8. jantung yang berdebar.

74 7 0
                                    

hari berikutnya Alea dipindahkan ke sekolah dasar bergengsi di kota itu, ia mendapat kelas 1A. Sungguh konyol hidupnya, dirinya yang berusia delapan belas tahun kini kembali ke sekolah dasar. Mengulangi sekolah sampai dua belas tahun, lagi..

"anak anak, kalian kedatangan temen baru loh.. siapa yang gak sabar lihat temen baru?" seru guru muda bernama Resya, biasa dipanggil Bu Resya oleh murid murid di sana. Ia wali kelas 1A.

"saya Bu!"

"saya!"

"pasti teman barunya asyik!"

"bener!"

Resya tersenyum, lalu membuka pintu menampakan sosok Alea di sana. Resya tersenyum tipis, menuntun Alea masuk ke dalam kelas barunya. Alea menatap sekitarnya, kelasnya rapih dan besar. Murid murid di sini juga banyak.

"silahkan perkenalkan diri kamu," ujar Resya sembari tersenyum ramah pada Alea.

"kenalin nama gu— aku Alea," singkat Alea walaupun hampir keceplosan.

"halooo Aleaa!"

"Alea cantik banget,"

"Alea duduk di sebelah aku, ya!"

seru bocah bocah cilik di kelas itu, mereka berisik sendiri. Tapi lumayan menyenangkan baginya, ia mengulang masa kanak kanaknya.

"silahkan duduk, Alea. Terserah kamu mau duduk di mana," ucap Resya. Alea berjalan menuju bangku yang tak terlalu belakang dan tak terlalu ke depan, ia duduk di dekat jendela setelah dipersilahkan teman sebangkunya yang baru untuk duduk.

"hai Alea kenalin nama aku Nayesha biasa dipanggil Nayes," bocah perempuan di sebelahnya itu mengulurkan tangan ke arah Alea sembari tersenyum lebar dengan mata yang berbinar binar.

"Alea," balas Alea singkat sambil menjabat tangan bocah perempuan itu.

"pelajaran hari ini matematika, ya. Tapi kita akan bermain, permainan nya itu menjawab kuis yang akan Ibu berikan kepada kalian. Kalau benar, Ibu akan kasih hadiah!" seru Resya.

"matematika di sini gak nyari x, kan?" gumam Alea khawatir.

"sekarang kita mulai, ya, pertanyaan pertama adalah Andi memiliki tujuh buah apel lalu Bella datang dan meminta apel Andi tiga. Maka berapakah sisa apel Andi?" tanya Resya memulai pertanyaannya.

Alea mengangkat tangannya saat anak anak yang lain mulai kebingungan dan menghitung. Resya tersenyum lalu berkata, "berapa jawabannya Alea?"

"jawabannya tujuh," jawabnya singkat.

"yahhh Alea, kurang tepat.. bisa dihitung dulu yaa jangan jawab asal asalan." Tutur Resya menasehati.

"apel Andi masih tujuh karna dia gak ngasih ke Bella, dia pelit." Alea menjawab dengan santai yang membuat seisi kelas terdiam, Bu Resya juga tidak expect Alea menjawab seperti itu.

"kamu pintar, Alea." Bu Resya tersenyum lalu bertepuk tangan, murid murid lain ikut tepuk tangan.

"iya, ya, kalo aku jadi Andi juga gak bakalan aku bagi. Enak aja dateng dateng minta," ujar salah satu murid yang membuat seisi kelas tertawa.

"gak heran sih, kamu aja pelit!" ejek bocah di sebelahnya.

"kamu bener juga, ya, Alea." Nayes menatap Alea sambil tersenyum.

"iya kan gue— maksudnya aku pinter," jawabnya dengan bangga.

"kalau begitu kita sambung ke pertanyaan kedua, ya, Bu Resya sudah menulis nama kalian dipapan dan jika ada skor yang paling banyak Bu Resya akan ngasih hadiah."

TRANSMIGRASI BOCIL ON GOING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang