Part 25

6.7K 316 2
                                    

flashback

saat aku mendengar kabar dari ghina bahwa kamu kecelakaan dan disaat itu juga semua badan ku tersa lemas seketika dan tiba" air mata ku menetes

dan saat berada di rumah sakit ghina langsung berlari menuju meja resepsionis dan bertanya, aku hanya diam dan berdo'a dalam hati semoga kamu baik" saja

"maaf sus, di mana ruangan korban yang baru saja mengalami kecelakaan?".

"oh mas mas itu ada di ruang ICU karna keadaannya sangat kritis".

"ya ampun alii hiks hiks hiks". ucap ghina menangis dan memeluk aku

"udah ghin, yuk kita kesana". ucap ku setenang mungkin, ghina lalu mengangguk dan kita berjalan menuju ruang ICU

dan tak berapa lama seorang dokter yang keluar dari ruang ICU

"dok, gimana keadaannya?". tanya ghina kepada dokter itu

"pasien saat ini dalam keadaan kritis, dan saya masih belum bisa memastikan kapan pasien itu akan sadar, dan saya aku berusaha semampu saya". ucap dokter itu

"iya, anda harus segera sembuhkan tunangan saya". ucap ghina dengan nada sedikit kasar

"iya, itu sudah menjadi kewajiban saya". ucap dokter itu santai

"apa saya boleh masuk dok?". tanya ghina lagi

"boleh, tapi setelah pasien di pindah ke ruang perawatan".

"kapan, ali akan di pindah dok?".

"sekarang, dan maaf anda harus menyelesaikan administrasi terlebih dahulu, saya permisi dulu mbak".

"ok dok, prill.. gue titip ali". ucap ghina dan hanya di jawab anggukan oleh ku setelah ghina meninggalkan ku, barulah aku meneteskan air matan yang dari tadi aku tahan

dan tak berapa lama, kamu sudah di pindahkan di ruang perawatan...aku mulai mendekati mu yang sekarang sedang terbujur lemah tak berdaya, aku mengambil tangan mu dan menggenggamnya tak terasa air mataku semakin deras mengalir

"lii, kamu harus bertahan untuk janin yang ada di perutku dan untuk ghina wanita yang sudah kamu cintai, kamu tau li, awalnya aku sakit mendengar kamu akan menikah dengan sahabat ku sendiri dan bahkan lebih sakit saat aku tau a-aku sedang hamil anak kamu, dan itu yang membuat hidup ku semakin hancur li, dan aku rela mengorban kan cintaku ini untuk sahabat ku karna sahabat adalah segalanya untuk ku". ucapan ku dalam isakan dan menggenggam tangan kamu

dan selang beberapa menit, gritte datang menghampiri ku..dia mencoba menenangkan ku

"udah prill, loe gak usah kayak gini lagi..loe harus jaga kesehatan anak yang ada di rahim mu dan berdo'a lah untuk kesembuhan ali ayah anak loe itu". dan ku jawab dengan anggukan

saat aku menoleh ke belakang, aku melihat ghina sedang menangis dan menatap ku tak percaya, perlahan aku lepaskan pelukan gritte dan melangkah menghampiri ghina

"loe, mau apa lagi loe temuain gue.. loe sahabat paling jahat prill, loe kenapa gak bilang kalau loe kekasih ali dan loe hamil anak ali, apa loe gak anggap gue sahabat loe?". ucap ghina dalam tangisannya

aku mencoba mendekat dan memeluknya

"maaf ghin, bukan maksudku begitu...aku sungguh menyayangi mu dan kau sahabatku, aku gak mau lihat sahat ku sedih dan menderita karna aku, a-aku pengen kamu bahagia ghin". ucap ku dalam pelukkan ghina

"terus apa menurut loe, gue bahagia dengan cara loe seperti ini prill??loe manusia terbodoh yang aku temui prill, loe korbanin perasaan loe demi sahabat kayak gue, dimana pikiran mu prill..harusnya kamu perjuangin cinta loe prill bukan malah menyerah seperti ini prill". ucap ghina melepas pelukkannya dan di tambah emosiny

"ma-ma-afkan aku ghin" hanya itu yang bisa aku ucapkan ke ghina

"gue gak bisa maafin loe, kalau loe tetep ngelepas cinta loe prill..genggam cinta ali prill jangan pernah loe ngelepasin dia lagi, kalau loe ngelepasin dia, gue bakal ambi ali lagi". ucap ghina tajam ke aku, dan aku langsung berhambur dalam pelukkannya

"makasih ghin, gu-gue janji..gue gak bakal lepasin ali lagi". ucap memeluk ghina

dan tiba" ghina melepaskan pelukkan ku dan bertanya

"apa tante sama om tau loe hamil". tanya ghina dan aku menggeleng

"ya ampun prill, loe harus kasih tau om sama tante".

"a-aku gak tau harus gimana cara aku bicara sama mama dan papa, pasti mereka marah dan kecewa banget sama aku ghin". ucap ku menunduk

"biar aku bantu bicara sama om dan tante prilly". aku menggeleng

"jangan ghin, kamu tidak perlu ikut campur..biar aku yang menyelesaikan masalah ku sendiri, aku tidak mau merepotkan mu". ucap ku tulus ke ghina

saat itu juga, aku berpamitan untuk pulang dan bertemu dengan orang tua ku untuk menjelaskan masalah ini, dan saat sampai di depan rumah, kaki terasa berat untuk melangkah masuk dan saat aku sampai di dalam, ku lihat papa dan mama sedang berkumpul di ruang keluarga, ku pejamkankan mata dan menarik nafas..aku melangkah menghampiri mereka

"ma pa, prilly mau bicara". ucap ku bergetar

"bicara apa sayang, bicara saja..kami akan mendengarkannya". ucap mama

"tapi prilly siap jika mama sama papa kecawa dan marah besar kepada prilly". ucap ku menunduk dan sekilas aku melihat mama dan papa saling berpandangan tak mengerti maksudku

"oke, sekarang prilly mau jujur sama mama dan papa..sebenarnya prilly selama ini menjalin hubungan dengan ali anak tante resi daaannn se-se-karang". ucap ku bergetar hingga air mata itu mengalir deras

"sekarang apa prill". ucap mama

"se-se-karang prilly ha-ha-ha-mil ma pa". ucap ku takut dan tak menoleh sedikitpun ke arah mama dan papa, ku tau mereka sangat marah dan kecewa kepada ku

"apaaaaaaaaaaaaaa kamuu haamiil". teriak papa emosi dan hampir menampar ku, dan untung ada mama yang menahan tangan papa

"sungguh pa, prilly menyesal". ucap ku berlutut di depan papa

"papa, kamu sebut aku papa, kamu bukan anak ku lagi..aku gak punyak anak yang sudah membuat keluarga malu". bentak papa dan aku hanya bisa menangis

"pa". ucap mama lirih

"biar ma, kita gak punya anak seperti dia..dia sudah mempermalukan keluarga, dan kamu pergi dari rumah ini, rumah ini sekarang tertutup untuk mu dan satu lagi jangan anggap kami orangtua mu, anggap saja kami sudah mati". ucap papa yang berlalu meninggalkan ku dan memanggil scurity

"pak, tolong usir wanita murahan ini dan satu lagi jangan biarkan dia menginjak kakinya lagi di sini". ucap papa kepada pak udin scurity rumahku dan berlalu pergi ke dalam kamar dengan menarik mama

"baik pak".

"ayo non, berdiri..maaf kan pak udin non, pak udin gak bisa bantu non". ucap pak udin membantu ku berdiri

"gpp pak, ya sudah prilly pergi dulu". aku yang berlalu dengan isakan tangisan ku

flashbacknya sampai sini dulu ya,

Lia mau ada metting sore ini..

maaf kalau flashbacknya jelek dan banyak typo

kasih cahaya dan komentnya ya.. :)

Kecup Sayang Lia :*

Cinta Sejati Ku.. [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang