Vero berjalan mendekati Omanya, mengulurkan tangannya untuk mencium tangan Omanya. Wanita berumur lebih dari setengah abad itu justru menatap Kara dengan penuh selidik. tidak begitu peduli akan cucu laki-lakinya. Sekali pandang saja semua orang tahu kalau wanita itu tidak terlihat menyukai cucunya.
Apakah karena Vero adalah anak dari seorang perempuan sepertinya ? tapi, apakah Oma Vero tahu dialah ibu Vero ? semasa menikah dengan Leo Kara sama sekali tidak pernah bertemu dengan ibu laki-laki itu. terus terang namanya saja dia tahu dari internet saat tanpa sengaja mencari-cari berita tentang anak-anaknya. Oma Vero adalah wanita berdarah campuran. Setengah darahnya adalah Prancis. Begitu juga dengan darah Opa Vero, tapi bedanya beliau adalah pencampuran Spanyol dan Indonesia.
Kara kebingungan sendiri bagaimana harus bersikap, situasinya adalah wanita di depannya ini adalah mantan ibu mertuanya, semua akan baik-baik saja kalau beliau tidak mengetahui siapa Kara sebenarnya, tapi bagaimana kalau beliau tahu ?
"siapa kamu ?", suara wanita itu terdengar dingin di telinga Kara. Meskipun sosoknya anggun, tapi beliau tidak memiliki lemah lembut sama sekali. Bukan berarti beliau berbicara kasar. Tapi dengan mendengar beliau bicara, Kara merasa sangat jelas akan status sosialnya. Wanita ini angkuh. Tidak heran anak lelaki yang setahu Kara adalah satu-satunya memiliki sifat yang sama. Apakah suaminya juga begitu ? betapa tidak mengenakkannya interaksi keluarga ini. Dan Vero serta Varo harus bergabung dalam keluarga ini. Akan jadi apa putra-putranya ?
"saya Baby Sitter Tuan Varo dan Tuan Vero, Nyonya", Kara menjawab sambil menunduk, tentu dia tidak akan menatap wanita itu, bisa-bisa beliau marah karena ketidaksopanannya. Dia juga tidak mengenal namanya. Bukannya berniat menyembunyikan namanya, tapi karena sadar diri, Nyonya besar ini tidak akan peduli sama sekali akan namanya. Memang siapa dia ? hanya seorang Baby Sitter.
"Ya sudah, kerjakan tugas kamu",
Kara langsung menganggukkan kepala, bersama Vero dia langsung naik kelantai atas, untuk menggantikan pakaian Vero dan memastikan bocah itu tidur siang selama satu jam.
"Vero nggak suka Oma", Kara berhenti memilah milih pakaian yang ganti untuk Vero, menoleh untuk menatap Vero yang duduk di atas tempat tidurnya dengan wajah sedih. Kara tersenyum menenangkan.
"kenapa ?", tanyanya.
"Oma nggak sayang sama Vero"
"Vero nggak boleh ngomong gitu"
"emang gitu. Oma nggak pernah peduli sama kami. sama kayak Papa"
Kara mengangkat tangannya, mengelus rambut Vero yang tertunduk lesu. Kara mengerti perasaan Vero, dia mengenal bagaimana Leo. Tapi tetap saja dia sempat berharap Leo memperlakukan anak-anaknya dengan lebih baik. Ternyata laki-laki itu tidak pernah bisa.
***
Leo menatap lurus sosok perempuan yang duduk angkuh di ruang keluarga seperti telah menunggu kedatangannya. Wanita itu menatap Leo, tidak menunggu putra yang telah di lahirkannya duduk terlebih dahulu saat dia mulai bicara.
Nyonya Rachel Pradipta sangat cantik di masa senjanya. Jangan bayangkan beliau adalah seorang nenek-nenek dengan bengkak pada semua bagian tubuhnya. Wanita ini masih mampu menarik perhatian pria-pria seumur Leo yang sudah pasti lebih pantas menjadi anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Hope
RomanceKara menangis sesenggukan. Tahu bahwa dia takkan pernah bertemu dengan anak-anaknya. Tahu dia takkan pernah melihat mereka. Tahu bahwa dia tidak bisa memberikan ASI setidaknya untuk satu kali saja. Dia tidak tahu wajah anak-anaknya, juga nama mereka...