PART 10

20.5K 1K 9
                                    

Dor

Tembakan itu tepat mengenai Titik tengah papan peluru. Pria itu memutar pistolnya menggunakan jari telunjuk, tak ada raut puas atau apapun karena ia sudah sering melakukannya

Lalu ia berjalan menuju tempat duduk dan meminum air dari botol hingga habis tak tersisa

Ia tak pernah merasakan definisi puas dalam artian sesungguhnya. Ia ingin lebih, lebih dan lebih. Tapi selebih apapun ia melakukannya, kenapa ia tak pernah merasa puas?

Pria itu duduk di kursi yang telah di sediakan, menikmati matahari pagi yang membuatnya tenang. Ditambah dedaunan rimbun yang bergerak pelan mengikuti irama sang angin, kicauan burung pun tak lepas dari rungunya

Mungkin banyak orang yang menganggap tempat ini menyeramkan karena berada di tengah hutan gelap, tapi tidak dengannya. Ia berbeda, tempat ini justru adalah tempat yang tepat untuk orang sepertinya.

Beberapa orang tak akan pernah menyangka ada sebuah bangunan besar yang berdiri di tengah-tengah lebatnya hutan. Tempat ini memang cocok dijadikan markas untuk pemimpin wilayah timur Daimon sepertinya, Carlos Santana.

"Tuan, anda dipanggil ke mansion utama"

Pria itu sedikit menoleh, hingga memperlihatkan hidung mancung dengan mata hijaunya yang tajam.

Bertahun-tahun mengabdikan dirinya pada keluarga Alessandro, tak pernah sekalipun ia dipanggil kesana. Ia hanya ditugaskan untuk menjadi pemimpin wilayah timur. Lalu, ada gerangan apa hingga tuannya itu memanggilnya? Tentu ia langsung mengangguk, ia sudah bersumpah akan menuruti semua perintah tuannya. Bahkan suatu hal yang mustahil sekalipun.

"Siapkan keberangkatan ku hari ini"

"Baik"

Tapi, jika ia pergi dari sini bukankah musuh akan lebih mudah untuk menaklukkan wilayah timur? Tentu tidak, anggota Daimon tak selemah itu. Tapi siapa yang tau?

.

.

.

Brak

Kenniro melempar asal tas nya dengan kesal. Ia tak diperbolehkan Demario bersekolah untuk tiga hari ke depan, itu sebagai bentuk hukumannya.

Jika ia melanggar, maka Papanya itu akan memberitahu Irene kalau dia mendapatkan surat peringatan di hari pertamanya sekolah

Ceklek

Pintu terbuka, menampakkan Demario dan seorang butler yang membawa sarapan untuknya. Karena terlalu kesal, ia tadi langsung pergi ke kamarnya tanpa makan terlebih dahulu

"Taruh di meja"

Butler itu menaruh makanannya di meja dan langsung pergi dari sana setelah membungkukkan badannya

"Jangan marah, boy. Hanya tiga hari" ujar Demario sambil mengusap rambut putranya yang langsung di tepis oleh sang empu

"Itu lama!" Ketusnya yang membuat Demario terkekeh

"Dari pada Mama kamu tau, anaknya ini terlibat tawuran dan mendapat masalah di sekolah" Kenniro tau, Papanya ini sedang mengancamnya dengan kata-kata halus

"Makanlah, setelah ini Papa harus pergi ke sekolah mu"

"Tidak, itu seperti makanan kambing" Kenniro melihat dengan jijik makanan yang tersaji di meja. Jika ada ulat yang terselip di sana bagaimana?

"Apa kau tidak bisa membedakan rumput dan sayuran?"

"Tidak!"

"Makanlah sebelum Papa paksa. Mulai sekarang, semua yang kamu makan harus dapat persetujuan dari Papa terlebih dahulu. Papa yang akan mengatur jadwal makan mu" ujar Demario dengan tegas

ALESSANDRO||END||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang