Bab 8

1.3K 128 5
                                    

tempat itu adalah sebuah restoran mahal.

" shan disana banyak makanan enak daripada seblak, turun yah" ucap revan

shani yang mendengar sedikit luluh dan turun dari mobil.

" silahkan tuan" ucap pelayan

" ini restoran punya siapa?" tanya shani

" restoran punya mamahku tapi aku yang megang karena mamah sakit ginjal" ucap revan

shani hanya mengangguk mendengar ucapan revan

" mba keluarin menu terenak yang ada disini" ucap revan sambil tersenyum

" baik tuan" ucap pelayan

" udh jangan ngambek minta seblak lagi" ucap revan pelan

selang beberapa menit revan dan shani ngobrol tiba-tiba shani kembali mual.

" shan" ucap revan panik

" woek" ucap shani

revan langsung menarik shani ke toilet.

" shan udh baikan belum" ucap revan

shani hanya mengangguk lesu saat sedang berjalan keluar toilet tiba-tiba shani pingsan dan langsung dibopong revan ke mobil.

" shan bangun shan" ucap revan sambil fokus menyetir.

namun bukan karena bodoh tapi panik revan membawa shani kerumah sakit dimana shani bekerja.

sesampainya dirumah sakit shani langsung dibawa keruang UGD.

" gimana dok" ucap revan

" maaf sebenarnya kamu siapanya dokter shani" ucap dokter

" pa pacarnya" ucap revan

" pacar?" tanya dokter

" maaf kalo lancang, apa anda yang menghamili dokter shani karena kebetulan yang saya tau dokter shani tidak punya suami ataupun pacar" ucap dokter

revan hanya mengangguk pelan yang membuat dokter itu shock.

" SHANI HANYA KELELAHAN KARENA IA SEDANG HAMIL MUDA" ucap dokter tegas

" shan" ucap veran tiba-tiba masuk ruangan

" om" ucap revan pelan

" kamu apakan anak saya hah brondong" ucap veran

" shani cuma kecapean om" ucap revan pelan sambil menunduk

" apa betul itu Dok" ucap veran

dokter itu hanya mengangguk tak mampu berbicara

veran langsung menghampiri shani yang belum sadar di bangsal ugd.

" dok saya mohon tutup mulut tentang ini karena saya yang akan menyelesaikan semuanya" ucap revan pelan.

dokter itu hanya mengangguk sambil menatap revan

di ruang ugd.

" pah" ucap shani lemas

" kamu kenapa nak" ucap veran khawatir

" aku ham" ucap shani terjeda karena sadar hampir keceplosan

" ham apa nak" ucap veran

" maksudnya hampir iyah hampir pingsan eh malah pingsan beneran" ucap shani ngeles

" bener nak" ucap veran

shani hanya mengangguk sambil tersenyum

" untung ga keceplosan lo shan" benak shani

" shan" ucap revan

Doctor beautiful and young CEO (Delshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang