🍓²

430 33 2
                                    

Hari ini Zeevans berada di salah satu perusahaan besar untuk menghadiri rapat sebagai investor terbesar. Syukurnya rapat berjalan dengan sangat baik sehingga mereka selesai lebih cepat dari perkiraannya.

Setelah keluar dari ruang meeting, ia berniat untuk menjemput anak-anaknya disekolah. Ia langsung mendaftarkan Tantan, anak keduanya ke sekolah yang sama dengan Kakaknya sebagai murid baru begitu ia datang beberapa hari lalu.

Namun matanya menangkap hal yang sulit dilewatkan untuknya di lobby kantor.

Zeevans dengan cepat menghampiri keributan itu. Sosok pria yang dimarahi oleh pria lain yang tampaknya manager disini.

"Ada apa ini?"

Pria berperut buncit dengan emosi menggebu-gebu itu menoleh kaget saat mendengar suara yang tak asing ditelinganya.

"Tuan Vans.."

Ia langsung saja berdiri begitu mengetahui siapa yang bertanya. Dengan kedua tangan didepan dan kepala yang ditundukkan, sangat berbeda dengan apa yang tadi ia lakukan.

"Maaf, Tuan. Orang ini mendaftar pekerjaan, kami memanggilnya karena memiliki kriteria yang sangat cocok dengan kantor kami, tapi ternyata dia adalah omega. Yang dimana, seperti Tuan tau, kita tidak menerima omega dengan gender apapun. Karena kami tak ingin menanggung resiko yang akan terjadi."

Benar. Banyak perusahaan besar dikota ini yang menulis peraturan untuk melarang omega bekerja dikantor mereka. Banyak resiko yang harus ditanggung jika omega diperkerjakan disana. Dan banyak perusahaan yang tak ingin menanggung resiko-resiko tersebut.

Zeevans mengerti, ia mengangguk, tapi ia juga tidak setuju dengan apa yang dilakukan orang itu. "Saya mengerti, tapi apa tidak bisa anda bicara lebih baik sedikit? Jangan diulangi dan minta maaflah. Jika tidak, saya bisa menjamin tidak akan ada perusahaan yang menerimamu lagi setelah ini."

Dengan ketakutan oleh aura intimidasi yang keluar dari Zeevans, pria itu mengangguk patah-patah, ia membungkukan badan berkali-kali pada sosok yang ia marahi tadi, "Tolong maafkan saya, tuan."

Saat melihat pria yang memarahinya berdiri tadi, entah kenapa nalurinya mengikuti, dirinya ikut berdiri dan menaruh posisi yang sama seperti pria dihadapannya.

Zeevans menatapnya bingung. Sosoknya tak asing. Bahkan pria itu selalu ada dalam ingatannya sampai kapanpun. Apalagi saat si Omega menaikkan wajahnya menatap Zeevans kembali dengan binar dimatanya.

Si Alpha menenggak salivanya. Masa lalunya kembali?

Ia mengalihkan pandangannya ke segala arah, menghindari tatapan dari omega didepannya.

"Zee?"

Panggilan itu. Hal itu membuat Zeevans mau tidak mau menatap kembali omega itu.

"Kamu bisa ikut denganku?"

Kepergian Zeevans diikuti oleh omega bernama Veearo Varbie. Omega cantik yang memiliki tempat tersendiri disana. Dihati Zeevans.

Mereka pergi meninggalkan pria tua yang kini menatap kepergian mereka dengan tatapan bingungnya.

Disini mereka sekarang. Tepat di taman area belakang perusahaan. Untungnya Zeevans lumayan sering berkunjung kemari untuk melihat perkembangan proyek yang mereka jalani sekarang, sehingga ia tau beberapa tempat sepi yang nyaman untuk membicarakan hal pribadi.

Begitu duduk disalah satu kursi taman disana Zeevans teringat akan anak-anaknya yang masih berada di sekolah. Ia tidak ingin kedua anaknya menunggu lama disana.

"Tunggu sebentar."

Veearo yang kini sudah duduk didepannya mengangguk.

Zeevans langsung membuka ponselnya. Ia menghubungi seseorang yang cukup dikenalinya lama.

STRAWBERRY || 🍓ᵏᵒᵒᵏᵛTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang