// 12. motivasi jihoon nikahin [name] adalah?

219 43 5
                                    

//

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

//

Pertanyaan Yoojin yang pakai intonasi interogasi itu bikin suasana hati [Name] memburuk hampir sepanjang siang menuju malam. Bahkan tawaran makan malam sama Jihoon aja ditolak sama dia. [Name] kesal karena setelah Yoojin tahu dia punya suami, cowok kacamata itu nggak bisa berhenti memandanginya dengan sorot seolah dia baru aja kepergok selingkuh.

Apa, sih, masalah si cebol ini? [Name] mencebik dan berdiri dari duduknya ketika jarum jam udah berada di angka enam, Jihoon juga udah mengabarinya kalau dia ada di bawah. Ketika dia keluar dari ruangannya, bertepatan dengan itu, Yoojin juga keluar dari ruangannya yang membuat [Name] memutar bola mata bosan diam-diam.

Ini dia sumber kekesalan [Name].

"Mau ke mana kamu?" tanyanya sambil mengerutkan kening, "kerjaan kamu belum selesai."

"Saya mau pulang duluan. Suami saya udah nunggu di bawah," jawabnya dengan jelas, "permisi, pak. Saya capek."

Yoojin berdiam di depan pintu ruangannya, memandangi punggung [Name] yang mulai menjauh dan menghilang dibalik pintu lift. Setelah [Name] menghilang dibalik pintu lift, Yoojin masuk kembali ke dalam ruangannya dan melangkah mendekat pada dinding kaca transparan ruangannya.

Matanya memandang kebawah, memandangi mobil Jihoon yang terparkir di depan perusahaannya.

"Seharusnya [Name] nggak nikah sama dia," gumamnya pelan, "Kang Dagyeom itu bahaya."

Terus maksudmu, kau nggak bahaya gitu?

Sementara itu, [Name] yang udah sampai di lantai paling dasar, segera keluar dari gedung perusahaan Yoojin, melangkahkan kakinya menghampiri mobil Jihoon yang terparkir di depan sana. Tanpa permisi atau apapun, [Name] membuka pintu dan masuk ke dalam.

Jihoon menautkan alis ketika melihat ekspresi wajah istrinya yang nggak bagus. Dia mengulurkan tangannya dan menyugar surai platinum itu.

"Kamu kenapa?"

[Name] mencebik dan nggak menoleh pada Jihoon, yang bikin cowok itu mengerutkan alis, kemudian mengelus surai platinum itu dengan lembut, "Kamu kenapa, sayang?"

Kali ini, [Name] menoleh, "Pak Yoojin aneh, kak!"

"Hm?" alisnya tertaut kembali, "aneh kenapa? Coba ceritain."

"Masa nanya aku nikahnya sama siapa? Nggak ngerti privasi!"

Jihoon menautkan alis, ini emang beneran aneh, pikirnya. Ngapain juga Yoojin tanya-tanya siapa suami [Name]? Nggak ada kerjaan lain, kah, dia?

Lantas, untuk menenangkan istrinya yang beneran masih kesal setengah mampus, dia meraih tangan [Name] dan mengecup punggung tangannya, "Yaudah, sekarang kamu maunya gimana biar keselnya hilang? Mau resign?"

Alis yang tertukik itu makin tertukik waktu dengar hal itu. Sebenarnya, resign adalah ide yang bagus buat kondisi dia sekarang. Dia udah dapat suami tajir melintir, kehidupannya udah terjamin, dan dia nggak perlu kerja jadi babu orang lagi. Kondisi dia sebenarnya udah mendukung banget⸺tapi, kelen tahu sendiri, kan, gimana cewek ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐜𝐨𝐬𝐦𝐨𝐠𝐲𝐫𝐚𝐥 ⸺ yoojin & l. jihoon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang