part 6

92 9 3
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading

Kantin sangatlah ramai dan banyak yang memperhatikan seorang siswi yang sedang sial karena tidak sengaja menabrak seorang Arendra.

"Mata lo kemana hah?"Arendra dengan kesal mendorong bahu siswi itu hingga terduduk di lantai kantin.

"Kalau jalan tuh jangan sambil merem"ucap Gibran.

"Baju gue jadi basah bego"ucap Arendra lalu menendang pelan paha siswi itu.

"Ada apa?"tanya Bella yang baru datang bersama Dea.

"Ni anak numpahin jus alpukat ke seragam Rendra"ucap Gibran.

"Lo anak pindahan itukan? Lo kaga tau kita siapa?"tanya Bella.

"N--nggak"jawab siswi itu pelan.

"Kita ditakuti di sekolah ini dan kalau lo cari gara-gara sama kita jangan berharap bisa lepas"ucap Dea.

"Maaf"ucap siswi itu sambil menunduk.

Tangan Bella terangkat ingin menampar siswi yang sedari tadi tidak mengangkat kepalanya itu, namun tangannya di tahan oleh seseorang.

"Rey, kenapa kesini?"tanya Bella kaget.

"Hum aku laper"ucap Reyna dengan wajah kesalnya.

"Eh iya, lo ke meja dulu aja biar gue pesenin"ucap Bella di balas anggukan oleh Reyna

Sebelum kembali ke meja Reyna mendekati siswi itu lalu mengangkat dagunya agar menatap dirinya.

"Lain kali hati-hati"ucap Reyna lalu mengusap kepala siswi itu dan kembali ke meja meninggalkan mereka yang terkejut.

Para siswa/i tidak menyangka kalau murid baru itu bisa menghentikan kegiatan bullying para donatur itu.

"Lo aman kali ini"ucap Dea lalu pergi bersama Bella untuk memesan makanan sedangkan Rendra dan Gibran pergi ke loker untuk mengambil seragam ganti.

Bel selesai istirahat berbunyi bersamaan dengan Reyna dkk selesai dengan makanan mereka, di koridor mereka berjalan dengan santai dan di selingi sedikit obrolan sampai di kelas.

Waktu berlalu dengan cepat hingga kini sudah pukul 15.20 wib dan sudah menunjukkan waktu pulang untuk para siswa/i SMA Garuda Jaya.

Reyna memasukan peralatan tulisnya ke dalam tas dengan santai walau hanya tinggal dia dan teman-temannya yang berada di kelas.

"Lo berangkat pake apa rey?"tanya Gibran setelah Reyna selesai memasukkan buku dan peralatan tulis kedalam tas.

"Tadi pagi berangkat sama tante"ucap Reyna di balas anggukan yang lainnya.

"Mau pulang bareng gue?"tanya Reva di balas gelengan oleh Reyna.

"Nggak, tante udah otw jemput"ucap Reyna mencoba mengelak

Ting

Reyna membuka pesan yang baru saja dikirimkan oleh tantenya, ia menghela napas berat saat membaca pesan dari tantenya itu.

"Kenapa rey?" Tanya Dea yang sedari tadi memperhatikan Reyna.

"Tante ada meeting mendadak" jawab Reyna lemas.

"Yaudah bareng Reva aja itu, lagian kan rumahnya searah sama rumah om lo" ucap Bella yang di balas anggukkan oleh yang lainnya.

"Aku punya rumah sendiri, beda arah sama rumah om, mending aku naik taksi aja deh" ucap Reyna.

"Gue nggak masalah anterin lo dulu" sela Reva yang membuat Reyna tidak bisa menolaknya lagi.

"Yaudah yuk pulang" ajak Arendra yang sudah berada di depan kelas.
.
.
.
.
.
Di dalam mobil Reva dan Reyna tidak membuka pembicaraan. Reva sedari tadi hanya mengusap punggung tangan kanan Reyna sambil fokus menyetir mobil dan Reyna sendiri memilih memejamkan matanya.

"Jadi lo udah nggak tinggal sama om Zayn lagi?" Tanya Reva membuka pembicaraan.

"Iya, lagian dari mansion ke sekolah lumayan jauh jadi aku milih buat tinggal sendiri" jawab Reyna dengan mata terpejam.

"Jadi gue bebas buat ke rumah lo kan?" Tanya Reva yang membuat Reyna menoleh kearahnya.

"Gue nggak nerima penolakan" lanjutnya yang membuat Reyna tidak jadi membuka suara.

"Terserah kamu" ucap Reyna sambil kembali menutup matanya.

"Tapi aku tinggal sama tante sampai om balik dari Jerman" ucap Reyna memberitahu.

"Kapan om Zayn pulang?" Tanya Reva sambil melirik ke arah Reyna.

"Bulan depan" jawab Reyna singkat.

Beberapa menit kemudian akhirnya mereka sampai di rumah Reyna, sepertinya Friska belum pulang karena rumah masih sepi.

"Thanks tumpangannya" ucap Reyna setelah turun dari mobil.

"Nggak ngajak mampir dulu?" Tanya Reva sambil tersenyum mesum.

"Nggak" jawab Reyna singkat lalu segera masuk ke dalam rumah, tidak lupa dia juga mengunci gerbang rumahnya.

"Sialan, awas aja, gue bakal bikin lo patuh lagi sama gue" gumam Reva kesal.

Dia kemudian kembali menjalankan mobilnya menuju ke apartemen, dia berpikir sejenak.

"Mungkin lebih baik gue pindah apartemen yang se arah sama rumah Reyna" gumamnya sambil tersenyum tipis.

16-12-2023

YOLOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang