Part 9

460 72 31
                                    

"Won-a, hyung di kasur ini. Kamu di kasur sebelah. Anak itu biarkan aja tidur di lantai," ujar Sunghoon sambil mengeluarkan barangnya.

Ni-ki yang mendengar ucapan Sunghoon hanya bisa menundukkan kepalanya dan menggenggam tasnya erat. Sunghoon melirik Ni-ki, tetapi dia pura-pura tidak tahu dan melanjutkan pekerjaannya.

"Sini Ni-ki, kamu beresin baju milik ku dulu,"panggil Jungwon.

"Nee hyung." Ni-ki segera menghampiri Jungwon dan membantu merapikan bajunya.

Sunghoon yang sudah selesai merapikan baju miliknya, dia mengajak Jungwon keluar. "Ayo keluar, Heesung hyung nyuruh kita makan."

Ni-ki yang mendengar Sunghoon memanggil Jungwon merasa iri.

"Hyung duluan aja. Mau ke kamar mandi dulu, nanti aku nyusul," kata Jungwon beralasan. Padahal niatnya bukan ke kamar mandi, Jungwon hanya mau bicara sebentar dengan Ni-ki.

Setelah Sunghoon menutup pintu, Jungwon menghampiri Ni-ki. "Baju kamu letak saja di sebelah bajuku."

"Gak papa hyung?" tanya Ni-ki kaget.

"Hm gak papa," jawab Jungwon kemudian berlalu pergi.

"Makasih hyung," ucap Ni-ki senang.

Walaupun Jungwon hyungnya mengatakan itu dengan wajah datar, tapi itu udah buat Ni-ki senang.

"Jungwon hyung baik sama Ni-ki. Semoga aja Jungwon hyung bisa sayang ke Ni-ki."

--

Sunghoon menghampiri yang lainnya di meja makan dan duduk di sebelah Suno.

"Jungwon mana Hoon-a?" tanya hyung tertua.

"Kamar mandi," jawab Sunghoon singkat, lalu memakan makanannya dengan hikmat.

"Balikin ayamku hyung." Suno memukul bahu Jake. Seperti biasa, ada saja keributan yang dilakukan Suno dan Jake di meja makan.

"Ini punya hyung, enak aja," sahut Jake usil. Anak satu ini sepertinya tidak bisa hidup kalo gak ngusilin Suno. Sudah tau adeknya gampang emosian, masih aja diganggu.

"Iss, Jay hyung," adu Suno pada Heesung yang duduk di depannya.

Heesung menghela napas, "Huft, Jake kembalikan ayamnya."

"Hehe baik hyung," ucap Jake nyengir.

Jay yang melihat kembarannya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Tidak lama kemudian, Jungwon menghampiri meja makan dan duduk di sebelah Jay.

"Kenapa lama Won-a?"tanya Jay.

"Kamar mandi hyung," jawab Jungwon.

"Won-a, anak sial itu..ngapain dia?" tanya Jake.

"Tadi aku suruh beresi pakaianku hyung," jawab Jungwon.

"Bagus itu Jungwon-a, suruh-suruh aja anak sial itu. Biar tahu rasa dia," ujar Heesung.

"Bener itu hyung, sekalian jangan beri makan dia," sahut Suno yang diiyakan oleh yang lainnya.

Jungwon yang mendengar perkataan Suno merasa khawatir. Mau makan apa adiknya kalo gak ada sisa makanan. Apalagi Ni-ki tidak mempunyai uang banyak dan pola makannya benar-benar berantakan karena kadang makan kadang tidak. Jungwon bertekad setelah ini dia akan mengajak Ni-ki keluar dengan dalih ngejadiin dia babu.

Sunghoon melihat kekhawatiran tergambar di wajah Jungwon. Walaupun hanya samar, tetapi Sunghoon bisa melihatnya. "Sayangi Adek kita Won-a. Maaf hyung belum bisa menyayangi Ni-ki. Ego hyung lebih besar daripada rasa sayang hyung," ucap Sunghoon dalam hati.

--

Disinilah Jungwon dan Ni-ki sekarang, mereka berada di sebuah restoran yang letaknya sedikit jauh dari penginapan. Jungwon pamit pada Heesung dengan membawa Ni-ki dengan dalih membantunya membawa barang. Padahal mah bukan itu alasannya. Jungwon hanya mau mengajak Ni-ki makan makanan yang enak.

"Hyung, kita mau ngapain disini? Bukannya kita mau beli gelang ya hyung?" tanya Ni-ki penasaran, karena hyungnya tadi mengajak dirinya pergi untuk menemaninya membeli gelang. Tetapi kenyataannya sekarang mereka malah ada sebuah kedai makanan kecil yang ada letaknya sedikit jauh dari villa yang mereka tempati. "Bukannya Jungwon hyung udah makan ya," pikirnya.

"Itu bukan urusanmu," jawab Jungwon dengan nada ketus. Ni-ki menundukkan kepalanya ketika mendengar nada ketus Jungwon.

Jungwon merasa bersalah melihat Ni-ki menundukkan kepalanya dengan wajah muram. Mulut dan wajahnya memang sulit dikontrol jika sedang berbicara dengan adiknya.

Jadi Jungwon berbicara lagi dengan suara yang sedikit lembut, "Pesan aja apa yang mau kamu makan." Walaupun sedikit canggung, tetapi Jungwon berusaha berbicara santai dengan Ni-ki.

"Hyung aja yang makan. Ni-ki gak papa kok gak makan," ucap Ni-ki menolak, karena sebenarnya dia sedikit trauma diajak makan seperti ini. Dulu, Ni-ki pernah diajak oleh Jay, Jake, dan Suno ke sebuah restoran dan dipermalukan disana. Ni-ki ditertawakan oleh mereka bertiga dan juga pengunjung disana yang kebetulan saat itu memang sedang ramai. Maka dari itu, Ni-ki sedikit was-was diajak ke makan oleh Jungwon.

Mendengar penolakan dari mulut Ni-ki, Jungwon menatap Ni-ki dengan tatapan datar yang membuat Ni-ki takut. Karena takut dengan tatapan datar kakaknya, mau tidak mau Ni-ki memesan makanannya. Kebetulan perutnya memang sudah berbunyi dari tadi minta diisi.

Setelah memesan, Ni-ki menatap Jungwon yang sedang sibuk dengan bukunya. Ni-ki masih bingung kenapa hyungnya ini mengajaknya kesini. Bahkan sampai makanannya datang pun, Jungwon tetap diam dan makan dengan tenang. Tidak ada tanda-tanda dari Jungwon yang untuk mempermalukannya. Benar-benar diluar perkiraannya.

Walaupun Ni-ki tidak tahu mengapa Jungwon tiba-tiba baik kepadanya, tetapi dia sudah gembira sekali bisa makan bareng dengan salah satu hyungnya.

"Ni-ki senang bisa makan bareng sama Jungwon hyung. Ni-ki gak tau Jungwon hyung udah sayang sama Ni-ki atau belum. Tapi Ni-ki tetap akan nunggu Jungwon hyung dan hyung yang lainnya untuk bisa sayang lagi sama Ni-ki. Walaupun Ni-ki harus nunggu sampai 50 tahun lagi, Ni-ki tetap sanggup," ujar Ni-ki dalam hati.

Semoga harapan kecil dari anak itu bisa terkabulkan, dan dia bisa mendapat kebahagiaannya.

Jungwon melihat Ni-ki yang makan dengan lahap. Sepertinya adiknya sangat menyukai makanannya, dilihat dari makannya yang belepotan itu. Ternyata adiknya tidak pernah berubah ketika memakan makanan kesukaannya. Pasti ada saja noda yang tertinggal di mulutnya. Kemana saja dia selama ini, kenapa dia bisa melupakan kebiasaan Ni-ki yang satu ini. Padahal dulu dia yang sering membersihkan wajah adiknya yang kotor.

"Tunggu hyung Ni-ki, hyung janji bakal sayang sama Ni-ki," Pinta Jungwon dalam hati.

Ni-ki yang dari tadi merasa ditatap, mendongakkan kepalanya dan bersitatap dengan Jungwon. Ni-ki menelengkan kepalanya, "Ada apa hyung? Ada yang salah sama wajah Ni-ki ya?"

"Lihatlah wajahnya yang polos itu, sangat imut," pikir Jungwon.

"Hm, wajahmu kotor. Belepotan banget makannya," jawab Jungwon pura-pura acuh tak acuh.

"Hehe, Ni-ki kalo makan memang selalu begini hyung," balas Ni-ki sambil mengusap mulutnya dengan tisu.

Melihat kelucuan Ni-ki, Jungwon tanpa sadar tersenyum. Seakan-akan bebannya terangkat sedikit dengan hanya melihat Ni-ki. Jungwon baru sadar ternyata obat dari luka yang ada pada dirinya bukan dengan menjauhi Ni-ki, tetapi dengan tetap berada di dekatnya.

Tbc

Appo HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang