Flora - Princess' Gift

1.9K 25 0
                                    

"HAAAA!!!"

Sebuah ayunan pedang berhasil membelah monster. Cipratan darah ungu ciri khas utama para monster berceceran dimana-mana. Sosok berambut coklat tua itu tersenyum miring. Ia merasa puas dengan semua hasil hari ini.

"Level 50! Akhirnya, aku tak sabar dengan apa yang akan Nona Flora berikan nanti," ucap pria itu sambil membersihkan sisa darah di pedangnya.

Pria itu adalah Albus. Sesuai dengan arti namanya–Si Putih, jubahnya berwarna putih berkilau. Albus bukanlah seorang keluarga pahlawan, bangsawan, atau pun pedagang. Kedua orang tuanya adalah petani biasa yang hanya memiliki sedikit lahan. Bahkan tak akan pernah terbesit di pikiran Albus sedikit pun jika suatu hari ia akan menjadi salah satu pahlawan terkuat yang harus melindungi kerajaan.

Negeri Awan Hijau adalah satu-satunya negeri yang berada di wilayah pegunungan. Negeri ini terletak tepat di tengah-tengah pulau besar. Ukurannya pun merupakan yang paling kecil di antara negeri-negeri di sekelilingnya. Tentu masyarakatnya juga lebih sedikit.

Medan pegunungan yang sulit, jumlah penduduk yang sedikit, dan posisi wilayah yang terhimpit membuat Negeri Awan Hijau ini seolah "anak tiri". Negeri Awan lainnya jarang sekali mengajak Negeri Awan Hijau untuk beraliansi dalam mempertahankan daerah Negeri Awan. Tentu saja karena negeri ini dianggap sebagai yang paling lemah.

Kembali tentang Albus. Saat itu, usianya baru menginjak 10 tahun. Keluarganya mendapat surat "nyasar" dari kerajaan. Pihak kerajaan yang mengirimkan surat itu mengira jika Albus adalah Albion, anak laki-laki yang memang berasal dari keluarga pahlawan. Ayahnya seorang pahlawan yang identik dengan senjata ketapel saktinya. Sementara ibunya merupakan anggota regu penyembuh. Sangat jauh dengan latar belakang kedua orang tua Albus.

Surat itu ditulis langsung oleh Raja. Di dalamnya tertera perintah kepada para keturunan pahlawan untuk mengabadikan diri kepada Negeri Awan Hijau. Total ada 30 calon pahlawan yang dibagi ke dalam 4 kelompok. Kelompok pertama merupakan para penyembuh. Kedua ada para penyihir. Ketiga ada para ninja. Lalu yang terakhir adalah para pendekar pedang.

Tentu Albus tidak bisa masuk ke dalam tiga kelompok pertama. Ia tak memiliki kemampuan penyembuhan, sihir, apalagi menghilang. Satu-satunya yang masuk akal untuk Albus adalah menjadi pendekar pedang. Meskipun, ia tak memiliki sihir sama sekali untuk meningkatkan kemampuan berpedangnya.

Awal hidup Albus sebagai calon pahlawan sungguh berat. Albus kecil dipaksa untuk bisa berkelahi dan mengayunkan pedang. Sejak awal, ia diperlakukan berbeda. Sebab ia tidak bisa merapalkan mantra sama sekali. Tentu saja, tidak ada darah pahlawan di tubuhnya. Hanya mereka yang memiliki darah pahlawan yang bisa merapalkan mantra.

Semua mengira bahwa Albus adalah keturunan pahlawan yang gagal. Bahkan kedua putri kerajaan yang seringkali mendengar cerita tentangnya. Bahkan ada julukan "Albus si Pahlawan Palsu."

Suatu hari di usia Albus yang ke-17, ia duduk di tepi danau sambil menatap air tenang dengan pantulan cahaya rembulan yang begitu terang. Semua terasa tenang dan sunyi. Bunyi suara jangkrik dan suara air dari ikan-ikan yang berenang menjadi sangat meriah. Hanya itu lah hiburan bagi Albus yang terus direndahkan.

Sampai tiba-tiba ia mendengar suara jeritan yang tertahan. Seperti suara gadis yang berusaha berteriak namun dibungkam oleh sebuah kain. Albus pun segera bersembunyi ke balik semak belukar. Sambil memperhatikan sekitar, ia pasang telinganya tajam-tajam. Dari arah mana jeritan itu berasal.

Tak butuh waktu lama, berkat pelatihannya selama ini sebagai pahlawan, ia mampu menemukan lokasi dimana suara itu berasal. Ia pun mengendap-endap ke arah sekumpulan orang itu. Entah siapa mereka. Albus hanya bisa melihat pakaian serba hitam. Mulai dari topeng, jubah, bahkan pelindung badan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lock The Door! - JKT48 One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang