Pagi yang hangat, namun bising.
"Duh...gara-gara tadi malem overthingking dulu, bangun tidur jadi kesiangan. Mana sekolah udah rame lagi." Gumam Lisha.
"Lishaa......" Terdengar suara Aya dari belakang berlari mengejar Lisha.
"Lisha...tumben berangkatnya siangan, biasanya kamu berangkat pagi-pagi banget kaya emak-emak mau ke pasar ha..ha..ha.."
"Ck, iya aku bangunnya lagi kesiangan."
"Ya udah lah, nggapapa sekali-kali inih." Kata Aya sembari merangkul Lisha.
"Iya si, tapi suasananya jadi udah panas guys, bikin males." Ucap Lisha.
"Ha?! Apa? Seorang Lisha bisa males? Ngga percaya tuh." Ucap Aya.
"Hmm..ya udah lah, terserah kau."
"Uluh...uluh...eh iya Sha! nanti jangan lupa kita ada rapat lagi loh..."
"Iya iya, aku tau, tenang aja aku ngga bakalan kabur dari rapat."
"Hoho...oghey." Ucap Aya.
Lisha dan Aya menuju ke kelas. Pelajaran berlangsung seperti biasa.
Tugas dan ulangan sudah menjadi warna yang harus ada di dalam kehidupan para siswa. Murid-murid sangat serius dalam belajar, karena di depan kelas sedang ada guru killer yang mengajar. Hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Itu artinya sudah waktunya untuk pulang."Akhirnya...selesai juga...ini sekolah apa kelas uji mental si...bisa-bisanya 3 mata pelajaran gurunya killer semua, jadi deg-degan mulu dari tadi, bikin hampir sesak nafas tau ngga, ya kan Sha?" Aya menoleh dan melihat ekspresi Lisha yang ternyata biasa aja.
"Ya ampun Lisha....bisa-bisanya mukamu ngga ada tegang-tegangnya sama sekali." Kata Aya sambil menggelengkan kepalanya.
"Aya, yang namanya guru pasti ada yang baik, lembut, tegas, itu udah biasa, nah tugas kita itu tinggal belajar dan ambil ilmunya aja, ya kan?" Kata Lisha sambil membereskan buku dan alat tulisnya.
"Huh...iya deh iya, eh kita langsung ke ruang organisasi aja yuk." Ucap Aya.
"Okey."
*********
Diruang organisasi, para anggota sudah berkumpul sesuai dengan Divisi masing-masing. Aya dan Lisha bergabung dengan Kak Delvin karena mereka satu Divisi. Kak Delvin sebagai Koordinator Divisi Perekap, mulai membuka diskusi.
"Nah, Lisha sama Aya, tugas kita adalah menyiapkan semua perekap yang nanti akan dibutuhkan untuk acara lomba, seperti mic, banner, sewa panggung, dan perekap lainnya." Ucap Kak Delvin sambil melihat daftar perekap yang akan dibutuhkan untuk acara lomba.
"Kak izin bertanya, untuk semua perekap itu, apa cuma kita bertiga yang akan cari semuanya?" Tanya Lisha.
"Ngga Sha, kalo semua itu cuma kita yang nyari, bisa encok kita, tenang...nanti kita bakal dibantu sama teman-teman yang lain juga ko, karena di organisasi OSIS kita ngga boleh egois, jangan mentang-mentang bukan Divisi kita, jadi kita bodo amat sama Divisi lain, ngga boleh gitu, karena gimanapun kita semua tetap satu organisasi yang sudah seperti keluarga, jadi harus saling bantu, oke?" Kata Kak Delvin.
"Oke Kak." Lisha dan Aya menjawab bersamaan.
"Nah kalo gitu, hari ini kita cari perekap dari yang paling berat dulu, yaitu sewa panggung. Untuk sewa panggung, yang tau tempat sewanya itu Kak Rey, jadi kemungkinan kita akan ke tempat sewa panggung ber empat, diantara kalian ada yang bisa naik motor?" Tanya Kak Delvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARE YOU MY DESTINY ?
Genç KurguLisha yang ngga peduli soal perasaan, mulai menyadari akan hadirnya perasaan asing yang menyebalkan! ⚠️ Say no to plagiat . . ...