19» siapa lagi?

315 10 5
                                    


Hari ke hari Rayna tidak ada hentinya bertingkah untuk mengganggu Kaivan. Masih dengan rencana awalnya yaitu memakai pakaian supermini dan berperilaku nakal dihadapan pria itu. Cara itu masih cukup ampuh, yah dia bahkan masih menyimpan kartu kredit milik Kaivan. Setiap kali pria itu memintanya untuk mengembalikan benda itu, Rayna selalu memberinya dengan tidak wajar dan kaivan yang tidak mau ambil pusing memilih untuk membiarkannya.

"Kesambet apa lo, dari kemarin-kemarin traktir kita terus." Ucap Bayu yang sedang melahap pizza yang Rayna belikan untuk mereka.

"Dapet sugar daddy ya lo." Tuduh Tiara bercanda membuat semuanya tertawa tak terkecuali Rayna. Sugar daddy nya itu bos kalian.

"Tapi nggak apa-apa, gue suka makanan gratisnya. Ngirit pengeluaran." Sahut Bayu lagi yang kini memakan burger.

"Kalau gini terus BB gue bakal naik nih."

"Nggak usah sok deh lo, biasanya juga lima bungkus lo abisin sendiri."

Begitulah jika Tiara dan Bayu disatukan, apapun percakapannya akan berakhir berantem.

Rio keluar dari ruangannya sembari membawa berkas, menghampiri karyawan yang sedang berkumpul.

"Makan apa kalian? Nggak bagi-bagi." Tanyanya membuat yang lain nyengir kuda.

"Tenang bang, khusus bang Rio udah gue pisahin." Rayna memberikan satu paper bag paket komplit dari restoran cepat saji yang ia pesan.

Satrio tersenyum. "Waah, makasih loh." Dia menerima paperbag nya lalu memberikan berkas pada Rayna sebagai gantinya. "Ini proposal yang mau dikirim ke agensi artis yang mau kita ajak kerja sama, tolong mintain tanda tangan pak Kaivan ya."

Pintanya yang diangguki Rayna. Baguslah, hari ini dia belum bertemu Kaivan. Sekalian mengantar berkas sekalian juga dia meluncurkan aksinya kan?

Pokoknya dia tidak akan berhenti sebelum Kaivan membatalkan pertunangan ini. Rayna tinggal menjalankan rencananya sampai membuat pria itu lelah dan kesal dengan sikapnya maka pasti Kaivan akan menyudahinya kan. Iya kan?

Dengan senandung kecil dan memainkan berkas yang ia bawa, Rayna masuk kedalam ruangan Kaivan. Melewati meja sekertaris begitu saja tanpa permisi.

Lina segera menegurnya. "Maaf mbak."

Rayna berbalik dengan wajah tidak minatnya menatap Lina. Dia baru bertemu lagi dengan perempuan ini setelah ia memergokinya tengah bercumbu dengan sang bos. Argh, mengingat itu membuat Rayna ingin menggigit tangan perempuan didepannya.

"Iya saya maafin." Ucap Rayna acuh lalu berbalik untuk masuk keruangan Kaivan.

Lina menatap Rayna dengan bingung, kenapa dia malah menjawab begitu? Dia segera menghampiri Rayna yang hendak membuka pintu dan menahan tangannya.

"Pak Kaivan nggak ada didalam." Ucapnya dengan sedikit kesal, tidak ada lagi bicara sopan.

Rayna menepis tangan Lina yang memegang lengannya. "Don't you dare touch me with your dirty hands!" Gumamnya mengusap lengan yang sebelumnya dipegang Lina dengan berkasnya, menatap Lina dengan tatapan tajam dan meremehkan.

"Lo!" Tunjuk Lina marah dengan sikap Rayna padanya.

"Apa? Bener, kan?" Rayna tersenyum mengejek. "Gue juga kaget kenapa perusahaan keluarga Sagara mau memperkerjakan orang dengan latar belakang buruk kayak lo." Ucapnya melipat kedua tangannya didepan dada.

Lina menatapnya terkejut membuat Rayna kembali tertawa. "Kaget? Duh duh duh, harusnya kalau mau nyembunyiin aib tuh yang rapet mbak." Ucapnya memainkan jemarinya. "Tapi ya emang, bangkai kalau disembunyiin bakal kecium baunya juga."

Troublesome fianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang