_05_2021 Finish :_ #2 kaiexo 23_09_21 ...