Ketetapan Hati

10 2 0
                                    

Acara telah usai, kehidupan sekolah kembali seperti semula, masuk kelas, belajar, ulangan, dan bermacam-macam kesibukan lainnya. Kak Delvin sedang duduk tenang di dalam kelas.

"Vin di cariin sama Kak Ira tuh di depan." Kata Kak Rey memberitahu Kak Delvin.

"Hah? Kak Ira? Kak Ira yang mana??" Tanya Kak Delvin.

"Kak Saira Belvina, kakak kelas XII jurusan Office Management yang ikut ekskul Abstract Painting itu." Kata Kak Rey menjelaskan.

"Ooh Kak Ira yang pake kacamata?" Tanya Kak Delvin lagi.

"Iya...kemarin kan kita kerja sama bareng eskulnya dia, masa udah lupa, baru juga kemaren." Ucap Kak Rey.

"Ck, yang dipanggil Kak Ira tuh banyak. Ada Kak Aira, Kak Davira, Kak Indira, semuanya dipanggil Kak Ira, mana tiga-tiganya ikut eskul yang sama pula." Ucap Kak Delvin menggerutu.

"Iya itu, udah sana temuin, kayanya penting." Kata Kak Rey.

"Iya bentar, haduh mana mau ulangan lagi, ngga bisa nanti pas jam istirahat aja apa ya? mana udah mau masuk." Kata Kak Delvin.

Di luar kelas Kak Ira sudah menunggu dengan membawa kotak makan.

"Kak Ira ya? Ada apa ya Kak pagi-pagi cari saya?" Tanya Kak Delvin.

"Ah iya! Delvin...eumm...ini aku mau ngasih kotak makan buat kamu." Ucap Kak Ira dengan memberikan kotak makan yang sengaja ia bawa.

"Eh? ngga usah repot-repot Kak, aku juga udah sarapan." Kata Kak Delvin.

"Vin, eumm...sejujurnya aku tertarik sama kamu, sejak kemarin kita kerja sama buat acara lomba, jadi aku harap, kamu mau terima kotak makan ini." Ucap Kak Ira.

"Ha?? Apa??"
Seketika Kak Delvin terkejut.

"Kenapa Vin? Kamu ngga suka ya sama aku?" Tanya Kak Ira kepada Kak Delvin.

"Kak Ira...mohon maaf sebelumnya, tapi untuk saat ini, bukannya lebih baik Kakak fokus untuk ujian akhir karena Kakak udah kelas XII? Daripada waktu Kakak habis untuk hal seperti ini, lebih baik Kakak gunakan waktu yang ada untuk belajar serius demi mencapai cita-cita Kakak. Dan, Kak Ira itu kan perempuan, jadi menurutku, cara seperti ini kurang tepat Kak. Aku minta maaf karena benar-benar ngga bisa nerima ini, semoga suatu saat, akan ada seseorang yang jauh lebih baik, dan mau serius untuk menjadi pendamping hidup Kakak." Kata Kak Delvin.

Kak Ira tertunduk lesu mendengarnya. Dan mulai menyadari bahwa ia telah melakukan tindakan yang keliru.

"Iya Vin, aku minta maaf kalo udah ganggu waktu kamu." Kata Kak Ira tertunduk lesu.

"Iya Kak nggapapa, kalo gitu aku ke kelas dulu ya Kak, soalnya udah mau masuk." Kata Kak Delvin.

"Iya Vin." Jawab Kak Ira.

Kak Delvin kemudian masuk ke dalam kelasnya, sementara Kak Ira masih diam ditempat dan memikirkan hal yang baru saja dilakukannya.

"Ya ampun Ira...barusan apa yang udah kamu lakuin?! Apa si yang ada di pikiran kamu?! Ayolah Ira...suka boleh, tapi jangan bodoh...malu sendiri kan jadinya...ah! udah lah, aku ke kelas aja, makanannya biar aku sendiri aja yang habisin." Ucap Kak Ira sambil berjalan kembali ke kelasnya.

Di dalam kelas, Kak Delvin duduk dan mulai membaca buku.

"Udah selesai urusannya sama Kak Ira?"
Tanya Kak Rey.

"Udah." Jawab Kak Delvin

"Ada urusan apa emang?" Tanya Kak Rey sedikit penasaran.

"Nggapapa, ngga penting." Jawab Kak Delvin singkat.

"Oh ya? Kalo ngga penting ngapain Kak Ira sampe bawa kotak makan, terus nyamperin ke kelas pagi-pagi?" Tanya Kak Rey lagi.

"Dilarang kepo." Ucap Kak Kak Delvin.

"Ck, Iya." Jawab Kak Rey singkat, karena tahu Kak Delvin ngga akan mau untuk memberitahunya.

"Hhhhh~ masih pagi ada aja ujiannya."
(Ucap Kak Delvin dalam hati)

.
.
.

Menjaga hati tetap bersih selalu memerlukan perjuangan, dan menjaga jiwa tetap jernih pasti memerlukan pengorbanan.









































ARE YOU MY DESTINY ?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang