Semua sejarahnya tidak ada yang sesuai, penuh intrik dan tipu daya.
.
Bukan keinginan Noello saat dirinya mengetahui rahasia yang disembunyikan sang kakak tiri, Ashera Flèur. Karena itu sejak awal ketika Noello mengerti bahwa dirinya adalah anak seorang bangsawan ternama, dirinya mulai membenci hidupnya. Bertingkah semaunya dan tak peduli pada siapapun, bahkan sering merepotkan orang-orang yang sering mengawasinya.
Noello bukan tidak pernah bertemu dengan Nona Muda Kediaman Duke Flèur itu. Hanya saja pertemuan mereka selalu dibatasi oleh Duchess Hill. Wanita bangsawan itu merasa Noello adalah aib dalam hidupnya dan mencemari kesucian Bangsawan Flèur maupun Hill. Noello sendiri pernah bertemu Nona Ashera ketika usianya menginjak 5 atau 6 tahun, dimana waktu itu ia telah dipindahkan dan disembunyikan di dalam Kediaman Grand Duke Hill. Pertemuan mereka sangat unik, ketika Nona Ashera berkunjung ke Mansion Grand Duke Hill untuk menyapa kerabat dari ibunya. Nona Ashera sendiri memiliki kebiasaan mengunjungi Rumah Utama Grand Duke Hill dua kali dalam setahun. Karena itu setidaknya setiap dua kali dalam setahun, Noello akan bertemu dengan Nona Muda itu.
Namun, suatu hari ketika sedang sibuk melarikan diri dari kelas etika yang paling dibencinya. Noello tak sengaja melihat Nona Muda itu sedang membaca sebuah buku. Bersenandung sebuah bait dalam buku yang selalu dibawa sang kakak setiap harinya.
"....perpisahan bukanlah tragedi. Di kerajaan peri, tanah keabadian, jiwaku akan berada di kapal untuk hidup selamanya. Di suatu tempat, di bawah langit penuh bintang. Mulia dalam keagungan wahai dewa keabadian, Liebe...."
Kalimat itu selalu diucapkan Ashera meski helai-helai kertas itu selalu dibaliknya. Seperti sihir, kalimat itu terngiang dan membekas dalam otak Noello. Ketika ditanya pada Nona Muda itu dengan senyum lembutnya Ashera akan menyebut bahwa itu adalah doa magis yang sangat manjur mengusir para penjahat.
Awalnya Noello tak menghiraukan kalimat penuh kekuatan sihir itu. Baginya doa itu sangat tidak masuk akal. Karena dirinya sejak lahir tidak memiliki energi spiritual, anak itu tidak pernah peduli dengan yang namanya sihir. Namun pada sore hari ketika musim gugur tiba, Noello kembali mengulang kejadian yang sama. Lari dari kelas etika miliknya. Dirinya menemukan sang kakak tirinya itu di dekat danau belakang mansion Hill sedang merapalkan sebuah kalimat sihir yang sangat luar biasa bagi Noello.
".... kepada engkau yang menyukai matahari, menyiramiku dengan air surgawi, membentuk duniaku serta membawa badai ketika senja tiba... aku memanggil engkau wahai dewa-dewiku..."
Dan dari situlah Noello percaya, bahwa sebuah mantra sihir sangat luar biasa ketika dimiliki oleh seseorang. Berlari dengan sangat girang ketika melihat 4 peri-peri kecil mengelilingi kakak tirinya itu.
"Siapa meleka? Wah... cantiknya." Pekik anak itu dengan lidah cadelnya saat melihatnya dari dekat.
Ashera tersenyum melihat betapa antusias sang adik menemukan peri-peri kecil menari-nari di depannya.
"Mereka adalah reinkarnasi para dewa-dewi, Noello."
"Lein... apa itu?"
Ashera tertawa dengan anggunnya mendengar bagaimana sang adik begitu kesusahan mencerna perkataannya.
"Mereka adalah peri yang akan selalu melindungi kita." Bisik Ashera membawa adiknya masuk ke dalam pelukkannya.
"Seperti pengawal kakak?"
"Ya, seperti Fane."
"Lalu kenapa hanya kakak yang bisa memanggilnya? Ajali Noello untuk memanggil meleka. Noello juga mau punya satu peli. Noello ingin melindungi kakak dengan peli-peli itu." Anak itu memekik sambil menunjuk-nunjuk peri-peri yang ada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Interlude : The Soul of Heaven Emperor
FantasiTittle : Interlude "The Soul of Heaven Emperor" Genre : Fantasy, Mitologi, Semi Action, Romance, Sci-fi, Shounen Ai, Bromance Status : Ongoing Publish : [22.11.23 - ] Author : Khey NocQend Subtittle : Indonesia Deskripsi: "Love starts from closene...