Veranda, Naomi - Intern's Luck

4K 57 6
                                    

Thank you yang udah donate!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank you yang udah donate!!

Yg mau donate, boleh langsung ke https://karyakarsa.com/morry4312 atau klik link yg ada di bio

Happy reading!

-----------

Doni Septiadi. Seorang pemuda asal Bogor yang kini tengah mengikuti kegiatan magang di sebuah perusahaan startup di Jakarta. Satu minggu sudah ia menjalanin aktivitasnya di sini. Setiap harinya ia bertemu dengan wanita-wanita seksi dari berbagai divisi. Namun pria hebat ini terus menahan diri. Ia hanya tidak mau hasil laporan magangnya nanti dicoreng oleh perbuatan mesum yang tidak bisa ia tahan.

"Terima kasih Mbak buat hari ini," ucap Doni sambil sedikit membungkukkan badannya. 

"Iya sama-sama Don. Oh iya, tadi Mbak Ve nitip pesen, kamu tolong ke ruangan dia sebentar," balas wanita yang berada di hadapan pria itu.

"Ada apa ya Mbak?" tanyanya penasaran.

"Wah kurang tahu juga. Coba kamu samperin dulu aja."

"Oh, ya udah. Makasih ya Mbak Naomi. Saya permisi dulu."

Doni meninggalkan wanita itu di meja kerjanya. Kemudian melangkah menuju ruangan bosnya yang berada tak jauh dari sana. Pikirannya melayang kemana-mana. Ia takut jika ada kesalahan yang ia lakukan tanpa sadar.

"Misi Mbak Ve," ucap Doni sambil membuka pintu ruangan itu perlahan. Jantungnya sedikit berdebar. Tangannya pun agak gemetar.

"Eh Doni, silakan masuk!"

"Kata Mbak Naomi, Mbak Ve manggil saya? Ada apa ya?"

Wanita yang tengah duduk di depan komputernya itu langsung menatap Doni dalam-dalam. Ia melepaskan kacamata yang sedari tadi bertengger di atas hidungnya.

"Kamu udah punya pacar?"

"Eee... Belom sih Mbak. Kenapa ya?" tanya Doni yang melihat pergerakan bosnya itu dengan heran. Ia melangkah mundur ketika wanita itu berjalan menghampirinya perlahan.

"Bagus, gak ada yang cemburu kalo saya lahap kamu hari ini," bisiknya tepat di telinga Doni.

"M-maksud Mbak?"

Tanpa basa-basi, wanita itu langsung melumat bibir Doni dengan ganas. Ia menghisap mulut pria manis itu. Lidahnya berusaha menerobos bibir sang pegawai magang.

"Mbak Ve!" bentak Doni sambil melepaskan ciuman itu.

"Kamu diem aja Doni. Cukup nikmatin permainan kita."

"Tapi gak bisa gini Mbak. Ini salah!"

"Sssttt..." Ve menutup mulut Doni dengan jari telunjuknya. "Kamu ikut permainan saya, atau saya laporin ke kampus kamu kalo kamu bikin masalah di sini. Gimana?"

Doni merasa tak punya pilihan lain. Ia pun menutup matanya dan mengangguk pasrah. Bagaimanapun, ia tak bisa membiarkan atasannya itu menghambat kuliahnya.

Veranda. Seorang pemilik tunggal perusahaan yang telah ia rintis selama lima tahun lalu. Wanita itu terlihat sangat berwibawa. Bahkan saat ini, ketika membuat skandal sekali pun, ia tetap terlihat dominan dan lebih tinggi dari pria itu.

"Udah pernah gituan?" tanya Ve dengan tatapan menggoda.

"Gituan?"

"Iya, sex."

Doni menggeleng dengan cepat. Ia merasa malu mendapat pertanyaan itu.

"Wow, I'm so lucky today!"

Ve kemudian melepaskan blazer coklat yang menempel di tubuhnya. Kini tampak kemeja ketat berwarna merah muda tanpa lengan di sana. Lekuk tubuhnya terlihat jelas. Mata laki-laki mana pun pasti akan tertuju ketika melihatnya.

"Pernah pegang ini?" tanyanya sambil memegang kedua payudaranya sendiri.

Doni kembali menggeleng dengan cepat.

"Dipegang ininya?" tanya Ve lagi sambil neraba penis Doni dari luar celana.

Lagi, Doni menggeleng.

"Wow, masih disegel ya?"

Ve kemudian membuka satu persatu kancing kemejanya. Doni dapat menyaksikan gumpalan daging yang mengintip di sana. Ia meneguk ludahnya. Darahnya berdesir. Jantungnya mulai berdebar.

"Kenapa Doni?" tanya Ve dengan nada menggoda.

"Ng-nggak mbak..."

Ve melihat ekspresi Doni yang sangat tegang. Kemudian melihat ke arah lain yang juga tegang. Benda itu menyembul di balik celana bahan berwarna hitam.

"Woops, apa ini?" tanyanya sambil meraba bagian tersebut.

"Mbak..."

"Udah siap nih, Doni kecil yang besar?"

Godaan Ve terus menggoyahkan iman Doni. Tangannya yang lembut itu membuat sang adik semakin mengeras. Ingin dimanjakan.

"Saya buka ya?"

Doni hanya diam. Pikiran rasionalnya ingin menolak. Namun napsu berkata lain. Ia malah membiarkan bosnya bertindak semena-mena.

"Wah, saya sih suka yang kayak gini," ucap Ve sambil memegang penis itu. Ia merapatkan tubuhnya dengan tubuh Doni. Tangan kirinya bermain di bawah sana dengan lembut. Doni hanya menutup kedua matanya. Menikmati sentuhan wanita untuk pertama kalinya.

"Buka matanya dong Doni," ucap Ve sambil tangan kanannya membelai rambut karyawan magangnya itu.

"Mbak..." lirih Doni sambil menatap bosnya itu dengan penuh napsu.

Ve tersenyum. Kemudian melumat bibir pria itu dengan ganas. Tangan kirinya tetap bermain di bawah. Sementara tangan kanannya mengacak-acak rambut Doni.

Tok tok

-------

Baca selengkapnya di trakteer.id/darksideofm atau langsung ke link yang ada di bio

Lock The Door! - JKT48 One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang