PART 6

23.5K 1.2K 25
                                    


Kenniro keluar dari mobil dan terkejut akan banyaknya pria berbaju hitam yang membungkuk hormat. Juga ada beberapa maid yang menyambut mereka di depan pintu utama

Sebenarnya Kenniro sudah menolak untuk di bawa ke 'rumah besar' ini. Tapi karena takut Papanya, ia jadi terpaksa ikut. Percayalah! Papanya benar-benar menyeramkan. Ia tak bisa membantah sedikit pun.

"Ayo" tangannya di raih oleh Samuel lalu di tarik pelan ke dalam mansion.

Dua hari mengenal keluarganya, ia hanya bisa bergaul dengan Samuel dan Olivia saja. Gara? Lupakan! Lelaki itu sangat menyeramkan seperti Papanya. Wajahnya kaku, dan tak ada seulas senyum yang terbit di bibir calon penerus itu.

"Semoga aja gue nggak ketemu Gara" guman Kenniro

"Kau mengatakan sesuatu?"

"Tidak" alibinya

Tapi sepertinya keadaan tak memihak pada Kenniro saat ini. Ia melihat Gara yang sedang asik bergulat dengan iPad nya di ruang tamu. Tampak keren dan tampan.

"Kesini"

Suara dingin itu membuat langkah keduanya terhenti. Kenniro sudah menutup matanya tak kuat akan tatapan Gara yang seolah ingin mengulitinya

"Ayo" Samuel ingin membawa Kenniro menuju Abangnya, tetapi anak itu tak mau beranjak dari tempatnya berdiri

"Lo..eh maksudnya kamu..engg..Abang Sam aja yang kesana" gugupnya

"Bang Gara panggil kita berdua" ujar Samuel lalu membawa Kenniro menuju Gara dan mendudukkan Kenniro tepat di samping Gara yang membuat Kenniro mengumpat dalam hati

"Kau boleh pergi" ujar Gara pada Samuel

Setelah Samuel pergi, Gara menatap kearah Kenniro yang sedang menunduk

"Apa aku harus menghancurkan lantai itu agar kau menatapku?" Gara geram sekali. Kenapa Kenniro bisa begitu akrab dengan adiknya? Tapi dengannya? Kenniro bahkan seperti enggan berdekatan dengannya

"Apa yang Samuel berikan padamu, hm? Aku juga bisa memberikannya"

Tatapan itu membuat Kenniro benar-benar tak bisa berkutik. Siapapun tolong selamatkan Kenniro saat ini juga!!!

"Mama"

Untunglah ada Irene yang baru saja datang. Ia dari Apertemen untuk mengambil beberapa barang yang ada di sana. Oh iya, kaki Irene sudah tidak apa-apa karena hanya sedikit terkilir saja

"Ken? Kamu belum mandi? Ini udah hampir sore loh"

"Oh iya! Aku belum mandi" setelah mengatakan itu, Kenniro langsung berlari membuat Irene keheranan

"Kenniro memang sengaja menghindari ku" ujar Gara dengan nada datarnya. Tapi Irene tau, ada kesedihan dibaliknya. Hubungan Kenniro dan Gara memang tak sedekat saat Kenniro bersama Samuel, Irene mengerti itu.

"Sabarlah Gara, Ken itu hanyalah anak kecil. Kamu perlu mengetahui bagaimana sifatnya"

"Dan ya, Kenniro sangat menyukai hewan berbulu. Kau bisa menggunakan itu untuk pendekatan"

"Terimakasih, Ma"

Irene mengangguk dan berlalu pergi dari sana menuju ruang kerja suaminya.

.

.

.

Mata Kenniro berbinar melihat banyaknya makanan yang tersaji di meja panjang nan elegan itu. Tapi, kenapa lagi-lagi ia harus duduk di samping Gara!!

Bahkan untuk sekedar menelan makanannya pun rasanya sangat susah

Tapi tak bisa seperti ini, ia pun memberanikan diri untuk menatap Gara dengan wajah songong nya. Tatapan itu bertahan sampai beberapa detik sebelum Gara kembali menatap Kenniro dengan tatapan datarnya dan itu berhasil membuat Kenniro mengalihkan pandangannya ke piring yang sudah kosong karena memang ia sudah selesai makan malam

ALESSANDRO||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang