Pacaran sama Karina itu, Winter terima semuanya. Dimulai dari senyuman manisnya, tawanya, sifat cueknya, bahkan sampai dengan rasa sakit hatinya pun dia terima juga.
"Dari semua orang yang ada, kenapa harus dia, Rin?"
-Winter.
"Harusnya semua ini c...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Flashback disaat Winter berangkat ke Amrik :
Dikarnakan kejadian itu, papah Winter akhirnya memutuskan untuk pergi memindahkan Winter di sekolah elite milik temannya yang ada di Amrik.
Selain karna mau ngejagain kakek Hwang dan nenek Hwang yang udah sakit sakitan, Tiffany juga memutuskan untuk mengajak keluarganya buat tinggal di kampung halamannya sampai waktu yang ditentukan.
Dan kini di bandara, Giselle udah berdiri saling hadep hadepan sama sang pacar.
"Kamu yakin mau pergi, Win?"
"Iya, kak. Tapi kakak tenang aja, disana gw pasti bakalan terus ngehubungin kakak kok"
"Kamu bakalan balik, kan?"
"Iya, kalo ada waktunya. Makanya kakak doain aja semoga aku bisa main ke Indonesia"
"Pasti. Tapi..."
"Hm? Tapi apa, kak?"
Giselle seketika langsung berhambur ke pelukkan sang pacar.
"Hiks...janji sama aku kalo kamu bakal balik! Hiks..."
"Hahahaha, iya iya ampun. Udah, ya nangisnya. Gw sama ortu gw udah mau pergi nih"
"Gak boleh pergi!"
"Kak Gis~" Winter melepas pelukkan sang pacar perlahan kemudian memegang kedua pipi gembul Giselle.
"Aaa...aku janji suatu saat nanti bakal balik. Aku gak akan ingkar janji. Kakak tunggu aja, suatu saat nanti pacar kakak ini bakalan dateng ke Indonesia sambil bilang ke semua orang kalo aku itu cuma punya kakak"
"Winter..."
"Kak Gis...maaf kalo aku baru bisa bilang ini sekarang...sebelum aku pergi, aku mau ngatain sesuatu ke kakak"
"Kak Gis, mulai hari ini...ayo kita pacaran secara resmi. Mungkin untuk beberapa waktu kedepan nanti, kita bakalan terpisah sama jarak. Tapi walaupun begitu, aku harap hati kita gak akan terpisah, kak"
