7. kelahi?

182 10 2
                                    

di sini lah Alea berada, di kelas taman kanak kanak dengan Aily duduk di sebelahnya. Zero, anak itu menghampiri meja Alea lagi seperti biasanya untuk mengganggu anak itu. Alea menaikan satu alisnya menatap tubuh ceking Zero yang yang sok tangguh.

"heh kamu anak manja, beliin aku minuman!" titahnya menyuruh Alea dengan nada bossy.

"dih, lo pikir gue babu lo?!" pekik Alea tak terima, ia berdiri dan menatap Zero tak terima.

Aily yang melihat itu ikut berdiri, anak anak di kelas itu menonton pertunjukan itu sambil menerka nerka apakah Alea akan melawan lagi seperti kemarin.

"gue ingetin lo jangan kebanyakan nonton sinetron deh, makanya lo jadi dramatis gini. Najis!" Alea menatap tajam Zero.

Zero tak terima lalu mengambil tas Alea lalu membuangnya ke jendela, dan tersangkut di pohon. Alea mendelik tak terima.

Alea berjalan ke arah kursi Zero dan mengambil tas anak itu, membuang buku buku nya ke jendela hingga buku buku dan kotak pensil milik Zero terjatuh ke tanah dan ada yang tersangkut di pohon.

"HUWAAAAAA ALEA BUANG BUKU BUKU AKU!" tangis Zero pecah, merasa seolah ia korban.

sudah cukup, Alea muak dengan tingkah laku anak ini. Alea mencekik anak itu dan mengangkat tubuh ceking nya dari lantai, lalu melepaskannya. Lalu ia menarik tangan Zero dan membantingnya ke lantai.

Aily yang melihat itu menganga lebar lalu mengangkat dua jempolnya. "Good job, Alea." Ia menggeleng bangga sambil tersenyum lebar.

anak anak lainnya berteriak histeris, seolah Alea monster yang harus dihindari.

Zero menangis tersedu sedu, mengadu punggungnya sakit. Beberapa anak mengadu pada guru jika Zero teraniaya.

_________

di sini lah Alea berada, di ruang guru dengan beberapa guru yang menatapnya tak percaya. Dan sudah ada Zero yang ditenangkan oleh wali kelas mereka.

Alea duduk tenang sambil memakan permen yang berada di toples meja di situ. "Alea, kamu tau tindakan kamu bisa membahayakan teman kamu, kan?" ujar guru muda bernama Syakira secara tegas. Menatap Alea yang tidak ada takut takutnya.

"ya terus kenapa?" tanya Alea semakin menantang.

"KAMU!" Zero melotot hendak memukul Alea dan ditahan guru guru.

"kamu bisa dipenjara loh kalo orang tua Zero gak terima anak nya digituin sama kamu. Kamu sadar hal itu bahaya, kan? kamu mencelakai teman kamu." Syakira menatap Alea tegas.

"biarin aja, papa aku kaya, aku gak bakal dipenjara semudah itu cuma karna matahin tulang anak orang." Ucapan Alea yang sudah diluar nalar, dan diluar pola pikir anak anak pada umumnya membuat Syakira memijit kepalanya. Guru guru lainnya menggeleng.

"ibu tau papa kamu orang berpengaruh, tapi bukan berarti kamu bisa jadi orang yang semena mena kedepannya. Bagaimana dimasa depan jika dari kecil saja kamu tidak bisa dididik untuk menjadi lebih baik?" guru dengan kacamata dan tubuh gemuk bernama bu Ningsih berucap.

"yang harusnya bu guru marahin tuh dia lah, tanya aja temen aku Aily. Dia yang liat sendiri kalo bocah tengil ini duluan yang nyamperin aku dan buang tas aku ke luar jendela. Ibu pikir aku bisa terima? aku bisa loh, ngadu ke papa aku kalo aku dibully sama dia. Dan nyebarin rumor ke media kalo sekolah ini dukung pembullyan supaya gak ada orang lagi yang mau daftarin anaknya ke sekolah mewah tapi miskin pola pikir kaya gini." Alea menyilangkan kakinya, lalu mengambil permen di toples, di meja itu, lalu memakannya.

guru guru terdiam, tidak menyangka perkataan anak kecil seusia Alea. Bagaimana mungkin anak sekecil ini tapi bicaranya layaknya sudah cukup dewasa.

"benar itu, Zero?" tanya Syakira menghadap ke anak muridnya, Zero. Yang menunduk takut. Lalu mengangguk pelan.

TRANSMIGRASI BOCIL ON GOING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang