🍓⁵

254 20 1
                                    

Veearo tidak mengabari Zeevans hingga jam pekerjaannya selesai. Dengan begitu ia langsung membawa keempat anak itu kerumahnya. Bahkan hingga malam tiba omega itu tidak memberi kabar apapun padanya. Zeevans cukup mengerti Veearo yang mungkin sedang sibuk mengurus 'anaknya'. Untungnya saja sikembar tidak rewel mencari Yaya-nya.

Sebenarnya Hyu dan Tatan memiliki kamar sendiri-sendiri. Tetapi untuk hari ini kedua anak itu bilang ingin tidur bersama-sama dengan Jeilo dan Jielo, dan Zeevans mengijinkannya.

Setelah makan dan bermain tadi, kini anak-anak berada dikamar Hyu. Mereka berempat akan tidur disini sekarang. Diatas tempat tidur itu mereka sedang berbincang kecil dengan pembahasan ringan khas anak-anak.

Hyu yang sedang bersandar dengan Tatan disebelahnya memperhatikan si kembar dengan seksama, "Bukankah kalian mengatakan bahwa kalian kembar? Lalu, siapa Kakak diantara kalian?"

Jeilo dengan semangat mengangkat tangannya, "Aku! Aku adalah Kakak Jiji. Aku lahir lebih dulu dibanding dirinya."

Si kembar Jielo menghela napas mendengar penuturan kembarannya, "Tetapi Nenek mengatakan jika yang lahir terakhir justru adalah sang Kakak. Bukankah itu artinya aku yang seharusnya disebut Kakak?"

Jeilo terlalu terobsesi dengan gelar Kakak yang didapatkannya, ia merasa hanya ia Kakaknya, dengan begitu anak itu menatap Jielo kesal, "Ih! Tidak mungkin begitu! Sudah jelas aku yang lahir lebih dulu. Aku adalah Kakakmu, Jiji!"

Dengan santai Jielo menjawab, "Apakah kamu tidak ingat jika aku selalu membiarkanmu mencoba lebih dulu makanan atau mainan yang semua orang berikan pada kita?"

"Jelas itu karena aku seorang Kakak!"

Tidak seperti Jeilo yang menggebu-gebu, Jielo masih tenang sejak tadi, "Bukan. Itu karena aku selalu mengalah denganmu. Aku adalah Kakak yang baik."

"Ih tidak!"

Hyu dan Tatan yang sejak tadi menyimak kini berpandangan, bingung melihat si kembar bertengkar.

Sebagai yang paling tua Hyu mencoba menengahi, "Aduh, kalian tidak boleh bertengkar seperti itu. Daddy berkata jika saudara harus selalu akur. Lantas sekarang kalian harus selalu saling menyayangi." Tatan mengangguk menyetujui. Tidakah mereka sadari jika mereka juga bertengkar beberapa hari yang lalu?

Tetapi, sesuai dengan yang tadi Jielo katakan, itu semua ada benarnya, ia mengangguk sekarang, menyodorkan tangannya kepada Jeilo untuk berjabat, "Baiklah, maafkan aku. Kamulah Kakak diantara kita."

Dengan senyum yang merekah Jeilo membalas jabat tangan Jielo, "Tolong maafkan aku juga! Kamu adalah adik terbaik!" Setelah itu Jeilo memeluk Jielo dengan erat. Sungguh menggemaskan.

Namun, tiba-tiba saja perbincangan lucu itu berubah menjadi sebaliknya setelah si Kembar melepaskan pelukan, Jeilo yang menatap seluruh area kamar itu dan mengeluarkan pertanyaan yang sebenarnya hanya rasa penasaran anak kecil.

"Jika ada Daddy, berarti ada Mommy. Dimana Mommy kalian? Mengapa tidak ada disini?"

Tatan melengkungkan bibirnya, "Tidak tau, Daddy bilang Mommy sudah pergi jauh dan bahagia. Tetapi Tatan tidak tau." Ia menjawab sembari menatap mata sang Kakak.

Jeilo yang tidak mengerti mengeryit lucu, "Mengapa tidak tau?"

Kali ini Hyu lebih memilih untuk menjelaskan, "Itu karena Mommy pergi saat Tatan lahir. Jadi Tatan tidak tau wajah Mommy."

Si kembar mengangguk, Jielo berkata hal yang menenangkan, "Oh begitu.. itu tidak masalah Tatan! Dada juga sudah pergi. Tetapi Yaya bilang itu tidak apa, karena itu memuat Dada bahagia, Dada jadi bintang yang paling terang sekarang."

STRAWBERRY || 🍓ᵏᵒᵒᵏᵛTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang