PROLOG

115 14 6
                                    

PROLOG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PROLOG.

"Kak Sagara, Thania mau main juga!" Pekik seorang gadis kecil membuat kedua bocah laki-laki itu menoleh padanya.

"Thania ngapain ke sini? Di sini panas tau, kamu pulang aja sana main sama Zia," omel bocah laki-laki yang memiliki mata sipit itu.

"Ishh! Reygan, Thania mau ikut main basket juga!" Rengeknya.

"Thania, aku sama Sagara lahir di hari, tanggal, bulan dan tahun yang sama kenapa cuman dia yang kamu manggil kakak?" Protes Reygan.

Ia tak terima jika gadis kecil yang sering ia panggil Thania itu hanya memanggil Sagara kakak tapi tidak dengannya. Padahal dia dan Sagara, lahir bersamaan, walaupun hanya beda waktu.

"Karena kak Sagara lebih tinggi dari pada kamu!" Kata Thania lalu memeletkan lidahnya —mengejek Reygan.

"Sudah! Sudah! Thania boleh ikut main," lerai Sagara membuat Thania kegirangan tapi tidak dengan Reygan.

"Awas yah kalau sampe jatuh terus luka," peringat Reygan pada Thania.

Sagara dan Reygan pun mengajarkan kepada Thania cara bermain basket. Mereka terus bermain dengan penuh tawa, tanpa terasa hari sudah sore.

"Hufttt, capekk!" Keluh Thania lalu duduk di pinggir lapangan.

Reygan dan Sagara duduk di sisi kiri dan kanan, Thania yang sedang berduduk sila. Thania mengeluarkan sebuah crayon dari saku celananya lalu menuliskan namanya di lantai lapangan basket.

"Esther Athania Aghata," gumam Thania.

"Sekarang kak Sagara." Thania memberikan crayon berwarna merah itu pada Sagara.

"Sagara Byantara Akhtar," kata Sagara lalu memberikan crayon itu pada Reygan.

"Reygan Naka Rahardian."

Thania mengangkat kedua kelingkingnya. "Janji kita akan bersahabat sampai kita tua nanti?"

Baik Sagara dan Reygan menautkan kelingking mereka di kelingking mungil Thania.

"Kita akan menjadi teman selamanya," ucap Reygan.

"Janji bakal jagain Thania juga?"

"Kita janji bakal jagain kamu, iyakan Rey?" Tanya Sagara sembari melirik pada Reygan yang tersenyum memperlihatkan lengkungan matanya yang berbentuk seperti bulan sabit ketika tertawa.

"Yuk, kita anter pulang nanti kamu di cariin bibi," ajak Reygan lalu meraih tangan Thania untuk pulang karena mereka adalah tetangga.

"Kak Sagara hati-hati yah pulangnya," kata Thania pada Sagara yang berbeda arah dengan jalan menuju rumahnya dan Reygan.

Sore itu Reygan dan Thania pulang menuju rumah mereka di iringi dengan candaan yang di yang buat Reygan.

"Reygan, Thania senang tuhan kirim Reygan dan kak Sagara ke dalam hidup Thania," ungkap Thania membuat Reygan tersenyum.

"Aku juga senang bisa ketemu kamu sama Sagara, janji yah jangan suka bikin aku khawatir?" Pinta Reygan dan dengan cepat Thania mengangguk lalu menggandeng tangan Reygan.

••••

CERITA INI THORA BUAT SPESIAL UNTUK PENGGEMAR 98LINE YAH🫶🏻

NEXT???

TRUE FRIENDSHIP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang