Malam ini Taeby dan kedua anak kembarnya memutuskan untuk menginap di kediaman keluarga kecil Zeevans. Anak-anak sudah tidur di kamar Hyu. Terkecuali Veergio yang sejak tadi tidak banyak bicara. Kini anak itu berada di kamarnya seorang diri, dengan Zeevans yang sejak tadi memperhatikannya di sela pintu yang tidak tertutup rapat.
Dilihatnya Veergio tidak tertidur. Ia hanya duduk diam di sisi kasurnya. Perlahan Zeevans masuk tanpa anak itu sadari.
Ia ikut duduk di sisi kasur tepat di samping Veergio. Pergerakan di sebelahnya mampu membuat Veergio tersadar dari lamunannya dan berjengit kaget kala melihat Daddy-nya sudah duduk tenang dengan senyuman tipis di sana.
"D-daddy?"
Zeevans mengelus surai lebat Veergio, "Ada apa dengan anak Daddy yang satu ini? Mengapa Gio belum tidur di tengah malam seperti ini, hm? Apa yang sedang Gio pikirkan, sayang? Ada sesuatu yang mau diceritakan?"
Semua pertanyaan dijawab dengan sebuah gelengan. Anak itu kembali menatap lurus ke depan.
"Bagaimana dengan kejadian tadi? Tidak ingin bercerita?"
Pandangan Veergio merunduk, ia memilin ujung pakaiannya, "Tadi Tatan sudah menceritakan semuanya, bukan?"
Masih dengan elusan lembut yang kini menjalar ke punggung, "Iya, benar. Tatan sudah cerita. Tapi, Daddy ingin mendengarnya dari Gio juga. Apakah yang diceritakan Tatan tadi benar, atau ada sesuatu yang ingin Gio tambahkan?"
Veergio menggeleng, "Tidak ada."
Zeevans menghela napas berat, meski sudah semakin dekat dengan Veergio, ia ingin menjadi tempat Veergio bercerita. Apa anak itu masih belum merasa nyaman dengan Zeevans?
Ketukan tiga kali di pintu mengalihkan atensi mereka. Di sana terlihat Veearo dengan senyum manisnya.
"Apa Yaya boleh bergabung?"
Veearo sejak tadi berdiri di depan pintu. Melihat bagaimana interaksi antara Zeevans dan Veergio itu. Memang Zeevans tadi tidak menutup pintunya.
Si alpha menatap sang anak, "Bagaimana, pemilik kamar? Apakah Yaya boleh ikut bergabung bersama kita?"
Ah, Veearo dan Zeevans memang sudah membahasakan anak itu untuk memanggil Veearo 'Yaya' sama seperti saudaranya yang lain. Keempatnya pun sudah lebih dulu menyarankan Veergio untuk mengganti panggilannya kepada Veearo. Veergio mengerti, melihat Hyu dan Tatan —saudaranya— yang juga memanggil Veearo dengan sebutan itu, dan Jeje juga Jiji yang juga memanggil Zeevans dengan sebutan 'Daddy'. Veergio mengerti jika anak-anak itu sudah membagi orang tuanya. Itu artinya Veergio pun bisa memanggil mereka berdua dengan panggilan yang sama.
Si kecil bingung, mengapa harus bertanya terlebih dahulu? Ia tidak pernah melarang siapa pun untuk masuk ke kamarnya. Namun, pada akhirnya ia hanya mengangguk sebagai jawaban.
Melihat itu Veearo menghampiri mereka. Mengambil tempat di samping kiri Veergio, membuat Veergio berada di tengah-tengah antara Zeevans dengan dirinya.
"Apa yang sedang dibicarakan Daddy dan anak ini, hm?"
Veergio masih saja terdiam. Jadi, Zeevans menjawab, sekaligus memancing anak itu untuk berbicara, "Sedang membicarakan kejadian di mana jagoan Daddy yang membantu saudara kecilnya."
Kata-kata itu seolah sihir yang dapat mengambil alih perhatian si anak. "Daddy bangga padaku?"
"Tentu. Siapa yang tidak bangga memiliki anak baik yang mampu melawan saudaranya yang diganggu orang lain? Semua Daddy pasti bangga."
Veearo mengangkat tangan cantiknya, "Aku pun! Yaya juga bangga sekali mengetahui Gio mau membantu Tatan tadi."
Veergio menatap bingung Veearo dan Zeevans bergantian, "Kalian tidak marah padaku karena telah menjadi anak nakal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAWBERRY || 🍓ᵏᵒᵒᵏᵛ
Fanfichanya sebuah cerita tentang keseharian kelima anak lucu serta drama kedua orang tuanya. WARNING ❗ BXB! OMEGAVERSE! KOOKV! BAKU! top!jk bot!tae jangan salpak.