Part 2

532 71 32
                                    

Keesokan paginya, Ni-ki bangun kesiangan. Dia kaget ketika melihat ke arah jendela yang sudah terang. Ni-ki cepat-cepat mandi dan berpakaian. Syukur aja, Ni-ki itu tipe orang yang menyusun buku yang akan dibawanya di malam hari. Jadi, dia bisa langsung membawa tasnya dan turun ke lantai bawah.

Ni-ki berhenti sebentar ketika sampai di lantai bawah. Dia melirik ke arah meja makan. Dulu, biasanya disana mereka makan pagi bersama-sama. Eomma (ibu) nya memasak, appa (ayah) membaca koran dan Heesung hyung dan Jay hyung yang biasa membangunkan adik-adiknya. Ni-ki benar-benar rindu masa-masa itu.

Biasanya Ni-ki berangkat ke sekolah dengan menggunakan bus. Tetapi karena dia sudah telat, makanya dia harus berjalan kaki karena sudah ketinggalan bus.

--

Saat sampai di kelas jam pelajaran pertama sudah dimulai.

"Maaf ssaem (artinya guru) saya terlambat,"

Guru itu pun menghentikan penjelasannya menoleh ke arah Ni-ki kemudian mempersilahkannya masuk. "Masuk, lain kali jangan terlambat lagi," pinta Han ssaem. Beruntung hari ini Han ssaem sedang dalam keadaan mood yang baik. Secara Han ssaem dikenal sebagai guru yang galak dan sering menghukum siswanya jika telat masuk.

"Terima kasih ssaem," kata Ni-ki sopan lalu jalan ke arah tempat duduknya di paling belakang dekat jendela.

Meja dan kursinya penuh dengan coretan mengolok-olok dirinya. Yap, Ni-ki di bully oleh teman sekelasnya. Dia selalu menjadi bahan cemoohan dan mendapatkan perilaku kasar dari yang lainnya. Tidak ada yang mau duduk di samping mejanya dan berteman dengannya. Setiap harinya Ni-ki habiskan waktunya dengan menyendiri di dalam kelas atau mencari tempat sepi lainnya.

Tidak mau ambil pusing dengan coretan yang ada di meja, toh itu bisa dia bersihkan nanti. Ni-ki mulai mengambil alat tulisnya, menyimak penjelasan Han ssaem sambil sesekali mencatat bagian yang penting.

"Cukup sampai disini pembahasan kita, jangan lupa kerjakan soal fisika halaman 56 sampai 58," kata Han ssaem sembari membereskan barang bawaannya.

--

Ketika jam istirahat, Ni-ki ke kamar mandi untuk mengambil air. Dia harus membersihkan mejanya yang penuh denga coretan teman sekelasnya. Namun ketika Ni-ki berjalan di koridor, Ni-ki tidak sengaja menyenggol seorang kakak kelas yang berlawanan arah dengan dirinya.

"Ma..maaf sunbae (senior), Ni-ki gak sengaja," ucap Ni-ki meminta maaf kepada senior yang ditabraknya.

"Enak banget kamu minta maaf. Kamu pikir kamu siapa hah?" ujar senior itu emosi.

Dia memukul Ni-ki dengan kejam dan menjadi tontonan gratis disana. Kedua teman dari senior itu juga ikut membantu memukuli Ni-ki. Mereka sangat tega memukul anak sepolos itu, bahkan luka yang dia dapatkan dari hyungnya belum hilang. Kini dia harus mendapatkannya lagi dari kakak kelasnya.

"Tidak apa-apa Ni-ki, kamu kuat," ucap Ni-ki di dalam hatinya.

Setelah memukuli Ni-ki, mereka meninggalkan anak itu begitu saja. Sungguh kejam sekali mereka. Ni-ki mencoba berdiri dan berjalan tertatih-tatih menuju ruang uks. Dia harus membersihkan lukanya.

Ni-ki membuka pintu ruang uks. Di ruang uks dijaga oleh Kim Do hyun ssaem yang sudah sangat kenal dengan Ni-ki. Karena Ni-ki yang sudah sering dan langganan menjadi pasien di ruang uks.

"Kali ini kenapa lagi?" tanya Kim ssarm yang sudah hapal dengan tujuan Ni-ki ke uks. Anak itu pasti akan mengobati luka yang didapat dri teman sekelasnya atau kakak kelasnya.

"He he, masalah kecil ssaem," ucap Ni-ki cengengesan.

"Ini bukan masalah kecil lagi Ni-ki. Ini sudah masuk pembulian. Kamu harus melaporkan ini ke wali kelasmu," ucap Kim ssaem sambil mengobati luka Ni-ki.

"Tidak perlu ssaem, cukup seperti ini aja. Ni-ki gak mau hal ini menjadi runyam," ujar Ni-ki.

"Terserah kamu aja."Kim ssaem sudah capek memberitahu Ni-ki. Anak itu pasti akan memaafkan apa yang dilakukan oleh teman-temannya pada dirinya. "Sudah selesai, kamu kembali ke kelas sana, udah mau bel."

"Baik ssaem, terima kasih Kim ssaem." Ni-ki membungkuk kepada Kim ssaem dan pamit pergi.

Tbc

Appo HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang