Part 3

8.3K 453 1
                                    

Hallo selamat datang di Part 3, huhu ga sabar  7 part lagi، maka aku akan promosikan cerita inieh!

Kenapa si nunggu 10 part? Ya, biar aku konsisten
Kalo dibawah itu bisa sewaktu-waktu aku unpublish!

Selamat membaca...

***

          Caraka meneguk minuman keras yang tadi dipesannya. Kini Caraka bersama sahabat maksiatnya yaitu Eros, sedang berada di sebuah Club. Jika untuk belajar dan berbicara tentang hal hal yang rumit ada Abas, tapi jika ia hendak melakukan hal hal buruk apalagi mabuk-mabukan seperti ini maka Eros jawabannya.

Terdengar lucu memang, tapi begitulah adanya. Abas tidak akan mau menginjakkan kaki di tempat haram ini, dan Eros tak akan mau menggunakan otaknya untuk berfikir. Caraka butuh mereka berdua agar hidupnya seimbang dan berhasil untung masalah tugas kuliah dia bisa berdiskusi dengan Abas, dan untuk mabuk-mabukan ada Eros.

"Lo gamau nyoba cewek Cak? Pasti Lo bakal ketagihan"Ucap Eros yang kini sudah memangku salah satu wanita malam yang dipesannya,

"Males"Jawab Caraka datar, dia hanya ingin minum saja tidak ingin menyewa wanita karena dirinya itu mahal tidak sembarang orang bisa menyentuhnya,

Eros pun pergi ke kamar yang telah dipesannya bersama wanita malamnya.

"Ck murahan!"Sinis Caraka saat melihat bagaimana dengan tak tahu malunya kedua orang tadi bercumbu di depannya,

Ingatannya melayang kepada Rindu. Kenapa gadis itu tidak memperbolehkannya untuk mengantarnya sampai ke depan rumah? Apa karna dia malu karna rumahnya tak sebagus Apartemen yang Caraka tinggali? Atau karna dia takut orang tuanya marah melihat dia pulang membawa seorang lelaki?

"Tolol! Ngapain Gue mikirin tuh anak sih! Mending cabut deh Gue!" Ujarnya Kesal, kesal terhadap dirinya sendiri kenapa dia memikirkan gadis bodoh itu?

Setelah itu Caraka pergi menuju Apartemen mewahnya untuk beristirahat. Dalam perjalanan dirinya mendapatkan notifikasi dari beberapa paman dan bibinya, hidup dengan harta  berlimpah memang menyenangkan tetapi ada juga saat dimana Caraka tidak ingin memiliki keluarga ataupun percaya dengan seseorang selain sahabat dan juga kakeknya.

"Harta, harta, harta! Para manusia bangsat itu masih gak terima 80% harta keluarga Arsatya jatuh ke tangan Gue? Sialan!"Ucapnya emosi lalu memukul stir mobilnya,

Perebutan harta sudah biasa terjadi di kalangan atas, dan terkadang bisa melibatkan nyawa seseorang. Setelah kematian Papa dan Mamanya, Caraka dipilih untuk menjadi pewaris utama. Dan tentu saja ke tiga pamannya yang lain tidak terima, para manusia haus kekuasaan itu tidak akan bisa menerima jika mereka hanya mendapatkan masing-masing 10% atas harta keluarga Arsatya.

Selama ini mereka mencoba untuk menjatuhkan Caraka, terutama membandingkannya dengan Anak lelaki paman pertamanya yang merupakan ketua BEM di kampusnya.

Ceklek

Caraka memasuki Apartemennya, matanya melirik ke arah figura berisikan foto keluarganya yang kini sudah berada di alam lain.

Dia merindukan orang tuanya, seandainya mereka hidup di keluarga yang biasa saja pasti tak akan ada musuh yang mengincar orang tuanya. Dia hanya bisa merasakan kasih sayang itu sampai usia yang ke 5 tahun, karna setelah itu orang tuanya meninggalkannya untuk selamanya.

***

          Hari ini kampus sedang dikacaukan oleh sebuah pertengkaran antara Rain dengan seorang gadis bernama Purply, nama yang unik tapi juga aneh. Sifat gadis itu yang galak sangat tidak mencerminkan seorang perempuan, Rain dengan marah Menarik keras rambut Purply tapi apakah gadis itu hanya terdiam? Tidak!

Purply adalah gadis yang tangguh tentu saja saat mendapatkan perlawanan dari musuh yang dia lakukan adalah membalas. Gadis itu memelintir kencang tangan Rain yang membuatnya memekik kesakitan.

"Masa jambak-jambakan terus gak bosen? Tonjok-tonjokkan dong!" Ucap Purply songong,

Namanya Purplyza Lylyana Keyvara, nama yang indah tapi tidak dengan kelakukannya yang seperti laki-laki sebenarnya gadis ini cenderung diam jika melihat Rain membully siapapun. Tapi masalahnya, gadis tak tahu diri itu membullynya! Hanya karna dia tidak ingin memberikan tugasnya kepada Rain.

"Gue bilang apa Rain, jangan cari masalah sama anak itu! Dia kalo marah kaya kesetanan Rain!" Nasehat sahabatnya, Tifanny.

"Gue gak tau bakal kayak gini!"Elak Rain kemudian mereka pun ingin segera pergi dari sana, tapi Purply mencegahnya

"Heh! Mau kemana Lo anjing! Sini gak Lo!"Kemudian Purply menarik baju yang dikenakan oleh Rain,

Dari kejauhan Caraka, Abas, Rindu dan juga Eros melihat pertunjukkan itu. Eros yang sangat bersemangat menepukkan tangannya bangga kepada Purply!

"Semangat Pur Ayam!"Teriak Eros bahagia,

Tapi tunggu

Kenapa?

Purply

Berjalan ke arahnya!!

"Eros banci pengkolan! Berani Lo ngatain Gue Pur ayam!"Teriak Purply marah, dia paling benci jika ada yang menistakan namanya!

Ya walau sebenarnya namanya sangat mudah untuk dinistakan, namanya seperti warna ungu dan kadang Eros mengatai dirinya Ungu janda, ataupun Pur Ayam seperti sekarang.

"Bas Tolong Bas!"Eros memang banci original, meminta bantuan kepada Sahabatnya

Abas yang melihat itu lalu berjalan ke arah Purply, dan menyentuh kening gadis itu lembut. "Lily, Dahi kamu Luka"

Dengan kasar Purply menepis tangan Abas lalu pergi meninggalkan mereka semua. Rindu yang melihat itu diam ditempat, kenapa wajah gadis itu tadi seperti enggan sekali berurusan dengan Abas? Ada apa sebenarnya?

Eros yang sadar kemudian berbisik, "Pur Ayam itu sebenernya mantan Abas, cuma emang gak ada yang tau"

Hah? Seorang Nabastala? Pria manis idaman gadis-gadis kampus pernah menyukai Purply? Gadis tadi? Yang emosian dan juga kasar? Bagaimana bisa? Rindu tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Iya, Dia satu-satunya mantan Gue. Dan namanya masih ada disini"Ucap Abas lirih sembari menyentuh dadanya,

Bilang saja jika dia Gamon! Menjalin hubungan selama dua tahun bersama Purply memang membuat Abas sulit melupakan gadis bar-bar tersebut.

"Padahal cuma Purply yang bisa ngelawan Caraka ya kan Bas!" Ucapan Eros itu di balas anggukan oleh Abas,

Memang benar, Caraka itu galak dan bermulut pedas tapi Purply bar-bar dan juga jahil. Jadi walau Caraka berbicara panjang lebar maka Purply lebih suka membalasnya dengan mengerjai pria itu. Caraka tak akan melawannya karna Purply pun tak akan mencari masalah jika tidak di usik, selain itu gadis tersebut merupakan pacar dari sahabatnya kala itu.






Jika kamu dicintai oleh penulis maka saat itu juga kamu abadi, dalam karyanya.







Ucapan itu memang benar adanya, Nabastala mengabadikan kekasih tercintanya, Purplyza dalam sebuah Karya yang menjelaskan tentang bagaimana semesta menciptakan gadis semenarik Purplyza dan juga bagaimana seorang Nabastala mencintai untuk pertama kalinya.

Rindu yang melihat keterdiaman Abas, hanya bisa menaruh simpati pada sahabat dari musuhnya tersebut. Dalam hati ia berdoa, semoga jika kedua orang itu masih menaruh cinta dalam hatinya kelak mereka bisa bersatu kembali.











Hallo udah Part 3 aja nih sampai jumpa di part 4

Jangan lupa Vote dan Komen

Rindu Caraka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang