1. terbangun di raga yang berbeda.

1.3K 63 2
                                    

"kamu itu selalu aja bikin masalah! bikin malu!" cerocos seorang wanita sedang memarahi putri nya yang duduk santai di sofa sembari bersandar.

"kalo dibilangin itu denger! telinga kamu kemana Ta!" marah nya kesetanan sambil melempar pulpen ke arah anak nya.

"bacot." gumam Atala yang hanya di dengar dirinya saja, gadis berusia delapan belas tahun itu yang masih duduk di bangku SMA kelas dua belas.

"pake segala mukulin anak osis, mau jadi jagoan kamu hah?! gak sekali dua kali mama dipanggil ke sekolah gara gara ulah kamu yang malu maluin itu!" marah wanita bernama Dina itu.

"dia duluan yang cari masalah sama aku!" telak Atala tidak terima.

"ngejawab terus kamu! ngejawab kalo dibilangin!" marah Dina.

"ya ngejawab lah, orang gak salah ngapain gak jawab." balas Atala enteng membuat Dina semakin naik pitam dibuatnya.

"ATALA! BISA AJA YA MULUT KAMU!" bentak Dina murka.

"mama capek ngurusin kamu yang gak pernah denger omongan mama, ngejawab terus, ngebantah terus. Mendingan kamu ikut papa kamu aja!" ucap Dina menggebu gebu.

"mama pengen aku mati ya?!" teriak Atala sambil berdiri dari duduk nya menatap Dina nyalang.

Dina terdiam, tersadar akan ucapan nya. Ia menghela nafas panjang.

"Atala.. mama itu sebenernya serba salah, kalo mama ngebiarin kamu nanti dikira orang tua nya gak bisa ngedidik anak nya. Kalo dibilangin, kamu gak mau nurut.. kamu mau nya gimana sih sebenernya? mama capek banget sama kelakuan kamu yang malu maluin itu!"

"kamu udah delapan belas tahun, Ta.. bentar lagi sembilan belas dan lulus sekolah. Tolong dewasa dong!" celetuk Dina.

"dewasa, dewasa. Aku masih kecil!" ketus Atala.

"udah lah Ta, terserah kamu aja. Mama capek ngurusin kamu, mendingan kamu nyusul aja papa mu!" tegas Dina tidak sadar dengan nafas memburu.

"ya mama aja sana yang nyusul papa," usul Atala membuat Dina menatap tajam sang anak.

"ATALA!"

"bacot!" sewot Atala kemudian pergi dari sana keluar rumah.

"ATALA KEMBALI! DURHAKA KAMU!" teriak Dina menggelegar.

Bi Ati-Art dirumah itu menyusul Dina, memberikan segelas air putih supaya nyonya nya itu tenang.

Atala berjalan keluar komplek dengan seragam sekolah yang masih melekat di badan nya, ia mengunyah permen karet di mulut nya dan sesekali meniup permen karet itu menjadi balon besar.

tup!

permen karet itu meletup memenuhi mulut nya, yang kemudian ia kunyah lagi.

gadis dengan wajah tanpa ekspresi itu terus berjalan sambil bergumam tidak jelas dan sesekali mengumpati Dina.

Atala menghela nafas panjang dan menatap langit yang cerah, bertumpu di tiang jembatan yang dibawah nya menampilkan sungai.

jangan pikir Atala akan bunuh diri, tidak mungkin. Masalah sepele seperti itu masa mau bunuh diri, najis banget.

gadis dengan tinggi 175 itu dengan rambut pendek sebahu yang hendak ia potong lagi karena risih, menguap lebar dengan permen karet yang masih nyantol di mulut nya.

tch!

Atala melepeh permen karet yang sudah tidak ada rasanya itu ke bawah. Ia membuka satu bungkus permen karet lagi kemudian mengunyah nya.

bugh.

badan Atala terjelungup kebawah, ia bertumpu pada tiang supaya tidak jatuh. Menatap seorang pemuda yang tidak diketahui wajah nya karena tertutup cahaya matahari.

TRANSMIGRASI BOCIL ON GOING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang