Shani - Rainy Night

9.6K 132 9
                                    

"Ci, makan gak?" tanyaku kepada ciciku yang tengah duduk di depan TV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ci, makan gak?" tanyaku kepada ciciku yang tengah duduk di depan TV.

"Nanti," balasnya cuek. Seperti biasa.

Aku kadang heran dengannya. Tidak bisakah dia tersenyum sekali saja? Bahkan dengan keluarga di rumah, wajah dan sifatnya tetap dingin. Malas rasanya menghadapi manusia es mambo itu. Ya, es mambo. Dingin tapi manis.

Momen saat ini adalah momen yang paling ingin aku hindari. Ditinggal oleh kedua orang tuaku. Menyisakan kami berdua saja. Malas sekali rasanya menghadapi nona jutek itu.

"Nanti keburu dingin gak enak. Jangan ngomel ya kalo gak enak," ucapku sambil berlalu ke kamar.

"Minimal nyaut lah," gerutuku setibanya di kamar. Ciciku itu tidak merespon sama sekali. Malam-malam begini bikin emosi saja.

Terkadang aku berpikir, kenapa ia tidak menjadi pekerja kantoran saja? Sejak lulus ia sangat sibuk bekerja di rumah. Masalahnya ia selalu melakukan apapun seenaknya.

Duarrr

Sial. Suara guntur itu mengagetkanku. Memang, di luar sedang hujan. Udaranya dingin. Apalagi ditambah dengan sikap ciciku. Rasanya rumah ini sangat dingin. Untunglah mie instan rebus ini masih cukup hangat. Kombinasi mie instan dengan mie instan di kala hujan memang yang terbaik.

"Rey!"

Astaga... Baru saja aku ingin menikmati mie instan ini. Ciciku malah meneriakkan namaku. Entah apa yang ia butuhkan saat ini. Lebih baik aku keluar saja daripada kena semprot.

"Kenapa Ci?" tanyaku sekeluarnya dari kamar.

"Makan di sini aja," ucapnya sambil menatap ke arahku dalam-dalam.

"Hah? Tumben banget?" tanyaku terkejut. Bahkan aku sampai keceplosan mengatakannya.

Ci Shani tidak membalas. Ia kembali memindahkan pandangannya ke arah laptop. Sambil menyantap mie instan yang sudah aku buatkan tadi. Namun jeda antar suapannya sangatlah lama. Ia terlalu fokus dengan pekerjaannya. Bahkan hingga kuah di mangkukku habis sekali pun, mie miliknya masih sangat banyak.

"Ci, nanti cuci sendiri ya," ucapku yang sudah menyelesaikan makan malam.

"Ya," ucapnya singkat. Namun ada yang aneh. Suaranya sangat lembut. Sangat berbeda dengan biasanya.

Aku pun memutuskan untuk kembali ke kamar. Belum sempat tanganku menggapai handle pintu, Ci Shani kembali memanggilku. "Sini Rey," ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali. Terpaksa aku berjalan ke arahnya.

"Kenapa Ci?"

"Duduk sini."

Aku mengernyitkan kedua alisku. Apakah sambaran geledek membuatnya berubah? Sungguh, aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

"Gimana kuliahnya?" tanya Ci Shani tiba-tiba. Aku semakin ragu kalau itu adalah Ci Shani.

"Biasa aja. Gak ada yang aneh."

Lock The Door! - JKT48 One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang