Bab 7. Audience

26 6 0
                                    

Dalam duka masih memiliki duri yang mengikat dengan sangat erat. Roda sejarah baru perlahan-lahan bergerak.

.

Arthur memasuki kediamannya dan menemukan Kieran telah menunggunya di dalam. Adiknya itu sedang bersantai dengan membaca buku klasik di depannya.

"Kau tahu, anak itu telah diajarkan untuk menyembunyikan masalah yang sedang kau usut itu." Kieran membuka suaranya sambil membalik halaman yang dibacanya.

"Mereka sengaja menunda kedatangannya untuk melatihnya." Timpal Arthur duduk bergabung dengan Kieran.

"Kau tidak memiliki ide menggodanya untuk menguak masalah internal kediaman Duke Flèur?" Kieran bertanya karena penasaran.

"Menurutmu?"

"...?"

"Aku tidak tertarik dengan laki-laki." Jawab Arthur melihat wajah polos dan panik adiknya itu.

"Aku tidak mengatakan bahwa kau perlu menggodanya seperti itu. Aku tahu kau sangat mencintai Ashera. Lalu, akan kau apakan anak itu?"

"Aku akan membuatnya membuka mulutnya sendiri dan tidak berani mengucapkan kebohongan di depanku." Tegas Arthur.

******

"Fane." Panggil Noello ketika anak itu telah selesai berbenah untuk memasuki jam istirahatnya.

"Ada apa tuan muda?"

"Mengenai janji itu... kapan Noello bisa keluar dan mencari ibu?" Anak itu terlihat malu-malu mengungkapkan tujuannya.

"Belum saatnya, istana masih mengawasi anda dan sangat sulit bagi saya untuk keluar dari istana." Noello menatap lesu mendengar perkataan pria itu.

"Apa Noello perlu membujuk Putra Mahkota?"

"...."

"Bolehkah?"

"Apa yang anda pikirkan tuan muda. Saya harap anda mengerti posisi anda di dalam istana ini. Anda telah mendengar keputusan dewan istana mengenai kedatangan anda. Selama anda berperilaku baik dan Nona Ashera kembali, anda akan dibebaskan. Jangan pernah mendekati Putra Mahkota dan membuatnya marah."

"Baiklah. Maafkan Noello."

"....."

Keesokan paginya Noello dipanggil untuk melakukan audensi. Untuk kali ini, ia benar-benar akan melakukan audensi yang sebenarnya setelah sebelumnya tertunda. Karena pembicaraannya semalam bersama Fane, Noello kembali menata dirinya dan memperbaiki kesalahannya. Mulai membatasi dirinya dan kembali mengingat apa yang telah dipelajarinya sebelum memasuki istana.

Anak itu memasuki Pavillium Timur dan menemukan telah duduk dua orang di dalam sana. Segera anak itu mendekat dan memberi hormat.

"Noello Flèur memberi salam pagi kepada Yang Mulia Putra Mahkota dan Pangeran Muda. Semoga berkat dewa selalu menyertai anda sekalian." Ujarnya menunduk memberi hormat.

"Silahkan duduk dan bergabung bersama kami." Seru Kieran mengajak Noello untuk mengambil tempatnya.

"Karena kau sudah datang, kami akan memanggil Kardinal yang akan menjadi gurumu." Kieran kembali melanjutkan perkataannya ketika Noello telah bergabung bersama mereka.

Anak itu menunduk sebentar pada Kieran sebelum mengalihkan tatapannya pada Putra Mahkota. Sebelumnya saat audensi pertama Noello, anak itu tidak terlalu fokus sehingga ingatannya tentang Putra Mahkota tidak begitu jelas. Namun, saat keduanya dipertemukan hari ini, Noello akhirnya sadar bagaimana pria itu dapat bersanding dengan saudari perempuannya.

Interlude : The Soul of Heaven EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang