// 10. rezeki itu nggak boleh ditolak, katanya

461 124 26
                                    

//

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

//

"Orang gila."

"Jelek banget. Baru dua kali ketemu aja udah ngajak nikah. Itu otaknya udah bener, nggak?"

Adalah apa yang keluar dari mulut [Name] tepat setelah ajakan itu terlontar dari mulut Jihoon. Dia turun dari pangkuan si cowok dan duduk kembali ke kursinya. Jihoon lagi-lagi ketawa pelan, "Gimana? Kalau kamu terima, saya bakalan tutup mulut. Kalau kamu nolak, kita lihat nanti, deh."

[Name] melirik sinis, "Ngomong tuh yang bener. Jangan ngalor-ngidul. Apaan tiba-tiba ngajak nikah, dipikir ini mainan petak-umpet apa?"

"Siapa yang bilang saya becanda? Saya beneran."

[Name] mengacungkan jari tengahnya, "Becandanya nggak lucu. Pernikahan itu bukan buat main-main, kak. Apalagi cuman buat kakak tutup mulut masalah ini."

Kali ini, senyum di wajah Jihoon luntur dan digantikan dengan alis yang tertukik, "Jadi, kamu lebih memilih identitas kamu terbongkar daripada nikah sama saya?"

"Iyalah."

"Seru juga."

[Name] melirik Jihoon dengan sinis lagi, dia pikir aku mau nikah? Mana mau aku jadi babu rumah tangga, mending foya-foya. Sambil memakan makanannya dengan perasaan kesal, [Name] menyumpah-serapahi Jihoon dan mulutnya yang dengan seenak jidat ngelamar dia.

Minimal romantis dikit, kek. Apaan ngelamar kayak gitu? Cuih.

"Kamu pasti lagi misuh-misuhin saya, kan?"

"Emang. Kenapa? Nggak senang?" tanyanya sewot sambil mengacungkan pisau makannya, "mulut tuh yang bener kalau ngomong. Lama-lama aku jahit juga."

Jihoon ketawa, yang bikin [Name] makin sinis aja ngeliriknya; udah mulai gila kah, orang satu ini? Ekspresif banget sialan. Aku ngeri sendiri.

"Jadi, misalkan saya ngasih kamu uang yang lebih banyak dari yang bisa bos kamu kasih, kamu tetap nggak mau nikah sama saya?"

Kena kan lo, mampus.

"Emang kakak sekaya apa? Emang sanggup ngebiayain aku yang mata duitan ini?"

Si tolol, malah ditanya.

"Menurut kamu, saya dapat semua informasi kamu itu pakai uang yang sedikit? Kalau saya miskin, saya nggak akan mau nyari informasi kamu dan ngeluarin uang sebanyak itu."

"Ya, bener juga," gumamnya pelan, "tapi, lebih kaya dari Pak Yoojin, nggak? Kalau nggak, aku tetap nggak akan mau nikah sama kakak."

Jihoon menyeringai tipis, "Saya lebih kaya dari yang bisa kamu bayangkan, [Name]. Bahkan kalau kamu minta uang jajan tiap hari dengan nominal yang besar pun, saya sanggup aja ngasihnya."

Mendengar hal itu, iris biru itu berkilat penuh keantusiasan. Jihoon yang melihat itu ketawa pelan, beneran mata duitan. "Jadi?"

"Ya, ayo kita nikah! Uang sebanyak itu, sayang banget kalau nggak diabisin," katanya bersemangat, udah lah, "aku nawarin diri buat ngabisin uangnya, kak!"

𝐜𝐨𝐬𝐦𝐨𝐠𝐲𝐫𝐚𝐥 ⸺ yoojin & l. jihoon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang