"Ini kita mau kemana?"
"Muter-muter sambil hiling ke kota. Gapapa kan?"
"Iyoi gas ae~"
(Name) pulang dengan Sae yang tentunya memakai mobil. Rin? Udah pulang sama Meguru dan teman-temannya. Jadi Sae udah ga peduli lagi sama adiknya.
(Name), yang sejak awal diam, hanya bisa duduk tenang sambil melihat pemandangan kota dari balik jendela mobil. Tak ada niat untuk membuka topik, karena (name) udah lelah. Ingin berbicara pun rasanya sangat menyusahkan bagi nya.
'tch mendokuse'Sae tetap fokus menyetir. Sesekali matanya melirik kearah gadis disampingnya. Ingin membuka topik pembicaraan, tapi sialnya perasaannya saat ini merasa canggung. Sesekali menghembuskan nafas kasar.
"Udah makan?"
"Belum"Sae tersenyum tipis, akhirnya bisa meredakan rasa canggung ini!
"Mau kemana?"
"Keepci? Nanti gw bayar sendiri kok, tenang aja"Ini yang disuka Sae tentang (name). Gadis itu tidak bertele-tele jika diberi pertanyaan seperti itu. Apalagi jika menyangkut makanan. Gadis itu pasti akan jujur tentang perutnya yang lapar, atau mau makan apa.
"Gapapa, hari ini gw traktir lo"
Mobil sedikit melaju. Sae tersenyum, yang tentunya tidak akan terlihat oleh (name).
'ini terhitung jadi date juga ga sie?'–Sae
.
.
.
.
.
.
.
.
.Beberapa menit setelahnya, mereka sampai di depan Restoran yang terlihat.....err–cukup mahal(?)
"Tadi katanya ke Kaepci? Kok kesini? Gw ga bawa duid lebih anjir, nanti ga cukup elah," ucap (name) sambil merogoh dompetnya yang cuma ada kertas warna biru.
"Kan udah gw bilang, gw bakal traktir lu. Simpan duid ntuh. Gw yang bayar hari ini," balas Sae sambil mengeluarkan dompetnya yang tebal dan wangy.
(Name) mendengus. Tentu saja, Sae seorang Atlet muda yang berprestasi. Sudah diundang ke berbagai tim Nasional Luar Negeri. Sudah pasti kan Sae punya penghasilan sendiri di umur yang terbilang muda?
"Iya...iyaa. dasar atlet yang lagi naik daun!"
"Kenapa? Kalo lo mau, lo bisa jadi sugar baby gw. Ntar gw beliin apa yang lo mau."
"Maaf lagi engga jual diri🙏"Sae diam-diam tertawa melihat tingkah gadis di depannya.
(Name) berusaha jalan dengan anggunly. Malu, soalnya lagi di restoran bintang 5.
Matanya melirik ke setiap penjuru restoran yang terkesan vintage. Alunan musik ala kerajaan di dongeng. Aroma makanan yang tidak menyengat, tapi memiliki bau yang sangat harum. Dan yang terpenting, ruangan yang dilengkapi fasilitas pendingin ruangan, alias AC.
"Gw serasa gembel kalo disini, anyink" (name), berbisik kepada Sae. Sedangkan yang mendengar, hanya bisa terkekeh mendengarkan gadis-nya.
"Santai aja. Kuy makan bentar. Habis ini baru pulang."
Pada akhirnya, (name) hanya bisa menerima tawaran Sae untuk makan di dalam.
.
.
.
.
."Fwah~! Alhamdulillah kenyang banget gw~ makasih ya Sae! Emuach muach lop yu deh udah mau traktir gw~"
"Yeah. Cualquier cosa por ti, cariño~"
"Artinya apa bang messi?"
"Y sm sm"
"Anjir, singkat amat. Perasaan tadi lu ngucapnya panjang?""Terserah gw lah"
"Yh okh"(Name) kesel, (name) bingung. (Name) pusing, terkadang Sae menggunakan bahasa Spanyol kepadanya. Mungkin (name) harus kursus bahasa Spanyol agar bisa paham apa yang selalu Sae katakan selama ini?
"Gausah cemberut gitu. Nih gw bungkusin eskrim yang tadi lo makan di resto. Kalo kurang, bilang aja. Ntar gw beliin lagi. Kalo lo mau sama resto nya gw beliin."
"Dasar orkay! Ga perlu elah. Nanti diet gw batal gara-gara makan eskrim mulu! Yaudah ah pulang aee~"
"Dih? Ngapain diet diet segala? Kalo embul kan enak? Enak dipeluk"
"Njink?! Enak dipeluk ndas mu! Siapa juga yang mau meluk gw?!"
"Gw"
Di dalam mobil tiba-tiba menjadi sunyi. Suasana terasa canggung. Hanya (name) saja yang merasakannya.
Wajah gadis itu saat ini memerah. Kepalanya terasa panas. Bahkan pendingin mobil tak terasa saat ini.
"Forget what i say. Ini udah sampe. Mau gw gendong kerumah atau lu jalan sendiri?"
"Jalan sendiri lah anjir! Dah ah. Thank you so much for today, Sae!"
(Name) keluar dari mobil, dan segera masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Sae yang diam diam tersenyum menatap gadis itu masuk kedalam rumahnya.
'imut banget sih, haha'
Mobil Sae mulai menjauhi rumah (name). Sekarang mari kita lihat apa yang terjadi saat (name) ingin masuk ke dalam rumah nya.
*Cklek
"BA!!"
"EH AYAM KAISER KEJEPIT GOT!"
"HAYO KAKAK PULANG BARENG SIAPA?! KOK NINGGALIN AKU SIH?!"
"Ha?! Loh kata Sae kamu pulang bareng Rin sama temen kamu yang lain...?"
"IH ENGGA YA! Megu emang pulang bareng Rin. Cuman ya kepaksa tau kak! Rin juga ditinggalin tuh sama kak Sae. Jadinya kami ngojek buat pulang:("
Meguru mulai cemberut kepada kakaknya. Menampilkan sisi imutnya untuk membuat kakaknya merasa bersalah.
"Loh-? Gitu toh. Kakak ga tau ru...soalnya Sae bilang, kamu udah pulang duluan sama temen kamu..."
Meguru kalah. Kalau kakaknya sudah menunduk sambil menggosok leher, sudah seperti bocil kepergok main sampai ke kampung sebelah.
'duh kakak gw imut banget. Boleh siscon ga sieh?!'
"Y-yaudah deh kak. Meguru juga minta maaf soalnya udah ngebentak kakak..."
"Iya gapapa. Ini kakak sama Sae tadi singgah ke resto, terus Sae nge-bungkus eskrim! Untuk kamu aja ya? Kakak udah kenyang soalnya hehe~"
"EH?! Serius kak?! Waaaahhh! Makasih banyak kakaaakkk~"
Meguru mengambil bungkusan yang berisi eskrim tadi dari tangan (name) dengan mata yang berbinar.
(Name) tersenyum, kemudian melangkahkan kakinya ke lantai 2 untuk masuk ke dalam kamarnya.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mi amor
Fanfic"Eres sólo mía"-Itoshi Sae "Artinya apa bang messi?"-Bachira (Name) "Lu goblok"-Itoshi Sae "Asu"-Bachira (Name) . . . . . Itoshi Sae x F!Reader