bab 5

186 20 0
                                    

Peperangan di mulai

250 ribu pasukan elit dari pihak jaya sanggara sedangkan 5 ribu pasukan berkuda

Di pihak padajajaran hanya ada 180 ribu pasukan biasa dan 10 ribu pasukan berkuda

"Pasukan dari rai kian santang sangatlah banyak ayahanda, bagaimana bisa kita mengalahkannya"

"Jangan berhenti bertarung putraku, ayahanda yakin jika pasukan padjajaran akan menang"

"Raka gagak nampar, raka banyak catra kalian bertarunglah dengan raja sala dan raja risaka"

"Sandika rai"

Banyak catra dan gagak nampar langsuny menyerang raja sala dan raja risaka sedangkan anak-anak prabu yang lainnya hanyalah menyerang prajurit sukatara

Jaya sanggara langsung menyerang prabu sliwangi

"Bertemu lagi gusti prabu sliwangi, dimana istrimu subang ralang? Sungguh jika kau kalah bertarung pasti istrimu akan menangis darah hahahaha"

"Putraku kian santang, sadarlah ini ayahandamu"

"Sudah ku bilang aku bukan kian santang sliwangi, kau bukan ayahandaku!"

"Kau kian santang, kau bukan jaya sanggara ingatlah saat kau jatuh di umur 6 tahun segitiga itulah yang pertandanya"

"Diam sliwangi"

Jaya sanggara langsung menyerang sliwangi tanpa ampun, kekuatan keduanya sangat kuat

Ada seseorang yang menyerang kian santang hingga ia terpental

"Putraku kian santang" cemas sliwangi, ia hendak menghampiri namun di hadang oleh argadana

"Arghh dadaku sangat sakit sekali"

"Gusti prabu" teriak yudakara

"Yudakara, kau ambil alih kerajaan sukatara jika aku mati,  jangan hiraukan aku cepat kau serang mereka semua"

"Tapi gusti prabu, kau harus butuh pertolongan"

"Aku baik-baik saja disini, cepatlah"

"Sandika gusti prabu"

"Prajurit, lindungi gusti prabu jaya sanggara cepat"

Beberapa prajurit langsung melindungi Jaya sanggara sedangkan mereka semua langsung menyerang padjajaran tanpa hentinya

Subang ralang datang di medan pertempuran, ia melihat kian santang terbaring lemah tak berdaya, subang ralang langsung ke kian santang

"Putraku kian santang" panggil lembut subang ralang

"Hei jangan mendekat ke prabu jaya sanggara, silahkan kau menjauh atau aku akan menyerangmu nyisanak"

"Aku harus ke gusti prabu kalian, minggirlah kalian"

"Biarlah dia kesini prajurit"

"Tapi gusti prabu"

"Tak ada tapi-tapi, bawa dia kesini"

"Sandika gusti prabu"

Akhirnya subang ralang bisa merasakan kulit kian santang yang lembut

"Putraku bertahanlah nak, ibunda mohon"

"Aku bukan putramu gusti ratu subang ralang, aku tak mempunyai keluarga" ucap kian santang dengan menahan rasa sakitnya

"Putraku, dengarlah perkataan bundamu ini, kau kian santang putra ibunda ayolah sadar nak"

"Kau pasti salah orang, aku bukan putramu"

"Arghhh sakit sekali"

"Putraku bertahanlah nak, ibunda akan mengobatimu"

Raden kian Santang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang