bab 4

219 20 0
                                    

Subang ralang langsung menyimpan surat itu dengan cepat

_________

10 tahun berlalu

Jaya sanggara sudah jadi pendekar paling kuat di tanah jawa dan jaya sanggara raja yang paling di takutin krn kehebatannya dalam berbagai hal ilmu bela diri

"Sudah saatnya gusti prabu membalaskan dendam gusti prabu"

"Aku tau itu, tapi bagaimana caranya agar keluargaku bisa di temukan? Aku tidak tau siapa keluargaku sekarang, sungguh aku ingin merasakan kehangatan keluarga" ucap jaya sanggara sambil memandang kosong kearah depan

"Tenanglah gusti prabu, ada aku yang bisa menjadi keluargamu"

"Kau sahabat aku satu-satunya pati yudakara"

"Tentu saja gusti prabu, kita sesama golongan hitam sangat ingin padjajaran hancur di tangan kita sendiri"

"Pati, mari kita ke rakyatku"

"Mari gusti prabu, hamba menyiapkan pasukan terlebih dahulu"

"Silahkan"

Singkat cerita jaya sanggara dan yudakara berangkat mengunjungi rumah rakyat

"Hidup gusti prabu jaya sanggara"

"Hidup gusti prabu jaya sanggara"

Sorak-sorakan mengaggung-aggungkan nama jaya sanggara raja di kerajaan besar, nama kerajaan itu adalah kerajaan sukatara

"Rakyat sukatara, aku pastikan hidup kalian akan tentram tanpa adanya yang berselisih krn ekonomi ataupun keluarga"

"Hidup jaya sanggara"

"Hidup jaya sanggara"

______________

(Btw ini di sidang istana)

"Kakanda, ini sudah tepat 10 tahun putra kita pergi dari kerajaan padjajaran....bagaimana jika ia benar-benar menyerang padjajaran?"

"Dinda tenanglah...pasti surat itu hanya peringatan untuk kita saja"

"Jika benar bagaimana kanda?"

"Jika benar maka putra putri kita akan mengalahkan putra kita kian santang dinda"

"Bagaimana jika mereka tak bisa mengalahkan putra kita kian santang?"

"Dinda meremehkan kemampuan anak-anak kita?"

"Tidak kanda, dinda hanya khawatir saja"

Tiba-tiba saja ada prajurit yang ingin melapor

"Hormat kami gusti ratu, gusti prabu"

"Ada apa prajurit?"

"Ada utusan dari kerajaan sukatara"

"Bawa dia kesini"

"Sandika gusti prabu"

Utusan kerajaan sukatarapun masuk, ia langsung memberikan surat

Isi surat :

Apakah kau masih ingat dengan jaya sanggara? Itulah aku, oh ya apakabar? Apakah gusti prabu sliwangi sehat atau tidak?

Tanpa basa basi aku ingin putramu abikara di serahkan kepada kami atau aku akan memulai peperangan jika tak ingin memberikan putramu abikara maka berikanlah aku istrimu ratu subang ralang, dia ibu yang sangat penyayang

Apakah putramu abikara baik-baik saja jika ia keluar sendirian? Oh sungguh malang nasib abikara jika dia tertangkap maka aku akan menghukumnya

Darah di balas dengan darah, nyawa di balas dengan nyawa, pukulan di balas pukulan

Abikara telah membunuh layasa teman baikku maka abikara akan menerima akibatnya!

"Jagat dewa batara, bilanglah ke raja kalian bahwa aku tak akan pernah memberikan putraku abikara ataupun istriku subang ralang"

"Sandika gusti prabu"

Utusan tadi langsung pergi ke kerajaan sukatara

"Ada apa kanda?"

"Bacalah sendiri dinda"

Subang ralang membaca surat itu

"Astagfirullah aladzim, jadi putra kita kian santang ingin menyerang kerajaan padjajaran kanda?"

"Begitulah dinda"

"Kenapa kita tidak menjelaskan kesalah pahaman ini kanda"

"Tak bisa dinda, putra kita tampaknya tak bisa di ajak bicara baik-baik"

"Peperangan ini tak ada gunanya kanda"

"Kanda tau, sudahlah dinda aku akan mengatur strategi untuk menyerang kerajaan sukatara"

_____________

"Ada apa gusti prabu memanggil hamba?"

"Apakah kau ingin berkerja sama dengan kami? Sebuah imbalan yang sangat menguntungkan bagimu, 4 ribu pasukan khusus akan ku berikan untuk kerajaanmu"

"Aku akan berkerja sama denganmu gusti prabu jaya sanggara, gusti prabu tak perlu memberikan 4 ribu...bolehkah gusti prabu memberikan hamba hanya 2 ribu pasukan saja?"

"Baiklah, kami sangat senang berkerja sama dengan kerajaanmu"

"Kami juga sangat senang gusti prabu"

Raden kian Santang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang