Part 10

406 50 3
                                    

Hembusan angin yang lumayan kencang membuat udara menjadi dingin namun menyegarkan. Ditambah dengan langit yang dihiasi dengan bertabur bintang dan bulan yang yang bersinar terang. Membuat suasana menjadi nyaman dan damai. Ni-ki menatap pemandangan di depannya dengan mata teduhnya. Sesekali ia menutup matanya untuk menghirup udara dengan pelan. Udara disana masih bersih tidak seperti di perkotaan yang bercampur dengan asap kendaraan.

Ni-ki berjalan-jalan di sekitar villa untuk menghindar dari hyungdeul nya yang sedang pesta BBQ di samping kolam renang. Mereka bercengkerama bersama dan tertawa riang tanpa peduli dengan adik mereka yang kecil. Ni-ki sebenarnya sangat ingin ikut bergabung bersama hyung-hyung nya dan makan bersama mereka. Tapi itu hanyalah angan baginya yang tidak akan pernah terwujud.

Ni-ki duduk di kursi taman villa dan mendongak melihat bintang di langit.  Ada satu bintang yang menarik perhatiannya karena dia terlihat paling redup diantara bintang-bintang lainnya yang bersinar terang.

"Bintang itu paling redup di antara bintang yang lainnya. Tapi dia tidak mau kalah, dia tetap mencoba untuk bisa bersanding dengan bintang di sekelilingnya yang bersinar terang. Aku jadi ingin seperti bintang itu yang terlihat lemah tapi memiliki tekad kuat untuk bisa bertahan."

"Terima kasih bintang sudah mengajarkan ku apa artinya kuat dan sabar dalam menjalani hidup," ucap Ni-ki tersenyum manis.

--

Sementara itu di tempat hyungdeul nya, dimana mereka makan dengan lahap dan gembira, tapi tidak dengan Jungwon yang makan dengan tidak nafsu. Akhir-akhir ini Jungwon akan teringat dengan Ni-ki ketika sedang makan. Dia sebenarnya ingin makan berdua saja dengan adiknya jika hyungdeul nya tidak mau makan bersama Ni-ki. Tapi dia tidak berani dan takut hyungdeul nya menaruh curiga padanya.

"Hey Jungwon-a, melamun aja. Sakit ya," tegur Jake. 

Mendengar teguran Jake, membuat yang lainnya melihat ke arah Jungwon.

"Kamu sakit Won-a?" tanya Jay  dengan lembut.

"Eh, enggak hyung, aku gak papa. Hanya sedang memikirkan tugas sekolah hyung," jawab Jungwon mengeles. 

"Kirain apaan, tugas sekolah mah dipikirin nanti aja kalo udah di rumah. Ini kita liburan, buat refresing otak, bukan buat mikirin tugas," ujar Suno asal ceplos. Memang ya si Suno kalo disuruh ngomong pasti jawabannya sarkas bikin hyungnya ngelus dada.

"Huss, jangan begitu Suno. Jungwon-ah tugas sekolah kan sudah kamu kerjakan, jadi tidak perlu dipikirkan lagi. Kalo benar salahnya itu bisa urusan nanti," Ucap Heesung dengan bijak.

"Hm i..iya hyung. Makasih," ujar Jungwon lega, syukurlah mereka tidak curiga padanya.

Sunghoon menyuruh Jay saudara kembarnya untuk makan, sementara dia menggantikan tugas Jay memanggang daging. Sembari memanggang, Sunghoon melihat adiknya yang masih terlihat lesu juga. Yang lainnya terlihat senang terutama Jake dan Suno yang sering membuat keributan dan bertengkar, sementara Jungwon hanya menanggapinya dengan senyum yang dipaksakan.

Sebenarnya, Sunghoon tahu apa yang sedang dipikirkan adiknya itu, tetapi mau bagaimana lagi dia tidak bisa membantu Jungwon. Dia saja belum bisa untuk sayang ke Ni-ki. Ketika Sunghoon bergelut dengan pikirannya, tiba-tiba saja Jungwon berdiri. Sunghoon dan yang lainnya melihat ke arah Jungwon dengan raut wajah bingung.

"Kenapa Won-ah," tanya Jake.

"Kamar mandi hyung, kebelet," jawab Jungwon singkat.

"Oh bilang dong, jangan buat kita kaget. Kirain ada apaan," ujar Suno.

Jungwon jalan menjauh dari meja mereka dan masuk ke dalam villa. Tetapi bukannya ke kamar mandi, dia malah menuju ke arah samping villa yang disana terdapat sebuah taman. Tidak tahu entah apa yang akan dilakukan dirinya disana. Jungwon tampak celingak-celinguk mencari seseorang. Dia tampak tersenyum ketika menemukan seseorang yang duduk di bangku taman. Lalu Jungwon pun menghampiri orang itu yang ternyata adalah Ni-ki.
Dia memperhatikan wajah Ni-ki yang sangat damai menikmati suasana dengan mata terpejam.

"Boleh hyung duduk disini?" Tanya Jungwon dengan wajah penuh harap. Sedangkan Ni-ki nampak terkejut dan membelalakkan matanya.

"Bo..boleh hyung, duduk aja," jawab Ni-ki sedikit gugup. Dia tidak tahu ada gerangan apa Jungwon hyung menghampirinya. Bukankah mereka sedang makan BBQ di belakang? Pikirnya.

Setelah mendapat persetujuan, Jungwon duduk di samping Ni-ki. Dia tampak mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya.

"Ini makanlah," tawarnya kepada Ni-ki yang ternyata dia membawa ssam (Ssam merupakan teknik dari Korea yang cara makanannya harus dibungkus terlebih dahulu. Ssam biasanya mengombinasikan daging panggang dengan ssamjang yang dibungkus dengan daun selada).

"Buat Ni-ki hyung?" Ni-ki tambah kaget lagi melihat Jungwon hyungnya. Setelah tadi menghampirinya, sekarang malah menawarkan makanan ke dirinya.

"Hm ambil," jawab Jungwon singkat yang masih mengulurkan tangannya ke arah Ni-ki.

Karena kesungguhan hati hyung nya, Ni-ki pun mengambil dan memakannya.

"Inyii enwak hyyung," ucap Ni-ki dengan mulut penuh.

"Pelan-pelan makannya. Gak ada yang minta kok," ucap Jungwon sambil membersihkan mulut Ni-ki yang belepotan. Jungwon terkekeh, adiknya begitu lucu dengan pipi menggebung seperti itu. Dia jadi ingin mencium pipi itu. Aduh gemasnya. Sampai-sampai Jungwon menggigit pipi dalamnya karena melihat kegemasan adiknya.

"Hyung mau?" Ni-ki mengulurkan tangannya ke arah Jungwon.

"Nggak, kamu makan aja. Hyung kenyang," tolak Jungwon, karena sejujurnya dia sudah merasa kenyang hanya dengan melihat Ni-ki makan.

"Hmp, Ni-ki gak mau makan kalo Jungwon hyung gak ikut makan," seru Ni-ki ngambek. Dia memalingkan wajahnya dengan bibir yang ditekuk. 

"Ha ha ha." Jungwon tertawa lagi karena tingkah laku Ni-ki.

"Baiklah jangan ngambek, sini suapi hyung." Jungwon mengalah dan membuka mulutnya menunggu suapan dari Ni-ki.

Melihat respon bagus dari Jungwon, Ni-ki tersenyum lebar dan segera menyuapi hyungnya itu.

"Hyung kok bisa ada disini?" Tanya Ni-ki akhirnya setelah dia memakan suapan terakhir.

"Memangnya hyunggak boleh nemeni adik hyung?" tanya Jungwon balik.

"Hehe, boleh aja sih hyung. Tapi ini agak aneh buat Ni-ki," ucap Ni-ki jujur. Dia menggaruk pipinya yang sebenarnya tidak gatal, dia cuman bingung aja.

"Huft." Jungwon menghembuskan nafas pelan.

"Ni-ki, dengerin hyung. Hyung minta maaf udah buat Ni-ki sakit selama ini. Tapi sekarang, hyung mau kita mulai ini dari awal lagi. Ni-ki mau kan maafin hyung dan mulai dari awal lagi?" Jungwon akhirnya bisa mengeluarkan isi hatinya selama ini di hadapan Ni-ki. Dia sudah lama sekali merasakan perasaan ini, tetapi dia tidak ada keberanian untuk menunjukkan nya kepada Ni-ki.

"Ni-ki udah maafin hyung kok. Bahkan sebelum hyung minta maaf pun, Ni-ki udah maafin hyung," ucap Ni-ki menjawab pertanyaan Jungwon dengan senyuman manis.

Mendengar ucapan adiknya, Jungwon merasa terharu, ternyata adiknya sebaik ini. Bagaimana bisa dia menyakiti hati sebaik Ni-ki.

"Jungwon hyung, Ni-ki minta peluk boleh?" Tanya Ni-ki malu-malu.

"Sini." Jungwon membuka tangannya lebar-lebar yang langsung disambut pelukan erat oleh Ni-ki. Jungwon juga tidak kalah erat memeluk Ni-ki.

"Makasih Tuhan udah biat Jungwon hyung sayang sama Ni-ki. Ni-ki seneng banget," ucap Ni-ki di dalam hati.

Hari ini adalah hari yang paling membahagiakan di hidup Ni-ki setelah kedua orang tuanya meninggal. Akhirnya salah satu dari hyung nya mau membuka hatinya untuk Ni-ki.

Tbc

Maaf ya lama up
Ini aku double up kok

Appo HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang